TAEHYUNG GANENDRA [ END ]

Chapter 44 || Marah

Setelah tadi memarahi sang anak karena nilai nya jelek, Yoongi dan juga Yoona menenangkan pikirannya dengan tidur. Namun sepertinya Yoongi sudah bangun terlebih dahulu karena kini Yoongi tidak ada di samping Yoona.

Jam menunjukkan pukul tiga sore, Yoona baru saja terbangun dari tidurnya dan setelah itu beranjak dari kasur untuk menghampiri Suami nya yang tengah melamun memandangi kaca.

"Mas." panggil Yoona seraya duduk di sebelah Suaminya.

"Hmm.." gumam Yoongi yang masih memandang kaca.

"Jelek banget sih kalo lagi ngelamun." ucap Yoona dan langsung di tatap Yoongi.

"Maksud nya apa ya kak?"

Yoona terkekeh pelan mendengar respon Suaminya, "Abis kamu ngelamun terus, lagi mikirin apa sih?" tanya nya.

"Banyak."

"Apa tuh? Aku ada di pikiran kamu nggak?"

"Always kalo kamu." jawab Yoongi dan membuat Yoona tersenyum.

"Kamu lagi mikirin apa si yang?"

"Banyak."

"Ck, ya apa?"

"Emm.." Yoongi bergumam sebelum berucap dan setelah itu menatap Yoona, "Aku lagi mikirin keinginan Mamah sayang." lanjutnya.

Yoona mengerutkan kening nya setelah mendengar ucapan dari Yoongi.

"Keinginan Mamah? Maksudnya?" tanya Yoona bingung karena memang Yoongi belum memberitahu Yoona tentang keinginan ibunya itu.

"Kamu inget kan waktu di rumah sakit, Mamah suruh aku sama adek masuk?"

"Iya aku inget." jawabnya sembari mengangguk.

"Nah Mamah tuh bilang sayang."

"Bilang apa?"

"Emm, Mamah mau aku, kamu sama adek tuh pindah."

"Pindah? Maksudnya? Pindah kemana?"

"Mansion Ganendra."

"Hah? Nggak ah, aku nggak setuju." tolak Yoona mentah-mentah, Yoongi sebenarnya sudah tahu jawaban Istrinya itu pasti tidak mau, "Terus udah kamu iya'hin keinginan Mamah itu?" tanya Yoona.

"Belum, Mamah kasih aku kesempatan buat mikir-mikir dulu."

"Terus udah ada jawaban nya?"

"Belum."

"Kalo aku sih ya Mas, jujur nggak mau. Kamu tau kan alasan nya kenapa?"

"Iya sayang aku tau kok, aku juga nggak mau."

"Tapi?" ucap Yoona.

"Kok kamu tau sih ada tapi nya?"

"Tapi?" Yoona tak menjawab pertanyaan Suaminya ia malah kembali bertanya.

"Tapi aku kepikiran omongan nya Mamah sayang."

"Omongan apa?"