Final Chapter

1K 147 35
                                    

Ada orang bilang, penyesalan adalah penjara yang membelenggu, yang akan seumur hidup menyekikmu.

Ternyata itu benar.

15 tahun memang lama, dakwaan Juna sudah tuntas, hari ini dia bebas. Satu langkah dia keluar dari lapas, menghirup lenggangnya jalanan bebas yang sudah didepan mata, membuat dia menitikan air mata.

Tidak. Juna sama sekali tidak merasa bebas.

Selepas berjalan beberapa langkah, dia menangis, bukan air mata bahagia melainkan sesuatu yang lain.

Juna sama sekali tidak bebas, semuanya menyekat, kesalahannya menghantui, penyesalan itu akan terus membelenggu dirinya sampai mati.

Umurnya saat ini akan menginjak 40 tahun, masih lajang, tentu saja selama itu didalam penjara tidak mungkin terjadi pernikahan.

Arjuna Yudiratama, mantan napi yang membunuh tunangannya sendiri serta menyiksa fisik dan memerkosanya sebelum dia meninggal, menganiaya fisik maupun mental si korban selama kurang lebih 6 tahun itu hari ini dibebaskan. Namun Juna tidak merasa bebas sama sekali.

Dia seharusnya tidak pantas berkeliaran, ingin mati. Tapi kenapa Tuhan selalu menolongnya? Selalu mencoba bunuh diri karna dalam sel pun dia hanya disiksa banyak napi, sebab narapidana yang menyiksa apalagi membunuh perempuan akan dijadikan samsak bagi mereka yang masuk lapas sebab ingin bertahan hidup untuk istri atau ibu dan anak perempuannya.

Jika saja waktu itu Juna ingin mengerti jika ada yang salah dengan dirinya pada Aluna, ada obsesi gila yang seharusnya dia sembuhkan dengan psikiater bukan hanya terus-terusan menyiksa sebab takut kehilangan, mungkin saat ini mereka sudah berkeluarga, punya 3 anak lucu dan Aluna selalu memasakkan bekal.

Semua hanya angan, tidak akan pernah ada terjadi begitu, tidak akan pernah.













Belasan tahun sebelum Juna ditangkap, berita menyebar ke keluarga Yudiratama. Ibunya menangis luar biasa tak menyangka jika Juna anaknya sebegitunya terhadap calon menantu dia yaitu Aluna.

Di persidangan, Sasa merutuki Juna agar tidak akan pernah bahagia dalam hidupnya. Semua orang bahkan tak pernah menyangka Juna adalah manusia yang seperti ini dan mereka seketika membenci Juna.

Bukan sebab satu kesalahan menutup seribu kebaikan, tapi siapa yang mau tetap menjadi teman yang senang bersandiwara?

Ayahnya marah besar, sempat sakit hingga harus di opname, Juna anak satu-satunya dan dia melakukan apa? Bahkan satu bulan sesudah Juna di vonis, kakeknya meninggal sebab selalu menahan malu. Juna jadi aib keluarga.

Hanya mamanya yang beberapa kali menjenguk. Kasih ibu memang tidak pernah lara apapun yang terjadi dalam hidup anak yang disayanginya.

"Juna? Kenapa kamu lakuin ini ke Aluna?"

Ditanya begitu saat awal-awal, Juna juga tak tahu kenapa. Hanya amarah yang melingkupinya. Lalu penyesalan yang ada mengukungnya. Juna tak tahu dan berakhir dengan tangisan.

Padahal, mama Juna adalah ibu bagi Aluna, Aluna sudah seperti anaknya, anak yang manis yang cantik yang baik. Dia tak menyangka jika dibalik itu semua, putra kandungannya selalu menyiksa.







Stranger's Seat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang