5

4.6K 32 0
                                    

November, 12 2013

Jam di tanganku telah menunjukkan pukul 8.05 wib.

Karel belum juga terlihat di ruanganku.

15 menit kemudian dia datang.

"Maaf Pak, saya terlambat"

"Ah, kamu baru hari kedua sudah berani telat"

Aku menyodorkan berkas-berkas yang telah kupersiapkan sebagai konsekuensi keterlambatan dia.

"Loh kok nambah lagi Pak?"

"Kamu ini banyak mengeluh ya. Kamu disini itu sebagai bawahan saya. Apa yang saya perintahkan sudah seharusnya kamu turuti" Nada suaraku pun meninggi.

Kulihat wajahnya sedikit takut.

"Dan sebagai konsekuensinya hari ini kamu harus menginap di kantor agar besok kamu tidak terlambat. Tidak ada komentar. Mengerti?"

Karel hanya mengangguk-angguk saja. Kulihat dari pagi dia sibuk mempelajari berkas-berkas tersebut.

Saat jam makan siang, aku meninggalkannya di ruang kerjaku. Sehabisnya aku dari kantin di lantai dasar, kulihat dia masih di ruang kerjaku. Aku duduk di kursi kerja.

“Kamu sudah makan, Karel?”

“Belum Pak, nanti saja masih naggung.”

“Kamu jangan lupa makan ya.”

Dia hanya mengangguk pelan.

Dua jam kemudian, jam di tanganku telah menunjukkan pukul empat sore.

Aku menanyakan kembali padanya. Dan dapat kupastikan dia belum makan.

Aku kemudian menelepon OB, dan meminta dia membelikan makanan.

“Ini kubelikan dua bungkus. Kau dari tadi belum makan kan? Saya jamin malam ini sepertinya juga kau tidak ada waktu untuk turun mencari makan.”

Dia menatapku dengan senyuman. Aku membuang muka ke tempat lain. Selepasnya jam kerja, aku menyuruhnya untuk meneruskan pekerjaannya di ruangan luar.
Karena seperti biasa ruanganku aku kunci.

SAM KAREL DAN PRATMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang