Chapter 13

4.1K 698 79
                                    

Noah memakan sarapannya dengan malas-malasan. Bibirnya mengerucut membuat William merasa gemas. Sejujurnya ia sedikit bingung dengan putranya, seharusnya Noah tetap bahagia karena bisa berbicara dengan Rubee setiap malam walaupun sudah beberapa hari wanita itu tidak bisa ditemui. Tapi ada apa dengannya hari ini?

"Daddy, hari aku tidak sekolah ya?"

William menatap Noah sambil menaikkan sebelah alisnya. Noah menggigit bibirnya, tiba-tiba merasa takut.

"Daddy tidak masalah jika hari ini noah tidak ingin bersekolah. Tapi katakan alasannya." Kata William. Ia bahkan berhenti memakan sarapannya untuk menatap Noah.

"Hanya ingin saja." Jawab Noah dengan kepala menunduk.

"Kalau itu alasannya, maka daddy tidak bisa mengizinkannya." Kata William. Ia membutuhkan alasan yang jelas.

"Noah ingin ikut bersama daddy." Beritahu Noah. William terkekeh.

"Apa yang noah inginkan?" Tanyanya. Noah itu sering merasa tidak nyaman jika bersamanya.

"Jika mengenai rubee, daddy tidak bisa melakukan apapun. Poppa sendiri yang mengatakan pada noah bahwa kafe itu harus direnovasi." Sambungnya.

"Tapi apa kak rubee tidak memberitahu daddy dimana dia bersekolah? Noah sudah merindukannya." Tanya Noah. Rubee itu masih bersekolah bukan? Kenapa William tidak mencari sekolahnya saja?

"Untuk apa rubee memberitahu daddy?" Tanya balik William. Jangankan memberitahu dimana universitasnya, ajakan makan malam yang itu saja belum dijawab oleh Rubee.

Noah menundukkan kepalanya. Ia sudah merindukan wanita itu. Bertukar suara saja belum bisa mengurangi rasa rindunya, mereka harus bertemu.

"Selesaikan makanmu, nanti terlambat datang ke sekolahnya."

Perkataan William membuat Noah semakin menekuk wajahnya. Hari ini ia sangat tidak ingin datang ke sekolah.

Dengan wajah tertekuk, Noah diantar pergi ke sekolah oleh William. Wajahnya masih sangat lesu saat berpisah dengan William. Daddy nya tidak mengerti!

"Noah tidak ingin sekolah." Gumam Noah. Kakinya melangkah dengan lesu.

"Noah!"

Noah semakin mengerucutkan bibirnya mendengar suara yang tak asing. Itu Leo, temannya yang selalu menyombongkan apapun.

"Dimana mommy noah? Hari ini kan hari ibu, noah seharusnya datang bersama mommy."

"Hari ibu itu besok, bukan hari ini."

Seorang gadis kecil mendekat kepada mereka. Itu temannya yang lain, Sasha. Gadis kecil dengan ciri khas rambut yang dikuncir dua.

"Benarkah? Leo kira hari ini. Leo sudah meminta mama datang ke sekolah nanti siang."

"Hai noah!"

"Hai juga sasha."

"Ayo masuk! Miss deanna sudah menunggu."

Tangan Noah ditarik oleh Sasha. Inilah yang membuat Noah tidak ingin bersekolah, besok adalah hari ibu. Hari ini mereka diberi tugas untuk membuat surat untuk ibu dan akan dibacakan pada esok hari. Ia tidak mempunyai ibu, lalu bagaimana ia membuatnya? Dan siapa yang akan mendengar isi suratnya?

"Masing-masing ambil satu kertas di atas meja dan mulai tulis surat untuk mama. Mengerti?"

"Mengerti!"

✧༺ Stepmother༻✧

Tidak ada yang bisa Rubee lakukan setelah kelasnya selesai. Kafe tempatnya bekerja ditutup sementara waktu untuk direnovasi dan semua pekerjanya di liburkan.

StepmotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang