Bab 8: Anak Bahasa

27 2 0
                                    

Nara baru saja turun dari motor vespa matic milik Langit. Membuka helm, lalu memberikan nya pada Langit. Langit sedari tadi hanya menatap nya, lalu merapikan sebagian rambut Nara yang berantakan.

Parkiran mulai ramai, siswa yang melintas sekilas menatap ke arah mereka berdua. Satu dua menyapa Langit yang di balas senyuman oleh Langit.

"Mau gue antar ke kelas, Nar?" Langit bertanya, sembari menaruh helm di kaca spionnya.

Nara menggeleng, kemudian berjalan beriringan dengan Langit ke dalam gedung sekolah.

"Masih butuh waktu, ya?" Langit bertanya hati-hati.

Nara menggeleng lagi, "Ngga juga, cuma gamau ngerepotin lo aja."

"Siapa pula yang kerepotan kalo cuma anter lo ke kelas?" Langit menatap Nara, yang sedari tadi hanya menunduk.

"Lo jalannya jangan nunduk gitu Nar. Ntar mahkota lo jatuh." Ucap Langit, membuat Nara menoleh.

"Maaf ya Lang, gue cuma lagi bingung aja. Cuma gak pede aja. Padahal lo udah baik banget sama gue." Langit mengangguk tanda ia mengerti.

"Eh itu kan yang kemarin bareng Alvarez, kok sekarang udah ganti ya." Celetuk siswi yang berdiri di koridor. Membuat Langit dan Nara menoleh.

"Lo iri?" Langit bertanya sarkas, kemudian mengabaikan siswi tadi. "Jangan diambil pusing Nar. Orang orang yang gak punya potensi di hidup lo, jangan biarin ngerusak kebahagian lo." Ucap Langit pada Nara, yang di beri anggukan oleh Nara.

"Gue ke kelas dulu ya. Lo yang semangat belajarnya." Kata Nara. Ia tersenyum yang diberi anggukan oleh Langit.

Ia lalu berbelok ke koridor kanan, sedangan Langit lurus lalu naik ke tangga lantai dua.

•••

"Tadi berangkat sekolah bareng siapa, Nar?" Fia yang baru masuk kelas mengagetkan Nara, lalu duduk di sebelahnya.

Nara hanya mengangkat bahu acuh, lalu memasang earphone di telinganya.

"Lo deket sama anak Bahasa?" Fia kembali bertanya, membuat Nara menoleh, urung memutar musik di ponselnya.

Nara menaikkan sebelah alisnya, "Dia anak bahasa ya?" Tanya nya balik.

"Hadeh. Cape banget gue." Fia kesal dengan temannya yang satu ini.

"Namanya Langit Atiandra, kelas XII Bahasa 1, gak pernah ketahuan pacaran sama cewek, cuek, tertutup, terbuka pas lagi mandi aja." Jelas Fia dengan menggebu gebu.

Nara hanya mengangguk-angguk, lalu mengabaikan Fia. Fia yang kesal menarik earphone Nara kuat, membuat pemiliknya meringis dan melotot.

"Lo bisa ga sih nyenengin kalo diajak ngobrol pagi-pagi?" Sungut Fia melotot tak kalah tajam.

Nara memutar bola mata jengah, "Jangan ganggu dulu deh Fi. Gue lagi pingin bersedih pagi ini."

"Ada ya orang sedihnya dibuat sendiri, mandiri banget." Ucap Fia lalu memilih mengeluarkan novel dari tas biru miliknya.

"Lo novel baru lagi?" Nara bertanya, tertarik dengan apa yang di pegang Fia sekarang.

"Dari pacar gue."

Nara melotot serius, "Lo punya pacar Fi? Siapa heh?"

Nara!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang