"BANG YEDAM!"
Yedam membuka matanya, menatap Jihoon, Mashiho dan Hyunsuk yang baru saja datang, Junkyu dan Jeongwoo menyusul Yoonbin. Katanya laki-laki itu dalam keadaan tak sadarkan diri.
Yedam tersenyum seakan-akan tidak terjadi apa-apa, Jihoon mengernyit, masih belum bisa mencerna apa yang terjadi.
"Lo kenapa?" tanya Jihoon hendak mendekat pada Yedam, namun tangannya ditahan oleh Mashiho. Jihoon ini emang bodoh atau kurang peka sih? Ini salah satu hal yang bikin Mashiho pengen bunuh Jihoon.
"Jangan."
"Lo gila? Nggak lihat Yedam kayak gimana? Dia harus ditolongin, lihat darah di tubuh dia!" ujar Jihoon tidak terima saat Mashiho menahannya.
Mashiho merotasi bola matanya malas. "Heh, lo yang gila kali? Lihat itu sama itu deh, biar mata lo bisa kebuka lebar," ketus Mashiho menunjuk mayat Jaehyuk dan Haruto yang tak bernyawa.
"Terus? Yedam kan bela diri."
BUGH!
"ARGGHH, SAKIT TAHU!" keluh Jihoon saat Hyunsuk dengan tiba-tiba memukul kepalanya dari belakang.
"Ya makanya, dalam kondisi kayak begini tololnya dikurangin sedikit. Jelas Yedam itu pembunuhnya," kata Hyunsuk menatap Yedam datar.
Yedam hanya diam saja, seolah-olah tahu bahwa hal ini akan terjadi.
Yedam melambaikan tangannya ke arah Mashiho.
Mashiho sendiri hanya mengernyit bingung, apa laki-laki itu sekarang bercanda? Mashiho dapat melihat tengkuk Yedam yang berdarah, tapi hanya itu saja. Ia tak melihat luka lain, Mashiho tahu bahwa darah yang berada di tubuh Yedam adalah darah milik Jaehyuk dan Haruto.
"Kenapa lo lakuin ini?" tanya Hyunsuk maju selangkah. Memperhatikan Yedam yang menyandarkan punggungnya di dinding.
"Biar kita selesai," kata Yedam kemudian terkekeh kecil.
"Jangan gila, lo nggak berhak nentuin kapan hidup seseorang berakhir!" bentak Jihoon marah. Dia nggak sadar aja sama apa yang dia coba lakuin ke Hyunsuk tempo hari.
"Gue bakalan selesaiin ini cepet." Yedam tak membalas ucapan Jihoon, ia justru mengeluarkan dua pistol yang bersarang di dalam jekat hitamnya.
Hyunsuk, Jihoon, dan Mashiho membelalakan matanya, apa-apaan?
"Lo ya.. jangan pernah nyesel nanti setelah ngelakuin ini. Polisi udah menuju ke sini, mending lo nyerahin diri aja," kata Jihoon yang mulai was-was. Jelas, pistol bukan benda mainan. Sekali tembak mungkin nyawa Jihoon sudah melayang.
"Gue bakalan nyerahin diri kok, tenang aja. Tapi, setelah ngelakuin ini," ujar Yedam, bangkit dari duduknya dengan santai.
Mashiho memundurkan langkahnya, saat Yedam maju beberapa langkah. Ia tidak mungkin bisa melawan, ia hanya membawa pisau. Itu tidak ada tandingnya dengan pistol milik Yedam, mau bagaimanapun ia akan mati.
"Kalian nggak ngebawa senjata? Bodoh banget sih," kata Yedam remeh kemudian memainkan pistolnya layaknya mainan, ia putar-putarkan dengan tatapan mengejek ke arah Hyunsuk, Jihoon, dan Mashiho yang terus mundur. Sepertinya mereka takut.
"Jangan gila, Bang Yedam. Ini bukan diri elo," ujar Hyunsuk berusaha membujuk.
"Gue sih awalnya mau bunuh pakai kapak, tapi kayaknya kelamaan. Terus juga kapaknya udah gue buat bunuh Kak Jaehyuk," ujar Yedam tidak memperdulikan ucapan Hyunsuk, ia justru menunjuk mayat Jaehyuk yang terbaring kaku.
"Ada apa sih sama elo?!" tanya Jihoon marah, cukup, ia sudah tidak tahan dengan kegilaan ini. Sejak kapan Yedam menjadi seperti ini?
"Nggak ada apa-apa kok, tenang aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Killer | Treasure ✔
Misteri / Thriller❝ Pick up the phone, I am Mr. Killer. ❞