Saat menyambut beberapa tamu di dekat gerbang bareng pak satpam, tiba-tiba adik iparnya datang menghampiri dengan sedikit tergesa-gesa sambil membawa kursi plastik.
"Kirain Teteh berdiri" akhirnya Chenle menduduki kursi itu sendiri.
"Khawatir banget sama dedek bayi"
"Iyalah" Chenle teringat tujuan nya kesini selain membawakan kursi "Tadi Papa Suho tanya pak ustadz nya udah dateng apa belum"
Anya menepuk jidatnya lupa "Tunggu aku telepon Lucas dulu" baru saja hendak menempelkan gawai nya di telinga, Lucas datang dengan mobil yang sepertinya punya nyokap nya. Anya berdiri sambil dipegangi oleh Chenle;menghampiri mobil putih yang dibawa sahabat nya itu. Basa-basi sebentar dengan ustadz lalu Chenle membawa nya ke dalam.
"Lama bener udah ditunggu in Papa" protes Anya.
"Orang nya rempong asu" Lucas berbisik. Anya langsung mengelus perutnya dan membaca mantra "Sorry, lupa kalo ada dedek bayi"
"Lagian kok bisa pake mobil emak? Terus emak pake apa kesini nya?" Mulai dari kecil dan kenal Lucas, bumil satu ini selalu manggil kedua orang tua Lucas dengan sebutan 'Bapak Emak'
Raut wajah Lucas berubah lesu "Ya gw sogok dulu lah. Gw bilang ntar gw kasih shopee pay"
Anya hanya bisa tertawa karena mendengar perjuangan Lucas "Yaudah gitu baek-baek sama emak"
Anya mengajak Lucas untuk duduk di tempat yang tadi ia duduki dengan Chenle. Setidaknya sampai sisa beberapa tamu yang belum datang. Beberapa menit menunggu, Hendery dkk datang dengan mobil Yangyang. Dan jangan lupakan Kun—sepupu Dejun—yang datang dengan motor kesayangan nya yang kalo diliat-liat bisa juga author srepett.
Kun melepas helm nya lalu datang menghampiri Anya dan Chenle yang masih ada di gerbang.
"Kirain bareng sama yang lain, Bang" -Anya
Kun menggeleng "Gw abis dari kampus soalnya" setelah mengobrol sebentar, Kun berpamitan untuk masuk ke dalam barangkali ada yang bisa dibantu.
Selang beberapa menit hampir mendekati waktu acara, Hender dkk baru datang dengan mobil Yangyang. Anya bersendekap menunggu mereka mendekati pintu rumah.
"Nggak sekolah, nggak acara empat bulanan. Masih aja mepet-mepet dateng nya"
"Anak gembel satu tuh, bingung milih kopiah sama sarung" Winwin mengarahkan dagunya ke arah Yangyang.
"Yaudah ayok masuk" ajak Anya.
Irene menyuruh Anya untuk duduk di kursi saja. Namun karena merasa tak enak, Anya tetap ingin duduk lesehan bersama orang-orang lainnya di karpet.
.
Semua tamu sudah pulang. Tinggal beberapa teman Anya dan Dejun yang masih tersisa untuk membantu membereskan tempat acara tadi. Beda dengan sang pemilik acara, kini dia sedang merebahkan punggung nya di kasur. Saat menyalami tamu yang hendak pulang, tiba-tiba saja perut Anya sakit dan terpaksa dituntun naik oleh sang ibu.
Anya bolak-balik melihat layar hp nya. Berharap ada notifikasi masuk dari sang suami. Sangat banyak yang ingin dia keluhkan. Rasa sakitnya sudah sedikit berkurang, Anya bangkit untuk mengganti bajunya. Setelah meminum air putih hangat yang dibawakan Dhiwoon, dia turun untuk menemui teman-teman nya.
Baekhyun, melihat menantu turun tangga dengan kesusahan sambil memegangi perut nya, langsung naik dan menuntun menantu nya itu.
"Udah enakan emang?" Tanya Irene. Anya hanya mengangguk lalu melanjutkan jalannya ke arah ruang tamu.
"Thank you banget gaes" ucap Anya sambil memposisikan duduk nya.
"Lu duduk di atas aja gapapa kali" suruh Ten. Anya mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
{2} 𝑫𝒊𝒋𝒐𝒅𝒐𝒉𝒊𝒏 || 𝑿𝒊𝒂𝒐 𝑫𝒆𝒋𝒖𝒏
Fanfic"Ini adek bayinya yang minta" Anya mengeluarkan jurus andalan nya. Pasrah, kalo Anya udah bilang gini, Dejun nggak bisa apa-apa lagi. "Yaudah iya. Gue nonton konser BTS, iya" ucap Dejun lesu. "Bukan BTS, Jun!! Ateez" protes Anya. "Perlu bawa BTS mea...