27. her

802 120 76
                                    

🔞

🔞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





_______________

Juna bermalam disini, tidur disebelah Aluna, memerhatikan wajahnya yang tertidur tenang. Aluna kenapa? Kata Sasa sama Latvia, perempuannya ini tiba-tiba menangis berteriak sebelum tertidur seperti sekarang. Ada apa?

"Bang Juna?"

Ada Sasa masuk.

"Kenapa Sa?"

"Maaf banget, tapi boleh nggak kalian ditinggal disini? Sasa mau kasih laporan aja sih bang, nanti jam 8 juga udah balik lagi."

"Loh kok minta maaf? Yaudah nggakpapa sana, Luna kan ada gue?"

"Beneran ya?"

"Santai Sa."

Begitu saja, Sasa berangkat ke kampus. Lia datang, masuk ke kamar. "Belum bangun?" Basa-basi Lia ke Juna, yang dijawab gelengan saja sesudahnya.

"Suka bubur nggak bang?"

"Emang ada tukang bubur sekitaran sini?"

"Lumayan kebelokan sana sih. Tapi ini Aluna harus sarapan yang ringan dulu, disini ada mie doang, masa harus makan itu."

Juna tersenyum, bersyukur karna Aluna dikelilingi orang-orang baik, yang juga termasuk dia. "Boleh deh. Mau dianter?"

"Nggak usah bang, jagain aja Luna. Si Latvi masih tidur soalnya."

"Iya gue tidur." Latvia tiba-tiba ada dan bikin Lia pun Juna tertawa sejenak. Kirain.

Ya udah, begitu Latvia datang, masing-masing dari mereka sibuk sendiri lagi. Tadi Lia sempet nawarin Latvi buat nganter dia, tapi anaknya mager, so yah, Lia doang yang beli bubur, Juna sama dia nungguin Aluna dikos. Sesekali keduanya berbasa-basi memecah hening yang menyelimuti, sebelum Juna izin ke air sekalian angkat telpon, katanya.

Latvi memerhatikan wajah Aluna dari sini, ingatnya teringat tentang lebam dipunggung Aluna kemarin.

"Lo nyembunyiin apa sih dari gue..." Latvia menghela nafas dan mengusap tangan Aluna. Tapi baru hendak dia mengangkat tangannya, ada jemari yang menahan. Dilanjuti dengan tatap keduanya yang bertemu.

Latvia jelas kaget dan spontan berucap, "Astaga?"

"Vi..."

"Ih dari kapan udah bangun? Lo nggakpapa? Udah enakan?" ucapan Latvia terhenti ketika genggaman Aluna tiba-tiba mengerat ditangannya. Kebingungan dari rautnya terasa nyata.

"Nggak mau ketemu."

"Hah?"

"Ajun," Aluna menggeleng. "Tolong biarin dia pergi. Gue nggak mau ketemu dia."

"Kenapa?"

"Please?"

Tatap yang putus asa, genggaman dari jemari yang menguat dan gelengan tegas membuat Latvia makin bertanya-tanya. Apalagi punggung Aluna...

Stranger's Seat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang