7

1.7K 12 0
                                    

November, 14 2013

Hari ini aku pun melihat ada yang berbeda dari Karel. Dia tidak lagi mengeluh setiap tugas kuberikan.

Bahkan aku iseng menyuruhnya membeli rokok di supermarket depan kantor, dengan cekatan dia melakukannya.

"Karel, siang ini temani saya makan siang ya."
"Siap Pak,"

Jam makan siang pun tiba.

"Ayo turun, makan siang sama saya" ujarku. Dia pun langsung mengikutiku.

Ketika di angkat, saat saya menekan lantai dasar area parkir, dia bertanya, "Pak, bukannya kantin ada di lantai dasar ya Pak?"
"Saya lagi bosan makan dikantin, sudah kamu ikut saja."

Sesampainya di area parkir, saya memberikan helm kepadanya.
Ketika dia melihat motorku, lagi-lagi dia beromentar, "Wah, Bapak suka vespa ya?"
"Sudah jangan banyak komentar, apa kamu mau saya beri konsekuensi lagi karena terlalu banyak berkomentar.
Dan sesampainya di restaurant dia langsung berkata, "Sebetulnya, ini pertama kali pengalaman saya naik motor. Dari kecil sampai kuliah, saya selalu diantar jemput dengan mobil. Baru setahun belakangan saya diizinkan membawa mobil sendiri."
"Sudah, hayo kita masuk."

Sampai di dalam restauran dan setelah menghabiskan hidangan yang kami pesan, saya pun membuka percakapan. yang ingin saya tanyakan."
" Oh silahkan saja Pak,"

"Kalau diluar seperti ini, panggil nama saja. Cukup aneh kalo dilihat orang kamu memanggil saya, yang lebih muda dari kamu, dengan sebutan Pak."

"Baiklah Pak, maksud saya Sam"

"Apakah kamu keberatan untuk menceritakan kehidupan dan keluarga kamu?" Dia menggeleng.

"Saya sejak kecil hidup dengan Ibu dan Pak Pratman, ayah hanya datang sebulan sekali ke rumah saya. Sehari-hari sampai saya dewasa Pak Pratman, sopir saya yang selalu menemani saya. Ibu saya selalu sibuk belanja keluar negeri. Matanya terlalu silau dengan harta. Ketika saya beranjak SMP, saya sadar Ayah hanya datang ke rumah, untuk melampiaskan nafsunya kepada ibu. Dan tidak pernah dia mengajak saya bermain. Bahkan ketika saya berkelahi dengan teman saat SMA, Pak Pratman lah yang datang sebagai wali saya. "

Aku hanya mendengarkan Karel bercerita. Jelas sekali saat dia bercerita, sepertinya sampai saat ini, hanya Pak Pratman lah yang sangat dekat dengannya.

"Lantas bagaimana dengan Bapak, maksud saya kamu, Sam? Bukankah kamu berjanji untuk bercerita tentang pengalaman kariermu?"

"Oh ya. Saya menyelesaikan SMA saya saat saya berusia 15 tahun. Saya langsung mengambil program fast-track di salah universitas di Paris. Saat saya berusia 20 tahun, saya telah menyandang gelar S2 program bisnis dan manajemen. Saya tertarik dengan pemasaran telekomunikasi. Ketika saya meng- apply disini. Dan saya langsung ditempatkan di Marketing."

"Bagaimana pendapat orang-orang kantor mengenai umurmu, Sam?"

"Awalnya, mereka sulit menerima saya. Bahkan mereka sering mengucilkan saya. Hingga 2 tahun yang lalu, saya membuat gebrakan untuk mengubah sistem marketing perusahaan ini. Di bulan ini, keuntungan cabang kita meningkat hampir 150% dari bulan sebelumnya. Dan terus meningkat sampai sekarang."

"Lantas orang-orang itu?"

"Mereka langsung merubah cara pandang mereka terhadap saya. Mereka mulai menghormati saya bahkan 1 tahun yang lalu, saya diangkat sebagai pemimpin tim pemasaran."

"Wah luar biasa sekali cerita kamu, Sam" Aku melihat ekspresi Karel begitu terkagum- kagum dengan ceritaku. "Oh ya, 20 menit lagi jam istirahat selesai. Sebaiknya kita segera kembali ke kantor." ujarku

"Mereka langsung merubah cara pandang mereka terhadap saya. Mereka mulai menghormati saya bahkan 1 tahun yang lalu, saya diangkat sebagai leader tim marketing."

"Wah luar biasa sekali cerita kamu, Sam"

Aku melihat ekspresi Karel yang begitu terkagum-kagum dengan ceritaku.

"Oh ya, 20 menit lagi jam istirahat selesai. Sebaiknya kita segera kembali ke kantor." ujarku

"Mereka langsung merubah cara pandang mereka terhadap saya. Mereka mulai menghormati saya bahkan 1 tahun yang lalu, saya diangkat sebagai leader tim marketing."

"Wah luar biasa sekali cerita kamu, Sam" Aku melihat ekspresi Karel yang begitu terkagum-kagum dengan ceritaku.

"Oh ya, 20 menit lagi jam istirahat selesai. Sebaiknya kita segera kembali ke kantor." ujarku

SAM KAREL DAN PRATMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang