Hari ini adalah hari pertama Dejun bekerja di salah satu perusahaan Suho, sebuah perusahaan yang menggeluti dunia permusikan. Suho mengangkat menantu nya untuk menjadi manager personal di perusahaan tersebut. Walaupun setelah ini kemungkinan besar untuk kumpul menjadi kecil, Anya tetap memberikan semangat nya untuk sang suami. Bagaimana pun juga, mereka harus benar-benar mencari uang sendiri saat ini.
Akhir kelas 12 nya, Dejun mulai untuk mempelajari dunia bisnis. Karena belum diberi tahu akan bekerja di salah satu perusahaan Suho, dia sudah paham bagaimana nantinya dia akan melanjutkan hidup nya. Jika saja diperbolehkan kuliah, dia akan membagi waktunya. Namun sungguh tidak mungkin sepertinya, karena jadi manager saja sudah memakan banyak waktunya.
Anya bangun pagi hari ini, justru sang istri yang lebih bersemangat menyambut hari pertama Dejun bekerja. Sekarang dia sudah lebih pintar memasak jika dibandingkan dengan sebelum nya. Untuk sarapan kali ini, Anya ingin memberikan makanan yang spesial untuk hari spesial suaminya.
Walaupun masih dengan resep andalan Irene, namun kini Anya tak perlu bertanya lagi apa yang harus ia masukkan setelah bahan lainnya. Anya akan memasak ikan gurame asam manis untuk sarapan ini. Tentu saja, ia akan belanja bahan-bahan lainnya dan juga ikan sebagai bahan utama nya.
Anya mengambil sweater nya yang kemarin ia gantung di belakang pintu kamar nya. Mengambil uang yang ia tabung semenjak menikah dengan Dejun. Anya berfikir demikian karena setelah lulus sekolah, baik orang tuanya maupun orang tua Dejun, tak akan memberikan uang lagi. Jadi sedikit demi sedikit Anya sisihkan uang-uang lebih. Walau kedua mata Dejun masih saja tertutup, Anya tetap berpamitan kepada sang suami.
"Dejun, gw mau belanja dulu kebawah ya" ucap Anya sambil membuka tempat tabungan nya;sebuah kotak kecil berbentuk bundar berwarna merah.
Dengan jiwa yang masih terkumpul separuh, Dejun menjawab "Ati-ati. Minta anterin Somi aja"
"Oke" Anya meninggalkan kamar dan memakai sandal jepit nya, lalu berjalan sedikit lagi untuk keluar dari apartemen.
Sebelum mengarah ke lift, seperti kata suaminya tadi, ia akan meminta Somi untuk menemani nya. Karena jujur, Anya sungguh penakut dengan manusia ketimbang hantu. Arah untuk pergi ke lift adalah ke kiri, namun kamar Somi ada persis di samping kanan apartemen nya. Dia membunyikan bel secara tak wajar, tentu saja Somi hafal dengan cara itu, karena hampir setahun dia tinggal disini.
Somi yang memang dasarnya belum berumah tangga, dia masih tidur di jam segini. Dengan jalan yang masih pincang-pincang ia, dia buka pintu apartemen nya.
"Mau kemana, Ibu-ibu?" Tanya Somi menyilangkan kedua tangannya.
Anya hanya tersenyum "Anterin ke bawah, yuk. Gw mau masak gurame asem manis, ntar gw kasih persenan nya deh"
"Oke. Gw ambil dompet dulu" Somi kembali ke kamar nya untuk mengambil handphone dan dompet abu-abu nya.
Mereka berdua lalu berjalan bersama supermarket di lantai dasar gedung apartemen ini. Walapun sudah ditemani, tetapi Anya masih saja sedikit merinding. Selama perjalanan, ia terus menggandeng lengan Somi dan tak berani untuk tengok kanan kiri.
"Udah ditemenin masih aja takut lu" hardik Somi.
"Gw takut kayak di film-film psikopat gitu, tau"
"Makanya nonton tuh film azab, biar inget dosa"
Setelah memasuki supermarket terkenal itu, Anya langsung melanjutkan perjalanan nya ke aquarium yang berada di belakang. Dia masih belum hafal semua jenis ikan, karena itu Anya langsung menanyakan harga ikan gurame. Sekitar hampir dua menit memilih ikan yang menurut pengetahuan awam nya bagus, ia meminta tolong agar dibersihkan juga. Anya melihat jam dan ternyata hampir mepet jika dia yang harus membersihkan nya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
{2} 𝑫𝒊𝒋𝒐𝒅𝒐𝒉𝒊𝒏 || 𝑿𝒊𝒂𝒐 𝑫𝒆𝒋𝒖𝒏
Fanfiction"Ini adek bayinya yang minta" Anya mengeluarkan jurus andalan nya. Pasrah, kalo Anya udah bilang gini, Dejun nggak bisa apa-apa lagi. "Yaudah iya. Gue nonton konser BTS, iya" ucap Dejun lesu. "Bukan BTS, Jun!! Ateez" protes Anya. "Perlu bawa BTS mea...