Epilog; Pelangi.

1.5K 175 21
                                    

Bulan April telah berlalu, datang Mei dengan segala rahasia yang dimilikinya.

Masih bersama Jeno, tidak banyak hal yang berubah meskipun perputaran bulan dalam satu tahun telah berganti.

Jeno masih sama seperti Jeno yang pertama kali mendatangi Renjun.

Indah tak terkira.

Dingin tapi tidak pernah terkikis.

Manis, baik dari tutur kata maupun perbuatan.

Membuat lelaki setangguh Huang Renjun jatuh. Tanpa perantara, tanpa niat terkemuka.

Yang ada hanya bahagia, penuh tawa serta perasaan lega.

Jeno yang pertama, mengulurkan tangan hanya untuk sekedar berkenalan.

Mengajak Renjun bertatap netra yang berakhir harus berkelana. Karena ternyata, di mata Jeno, Renjun temukan dunia.

Jeno yang pertama, membagi rasa tanpa ada dua. Menawarkan bahagia yang belum pernah ada.

Terlalu banyak warna, terlalu banyak tinta untuk catatan yang tidak seberapa. Tapi Renjun suka. Suka dengan sesuatu yang Jeno torehkan ke dalam tiap lembar buku cerita.

Hubungan yang seperti ini, Renjun ingin hubungan yang seperti ini berlangsung lama. Dimana kedua telapak tangan mereka saling menggenggam. Melihat keramaian jalan raya pada waktu petang.

Duduk berdua di bawah pohon rindang, sesekali menyesap teh hangat yang mereka beli lewat pedagang.

Saling bertukar canda, cerita, serta keluhan asa. Tentang rahasia semesta yang tidak ingin terluka. Tentang daun hijau yang merelakan dirinya berguguran. Atau tentang matahari yang selalu rendah hati untuk membiarkan Bulan menjadi terang.

Semuanya, mereka bagikan semua dalam ruah yang tidak pernah punah. Bersatu indah membentuk satu kesatuan yang selaras.

Pelangi. Itulah sebutannya.

Dimana si pendiam Huang Renjun menjadi si ceria di hidup Lee Jeno.

Dan bagaimana si keras kepala Lee Jeno menjadi lunak hanya di depan Huang Renjun.

Sama halnya seperti pelangi, mereka berbeda, tapi justru karena perbedaan lah yang membuat mereka jadi indah.

Beda bukan berarti harus dipisah.

Beda juga bisa cantik. Jauh dari kata upik.

Huang Renjun dan Lee Jeno, sudah membuktikannya.

"Re, tinggal sama aku, mau?"

Renjun menoleh, menatap pantulan wajah Jeno dengan saksama.

"Bareng orangtua kamu juga?"

Jeno menggeleng, menaruh gelas miliknya ke sisi sebelah kiri. Lalu memutar tubuh untuk sepenuhnya berhadapan dengan Renjun.

"Enggak. Tinggal di apartemen Papa."

Senyum itu masih secerah sinar mentari di pagi hari. Yang selalu membungkus Renjun dalam kehangatan penuh harap.

"Emangnya gak papa?"

"Udah cukup kamu berjuang, Re. Sekarang udah jadi tugas aku buat jagain kamu. Kamu punya aku sekarang."

"Je..."

"Kamu percaya kan sama aku?"

Si manis mengangguk antusias. Matanya terasa perih ketika sekilas memori membawanya kembali ke belakang.

Hidup sendiri di kejamnya dunia ini, tidak mudah.

Harus bertahan meskipun raga kadang suka membangkang.

Dipaksa tangguh, padahal setiap malam selalu di hantui rasa rapuh.

Tidak berani memandang dunia dengan kedua mata terbuka, karena selalu ada resah di tiap hembusan napas.

Huang Renjun telah melalui banyak hal. Dan kini ia sampailah pada titik kemenangan. Bertemu Lee Jeno, adalah suatu keajaiban.

"Je, thank you for everything you did to me."

"Tolong bertahan enam tahun lagi ya, Re. Setelah itu, aku pastiin kamu bakal ngeliat dunia yang paling indah. Sampe akhirnya kamu bisa ngerasain kalo ini bahagia yang sering mereka ceritain."

Kepada Tuhan sang menciptakan semesta, tolong dengar yang hati kecil Jeno minta, ya?

Jeno tidak ingin apa-apa. Tidak pula merencanakan hal gila.

Ia hanya ingin terus bersanding dengan Renjun sampai tua. Sampai kedua mata mereka tidak sanggup lagi saling berbagi pandang. Sampai bibir mereka tidak bisa lagi menebarkan senyum mengembang. Sampai malaikat pencabut nyawa memanggilnya untuk berpulang.

Kepada Tuhan sang pencipta semesta, tolong di kabulkan, ya?

Pelangi, complete.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pelangi; NoRen ✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang