-Twelve . Sandyakala

80 12 2
                                    




~~~~~









"Ya Tuhan aku mohon selamatkan papah" monolognya dengan begitu harapan agar ayahnya baik-baik saja.

Sudah hampir 2 jam Sandy menunggu di depan ruangan yang bertulis kan ' ICU.'

Badannya menggigil kedinginan sebab hujan yang membasahi tubuh nya belum lagi sekarang ini dia sangat khawatir dengan ayahnya.

Dia ingin menghubungi bang taeil namun dia ingat kalau dia tidak membawa ponsel, lagi pula dia tidak memiliki nomor ponsel bang taeil.

"Permisi tuan?" ujar seseorang yang menghampiri sandy, dengan seragam polisi yang sangat lengkap dan sesuatu barang yang polisi itu pegang di tangannya.

"Iya pak?" balas nya saat kedatangannya membuat sandy teralihkan dari  kekhawatiran nya.

"Apa benar anda dari keluarga korban?"

"Iya pak benar saya anak nya, ada apa ya pak?"

"Dengan kejadian kecelakaan ini saya menemukan tas milik korban serta barang - barang yang ada di mobil korban, barangkali ingin di simpan"

"Oh baik pak, terimakasih banyak"

"Baik kalau begitu saya ingin kembali untuk menyelidiki penyebab kecelakaan, salam pada papah mu ya"

Polisi itu menepuk pundak sandy lalu pergi dan menghilang dari pandangannya.

Sandy pun kembali duduk setelah dia membungkuk untuk tanda hormat nya kepada polisi itu.

"Ah ini dia handphone papah, kaya nya ku telpon aja bang taeil" monolog nya saat dia menemukan sebuah benda kotak persegi panjang itu.

Sandy menyalakan ponsel milik Kang In lalu mencari kontak Anak nya, dan menemukan kontak yang tertulis 'Taeil' di sana, langsung saja sandy menekan nama kontak itu lalu menelponnya.

"Halo? Kenapa pah" suara bang taeil yang berat itu terdengar dari sebrang telpon ini.

Sangat lembut dan sandy belum pernah mendengar bang taeil dengan suara nya seperti ini.

"Halo bang ini sandy"

"Lho? Berani banget lu pake-pake hp papah"

"Itu bang,  papah..."

"Papah kenapa? Ngomong yang bener!!"

"Pa-papah kecelakaan bang, sekarang papah di rumah sakit"

"Hah?! Kirim alamat rumah sakitnya sekarang!!"

Tut...

Tanpa basa-basi bang taeil pun mematikan telponnya dan sandy pun langsung mengirim alamat rumah sakit yang di mintanya.

Sekarang dia hanya tinggal menunggu abangnya datang dan menunggu dokter dari dalam keluar.

Selagi menunggu sandy ingin melihat-lihat barang apa saja yang papah nya bawa,  tapi dia sedikit takut.

Karena ini milik papah nya, kalo nanti ada yang rusak gimana?

Tapi ada satu benda yang menarik perhatian sandy, yaitu sebuah kotak kecil berwarna coklat.

"Hm, boleh kali ya di liat ni isi kotak" gumamnya sambil membuka tutup kotak itu.

Saat membukanya, tiba-tiba ....

Sandyakala || {ON GOING}Where stories live. Discover now