01. both sides

1.4K 220 56
                                    

"Gimana harinya, hari ini?"

Tadi sesudah Aluna pergi dari kfc, Ajun menjemput, mereka jadinya pulang bersama. Ajun atau Arjuna itu tunangannya Aluna. Dia ini anggota himpunan inti iya, asdos matkul iya, coach karate juga juga iya. Yas, the real definition of mahasiswa kura-kura.

"Ya gitu deh, kayak biasanya."

"But you enjoyed it?" tanya Aluna sambil menepuk tangan Juna yang ada disisi rem tangan.

"Kalau aku nggak enjoy, pasti jadi beban banget Anna," jawabnya lalu menggengam tangan Aluna. "Aku pasti ngeluh terus tiap kita ketemu. Tapi, ya, waktu muda itu harus banyak yang dicoba sayang, cause being young will not came twice right?"

"I knooow right?" tawa Aluna.

Sebelah tangannya yang bebas dia tumpukan ditangan Juna yang menggenggam tangan kanannya. "Juna hebat, tapi kalau Juna capek, istirahat dulu ya jangan dipaksain," katanya lembut.

"Thank you."

Then they kissing. Sebatas kecup, dilanjuti dengan karaoke session dan obrolan-obrolan tentang apa aja. Anak muda, ya.






Sampai.

Mobil Juna sudah terparkir didalam pekarangan kosan Aluna, bertepatan dengan Sasa yang baru pulang dianter Reza juga, atau pacarnya. Aluna diem dulu di gerbang yang hampir tertutup ini, liatin Sasa sama Reza.

Sasa ini sahabat karibnya dan teman satu kos juga.

"Baru pacaran bu???"

"Tolong ngaca," jawab Sasa waktu dia liat Juna jalan ke arah mereka juga.

Aluna tertawa, "gue tau kok gue cantik kalau ngaca."

Mengabaikan ucapan dari Aluna, Sasa beralih menatap Reza yang masih duduk di motor. "Mau langsung pulang, kan, Za?"

Reza mengangguk. "Hm, sana aja kalau mau masuk, nanti gue telpon pas udah dirumah ya?"

"Iya. Ati-ati dijalannya, jangan ngebut. Dadah Eza! Luna gue punya sesuatu—"

Sasa menarik lengan Aluna untuk dibawa masuk, sementara Juna masih diam disini karna katanya Reza mau ngomong sesuatu.

"Apaan, Za?" tanya Juna dengan menumpukan pungunggnya di gerbang. "Kenapa nggak masuk dulu deh?"

"Panggilan darurat ibunda."

Mendengar jawaban Reza, Juna hanya menaikan sebelah alisnya. "Kalau darurat ngapain masih disini?"

"Mumpung ketemu lo, bang, sekalian aja," sahut Reza. "Temen-temen gue ngajak sparing futsal gitu. Nah gue berencana ngajak lo, si Sega sama bang Malik."

"Kapan dulu nih, takutnya sibuk gue?"

"Waduh kerad ya orang sibuk mah bedaa??" canda Reza sambil tertawa renyah, Juna menyahutnya sama.

"Ya jelas beda."

"Oke deh calon bos besar."

"Aamiin."

Stranger's Seat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang