Chapter 1

10.9K 837 107
                                    

"Mengapa daddy belum menjemputku?"

Seorang anak laki-laki menggerutu didepan taman kanak-kanak lengkap dengan seragam yang masih menempel di tubuhnya. Ia mengayunkan kakinya karena merasa bosan. Seharusnya ia sudah berada di rumah jika ayahnya tidak telat menjemputnya. Sekolahnya bahkan sudah sangat sepi karena waktu sekolah sudah berakhir beberapa jam yang lalu.

Langit menggelap, rintik hujan mulai berjatuhan dan belum ada tanda-tanda kedatangan ayahnya. Ia mengerucutkan bibirnya. Ia lapar dan uang jajannya pun sudah habis.

"Ada apa?"

Ia menoleh saat mendengar suara wanita. Ia bahkan tidak menyadari bahwa ada orang lain disana selain dirinya. Ia menunjuk dirinya menanyakan apa wanita itu bertanya kepadanya, dan dibalas anggukan wanita itu.

"Daddy terlambat menjemputku." Katanya.

"Sekolahmu selesai 3 jam lalu, selama itu kau menunggu disini?" Tanya wanita tersebut.

"Hm" Gumam anak itu. Wanita itu tampak terkejut.

"Kau bukan guru disini, apa yang kau lakukan disini?" Tanya anak itu.

"Aku tinggal disekitar sini." Jawab wanita itu.

Hujan turun dengan deras diikuti angin yang cukup kencang. Keheningan menemani wanita dan anak kecil tersebut. Cipratan air bahkan sudah mengenai sepatu keduanya.

"Achu"

Wanita tersebut menoleh dan melihat anak kecil yang berbicara dengan dirinya tadi sedang bersin-bersin. Dengan segera ia melepas sweater rajut merahnya, cuaca saat ini terlalu dingin untuk anak kecil terlebih lagi anak itu hanya memakai seragam sekolah tipis.

"Pakai ini! Kau akan jatuh sakit nanti."

"Terima kasih."

Wanita itu tersenyum saat melihat anak laki-laki itu tenggelam dalam sweater miliknya. Jangan salahkan dirinya, ia hanya mengikuti mode sekarang memakai pakaian oversize.

"Apa kau lapar? Jika iya, aku mempunyai roti isi."

Anak kecil itu menatap penuh selidik kepada wanita tersebut. Ayahnya pernah berkata jangan menerima apapun dari orang yang tak dikenalnya.

"Aku tidak berniat untuk menculikmu, jika itu yang kau pikirkan. Aku juga tidak memberikan sesuatu yang aneh di roti isi ini." Kata Wanita tersebut.

Ia bahkan memakan roti isi miliknya agar anak kecil itu percaya.

"Lihat, aku tidak merasakan apapun." Katanya.

Anak kecil tersebut mengambil roti isi yang di ulurkan oleh wanita tersebut. Ia tertegun dengan rasanya. Ini sangat lezat, bahkan koki dirumahnya tidak bisa membuat roti isi yang selezat ini.

"Siapa namamu?"

"Noah." Jawabnya disela kunyahan.

"Nama yang bagus."

"Terima kasih."

Noah terus mengunyah. Ia tidak bisa berhenti mengunyah. Roti isi dari wanita itu sangat lezat.

"Perlahan saja. Tidak akan ada yang mengambil makananmu." Kata wanita tersebut.

Noah tertegun saat wanita itu membersihkan saus yang menempel di bibirnya. Tidak ada yang memerhatikan dirinya seperti ini selain ayahnya. Ia bahkan belum pernah merasakan belaian ibunya. Tanpa ia sadari air mata mengalir dari matanya.

"Astaga! Mengapa menangis? Apa aku melakukan kesalahan? Atau roti itu terlalu pedas untukmu?"

Wanita itu panik saat melihat Noah menangis. Ia takut disangka akan menculik anak tersebut dan ia akan berakhir di penjarakan.

StepmotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang