Bab 10: Pulang sekolah

27 1 0
                                    

Berbahagia lah, agar hancurku tidak sia-sia. Tapi jangan ganggu aku lagi agar sembuhku tidak sia sia. -Nara Athana Sheyla

***

"KERJAIN HALAMAN 64, YANG UDAH KELAR BOLEH PULANG. TUGAS DI KUMPUL DI MEJA BU LAYLA. JANGAN BACOT." Agnesya, ketua kelas XII Bahasa 1 tiba-tiba muncul dari balik pintu kelas, membawa berita yang membuat seisi kelas kegirangan. Itu artinya bu Layla tidak masuk pelajaran.

"Bu Layla hobi banget gak masuk kelas, lupa dia ada cowo cakep di kelas ini." Celetuk Sarep membuka buku pelajarannya sok rajin.

"Pingin muntah gue rasanya." Ivana yang duduk di samping mejanya menyahut.

"Sarep, lu awas aja gak siap tetep pulang, gue pukul pala lo sampe copot." Agnesya menatap garang pada Sarep yang duduk di pojok belakang bersama Andre, didepannya ada Galih dan Farhan, sedangkan Langit duduk di depan Farhan sendirian.

"Gue ngerasa gak lakik di atur atur sama cewek." Gerutu Sarep membuka buku tulisnya kasar.

"Kalian ngapa diem aja monyet?" Sarep bertanya pada keempat temannya yang sedari tadi diam bermain ponsel.

"Cape gue Sar, ngadepin elu." Galih menjawab, "Tapi gue kaga bisa jadi kalem, anjing." Galih memberontak, membanting charger ponsel milik Farhan.

"Charger cewe gue, sialan." Teriak Farhan memungut charger di lantai kelas.

"Songong banget lu mentang punya cewe." Sahut Langit dari depannya.

"Lah emang punya cewe gue, kan gak mungkin gue bilang, charger anak XI Bahasa 1 yang namanya Gabriellla Putri duduknya paling depan sebelah kanan deket pintu." Kesal Farhan.

"Si bucin sampe apal duduknya dimane." Sarep menyahut.

"Emangnya lu kaga punya pacar." Hardik Farhan.

"Tiati lo Han, cewe lu zodiaknya Aries kan? Biasanya zodiak aries jodohnya Gemini kek gue. Lo kan Taurus." Galih nimbrung.

"Saat kamu merasa bodoh, ingatlah masih ada orang yang percaya ramalan zodiak." Celetuk Langit menoleh ke belakang. Kegoda setan setan untuk ribut.

"Bolehkah saya mengatakan anjing di hadapan anda?" Galih berkata kesal.

Keempat temannya terbahak, tapi sedetik kemudian mengunci mulutnya karena Agnesya menatap mereka tajam.

"Pantesan lu ngeselin Gal, zodiak lu gemini." Kata Andre pelan.

"Gue ikhlas lo katain gitu Dre, sebagai manusia yang terlahir sebagai gemini emang selalu di salahkan." Galih berkata pasrah.

"Pulang lo mau kemana Lang?" Tanya Farhan.

"Pergi." Langit menjawab singkat.

"Gue rapat osis lagi." Kata Farhan.

"Gak ada yang nanya woi." Sarep menyahut dari belakang.

"Sialan."

"Pergi kemana Lang?" Galih bertanya kepo.

"Pergi yang gak ada elu." Jawabnya sarkas.

"Gue kayanya pingin ngatain lo anjing beneran deh. Anjing dua kali." Ujar Galih benar-benar kesal.

"Lu kaga ikut ke Nusa Cempaka liat tanding futsal?" Andre bertanya.

"Gue ikut." Jawab Sarep yang ada di sebelahnya.

"Ikut." Sahut Galih ikut ikutan.

"Gue sama Biel juga." Giliran Farhan menjawab.

"Gue nanya Langit, bangsat." Andre berkata kesal. Ketiganya cekikikan pelan, takut Agnesya mengamuk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nara!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang