Chapter 8

4.4K 713 133
                                    

William mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru kafe. Ia langsung menghampiri Noah duduk di meja pojok sambil memainkan ponsel. Ia memeluk erat Noah. Detak jantungnya masih berdetak dua kali lebih cepat karena khawatir.

"Daddy?"

"Kau membuat daddy khawatir. Daddy kira kau meninggalkan daddy."

Membayangkan Noah meninggalkan dirinya membuat William tak kuasa menahan air mata. Noah itu hidupnya, separuh jiwanya.

"Jangan mengulanginya lagi, mengerti?" Noah hanya mengangguk mendengar suara Willam yang sedikit bergetar.

"Ponsel siapa yang noah mainkan? Sudah meminta izin sebelum memakainya?" Tanya William. Ia takut Noah memakai barang orang lain tanpa meminta izin terlebih dahulu.

"Miliknya." Jawab Noah, ia menunjuk Rubee yang sedang mengantarkan pesanan ke meja lain. "Kak rubee sendiri yang memberi ponselnya."

William menajamkan pandangannya. Wanita itu sama seperti foto yang dikirim kepadanya beberapa menit lalu. Jadi Noah lah yang mengirim foto-foto tadi?

"Noah mengenalnya?" Tanya William. Noah mengangguk.

"Aku kemari untuk bertemu dengannya. Saat kemarin juga sama, untuk bertemu dengannya." Jawab Noah. Jadi wanita itu yang membuat putranya menjadi seperti orang dewasa yang sedang jatuh cinta.

"Noah juga yang mengirim foto-foto tadi kepada daddy?" Tanya William lagi dan Noah kembali mengangguk.

"Ya. Daddy jangan lupa cetakkan foto-foto itu untukku." Kata Noah.

"Untuk apa?" Tanya William. Mencetak fotonya itu untuk apa?

"Jika aku merindukannya aku hanya tinggal melihat fotonya. " Jawab Noah dengan tersenyum lebar. William terdiam, putranya menjadi sedikit aneh.

"Ayo pulang!" Ajak William.

"Tidak mau. Besok hari minggu, aku tidak sekolah." Tolak Noah. Ia bebas melakukan apapun pada hari ini karena esok hari ia tidak bersekolah.

"Tapi mama akan datang malam ini." Kata William.

"Mama akan datang?" Tanya Noah. William mengangguk.

"Mama sudah lama tidak berkunjung, apa noah tidak merindukan mama?" Tanya William.

"Aku merindukan mama." Jawab Noah. Sudah lama ia tidak bertemu mama nya.

"Pulang sekarang?"

"Aku ingin berpamitan terlebih dahulu dan mengembalikan ponselnya." Kata Noah. William mengangguk.

Rubee terus mengelilingi penjuru kafe untuk mengantarkan pesanan. Karena ini adalah malam minggu, banyak pasangan yang datang kemari untuk berkencan.

"Kate!" Rubee menoleh kepada Emily yang baru memanggilnya.

"Ada seorang pria duduk di samping anak yang tadi bersamamu tadi" Beritahu Emily.

Rubee langsung menoleh ke tempat Noah. Ia mengernyitkan dahinya. Dia bukan bodyguard Noah, apa ia seorang penculik!? Dengan cepat ia berlari ke meja Noah lalu menarik anak itu kedalam pelukannya.

"Kak rubee, ada apa?" Tanya Noah dalam pelukan Rubee.

"Jangan berdekatan dengan orang asing." Bisik Rubee. Ia menatap tajam William yang sedang menatapnya bingung.

"Permisi.. Saya--"

"Kita tunggu daddy mu di ruang staff saja. Bagaimana?" Tawar Rubee.

"Tapi kak--"

StepmotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang