16%

122 19 3
                                    

2 bulan usia Mail dan Mei-mei

Anya sangat-sangat merasa kalau dirinya sudah ketularan sifat emak-emak punya Irene. Sekarang celana training dan kaos-kaos nya hampir nggak pernah dipakai. Apalagi celana pendek yang dulu sering banget dia pakai. Dia lebih milih pakai daster kancing dada karena menyusui. Sudah mulai terlihat apartemen pasutri somplak jarang tertata rapi. Anya menomor terakhirkan kerapian apartemen. Yang penting masih dia bersihin.

Seperti kedua orangtuanya, Mail dan Mei-mei suka banget begadang tapi bangunnya tetap pagi. Sudah jadi jadwal tetap Taeyeon setiap pagi untuk membantu Anya memandikan kembar. Nggak terlalu pagi-pagi banget sih, sekitar jam 10. Seperti sekarang, dia sudah selesai memandikan Mei-mei dan mengoper nya ke gendongan Dhiwoon.

"Mama mau pulang dulu ya, Nya. Mei-mei sama Dhiwoon tuh" ucap Taeyeon lalu menghujani ciuman di muka Mail. Kini hampir semua orang memanggil kembar dengan panggilan yang dibuat Anya. Cuma bapak Dejun aja yang masih nggak setuju.

Nggak lupa Taeyeon juga pamitan sama Mei-mei, Dhiwoon nya mah nggak.

Mail sudah lengkap dengan bedong dan bedak belepotan nya, Anya keluar menyundul kan kepala;memanggil Dhiwoon.

"Pengacara!!" Panggil Anya sedikit teriak.

"Apa su?"

"Jagain Mail dong, Mei-mei juga. Gue kebelet boker"

Dhiwoon mengaduh lelah mendengar kata-kata 'boker' di pagi ini. Tadi subuh di rumahnya, berasa ada tawuran karena WC yang berfungsi cuma satu aja. Salahkan Dhiwoon karena lupa nggak panggil orang sedot WC. Setelah mengambil hp di meja sofa, dia masuk ke kamar Anya dan Dejun, merebahkan Mei-mei disana. Bener-bener ditata serapi mungkin kayak jemur ikan.

"Buset! Anak gue kayak mau dijual aja. Jadi baby sitter ajalah" suruh Anya.

"Nggak mau, gue lagi nganggur"

"Justru kalau nganggur seharusnya cari kerjaan dong"

"Seharusnya kalau lagi nganggur itu, ya dinikmati dulu lah bego" Dhiwoon ngegas.

Baru saja Anya ingin mengadukan argumen nya lagi, Dhiwoon memotong.
"Udah sono boker! Ntar keluar dimari nggak lucu goblok"

Baru saja Anya mencari posisi yang enak, Dhiwoon meneriakkan namanya tergesa-gesa.

"Apaan anjing" Anya keluar dengan handuk yang melilit bagian bawah tubuhnya. Ya mau gimana lagi, tadi udah hampir keluar.

"Woy ini anak lu nggak boleh liat! Kena undang-undang pelecehan ntar" Dhiwoon berusaha menutupi mata Mail.

"Kan sedarah nggak apa-apa cok" ingat! Anya masih berusaha nahan.

"Ada apaan sih" tagih Anya tentang teriakan Dhiwoon tadi.

"Ini surat pengajuan pengacara gue keterima" Dhiwoon kegirangan sambil memperlihatkan layar handphone nya.

"Anakanjing" Anya kembali ke kamar mandi tanpa mengunci pintunya.

Sudah beberapa menit berada di kamar mandi, Anya mendengar tanda-tanda suaminya pulang. Dia masih memfokuskan dirinya untuk menuntaskan haknya itu. Setelah hampir selesai, tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka, menampakkan Dejun yang sedang menggendong Mei-mei (sepertinya)

"BANGSAD, GUE BOKER NGGAK BISA TENANG DARITADI" Setelah Anya koar-koar, Dejun langsung menutup kembali pintu kamar mandi dan tertawa sejadi-jadinya.

Anya akhirnya mengunci pintu kamar mandi dan melanjutkan kegiatannya.

Baru saja Dhiwoon ingin pulang, Anya sudah keluar dari kamar mandi dengan raut wajah yang datar.

"Oh, semalem abis bikin adek buat Mail sama Mei-mei ternyata" celetuk Dhiwoon asal saat melihat Anya membungkus rambutnya dengan handuk.

{2} 𝑫𝒊𝒋𝒐𝒅𝒐𝒉𝒊𝒏 || 𝑿𝒊𝒂𝒐 𝑫𝒆𝒋𝒖𝒏 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang