Chapter 4

4.7K 748 37
                                    

"Apa kau ingin pergi ke sekolah bersama daddy?"

Noah yang sedang memakan sarapannya itu langsung mengalihkan pandangannya kepada William yang baru saja bertanya. Ia masih kesal kepada ayahnya.

"Daddy meminta maaf kepadamu. Daddy ingin menebusnya, ayo besok habiskan hari bersama daddy."

William menghela nafasnya saat melihat putranya tak bergeming. Sudah beberapa hari berlalu, Noah masih tidak mau berbicara kepadanya.

"Noah!"

"Daddy berkata seperti itu bulan lalu, tapi tidak menepatinya."

Kalimat pertama yang Noah keluarkan kepada William setelah beberapa hari.

"Kali ini daddy bersungguh-sungguh akan menepatinya. Daddy sudah mengosongkan jadwal untuk besok agar bisa bersama noah."

"Terserah daddy. Hari ini aku ingin pergi bersama paman chriss."

Noah langsung pergi membuat William kembali menghela nafasnya. Setidaknya putranya sudah kembali berbicara kepadanya.

"Maafkan daddy karena terlalu sibuk bekerja. Daddy tak ingin kau pergi, seperti yang dilakukan ibumu."

William menatap presensi Noah yang menjauh lalu kembali melanjutkan kegiatannya. Ia bersiap untuk pergi ke kantornya.

Agar tidak mengeluarkan banyak energi, William pergi bersama bodyguard sekaligus supir pribadinya. Martin sudah bekerja bersamanya lebih dari 10 tahun.

"Apa kau sudah mendapatkan informasi tentang wanita itu?" Tanya William.

"Belum terlalu banyak, tuan. Dari cctv yang ada di gerbang sekolah tuan muda, ia sepertinya seorang mahasiswi yang tinggal tak jauh dari sana." Jawab Martin.

"Nama? Dimana universitasnya?" Tanya William. Putranya kesal karena tidak mengetahui nama wanita itu, William berinisiatif untuk mencari tahu agar Noah tidak kesal lagi kepadanya.

"Hal itu masih belum diketahui, tuan."

"Cari tahu dengan data yang lengkap. Kita tidak tahu mengapa ia menolong noah saat itu!"

Ada perasaan khawatir dalam diri William. Tidak mungkin di jaman sekarang menolong orang lain tanpa maksud tertentu. Ia takut Noah akan pergi dari hidupnya.

"Baik tuan."

***

"Semangat untuk hari ini."

"Jangan bekerja terlalu keras, bee. Kau akan kelelahan nantinya."

Sharon mengkhawatirkan Rubee. Beberapa hari lalu wanita itu sangat semangat bekerja, pada akhirnya ia cepat sekali merasa lelah dan jatuh sakit.

"Baik sharon. Apa yang akan kalian lakukan hari ini?"

"Aku ingin beristirahat. Aku akan pergi jika mendapatkan panggilan saja."  Jawab Joanna.

"Aku ada kerja kelompok. Mungkin akan kembali saat petang." Jawab Sharon.

"Jaga kesehatan kalian." Beritahu Rubee.

"Jaga kesehatanmu juga. Jangan terlalu bersemangat."

"Hati-hati dijalan, bee."

Rubee melambaikan tangannya lalu pergi ke kafe dimana ia bekerja. Ia sudah beberapa hari bekerja disana. Manager kafenya sedikit kasar dan mudah marah, seperti jika ada pegawai yang telat mencuci piring pun langsung ia pecat. Rubee tidak ingin mengalami itu, jadi ia bekerja dengan sangat giat.

"Selamat siang, kate."

"Selamat siang, emily."

Ditempat bekerjanya, Rubee dipanggil dengan nama Kate yang merupakan nama belakangnya. Pegawai disini sangat baik, Rubee merasa nyaman bekerja bersama mereka.

StepmotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang