Once Again - 11

1.8K 266 19
                                    

Hari sudah menjelang malam. Lalisa baru saja menyelesaikan makan malamnya bersama Vee di meja makan. Kali ini Lalisa tidak makan masakan buatan Vee, entah apa yang terjadi padanya. Karena, tidak biasanya Vee memberinya makanan yang tidak dimasak oleh dirinya sendiri.

Apa pria itu tersinggung dengan perkataan nya tadi?

"Kau mau kemana?" Tanya Lalisa pada Vee yang baru saja ingin beranjak pergi.

"Ke kamar."

Saat Lalisa hendak bertanya lagi, pria itu langsung bergegas pergi.

"Sepertinya dia memang tersinggung dengan apa yang aku katakan," ucap Lalisa pelan.

Tida berapa lama, bel rumah mereka berbunyi, bertepatan dengan Vee yang turun menuruni tangga dengan stelan formal.

Apakah dia mau pergi? Tapi kenapa tidak memberitahu dirinya?

Lalisa berjalan menyusul Vee penasaran siapa yang datang saat sudah malam seperti ini.

Lalisa menyembulkan kepalanya dari balik punggung Vee melihat siapa yang datang. Ternyata Jimmy dan istrinya Rosie.

Vee menoleh kebelakang menatap Lalisa. "Aku lupa memberitahumu kalau aku akan pergi keluar kota selama dua hari. Malam ini dan dua hari kedepannya Rosie akan menemanimu," ucap Vee menjelaskan pada Lalisa.

Rosie tersenyum menatap Lalisa dan menghampiri wanita itu, Rosie pun merangkul bahunya.

"Kau pergi saja. Aku akan menjaga Lalisa lebih darimu," ucap Rosie terkekeh pelan.

"Aku percayakan istriku padamu. Ingat jaga dia dengan baik. Dan ya, jangan beri dia makanan yang tidak sehat, tidur tepat waktu, dan–"

"Iya-iya... Aku mengerti. Aku sudah bilang kalau aku akan menjaga nya lebih baik darimu," ucap Rosie memotong perkataan Vee.

"Aku pergi dulu, sampai nanti," ucap Jimmy pada Rosie. Ia mendekat padanya dan mencium kening istrinya.

"Jangan lupa untuk menghubungi ku. Vee, jaga dia dengan baik, jangan biarkan janda mendekatinya," ucap Rosie beralih pada Vee.

Vee tertawa mendengar itu. Ia menatap Lalisa dan mengusap rambut istrinya.

"Aku pergi dulu," ucap Vee.

Setelah Jimmy dan Vee pergi, Rosie menutup pintu dan menarik tangan Lalisa pelan untuk duduk di sofa ruang tamu.

"Jangan kaku begitu saat bersamaku. Tenang saja, aku tidak akan melukaimu, karena aku masih sayang pada nyawaku," ucap Rosie terkekeh.

"Vee bilang kau harus tidur tepat waktu. Ayo," ajak Rosie membawa Lalisa.

"Kita ke kamar tamu saja ya, aku tidak enak jika masuk ke kamar mu dan Vee," ucap Rosie yang diangguki Lalisa.

Rosie membantu Lalisa merebahkan tubuhnya di atas kasur. Begitu juga dengan dirinya yang terlentang disamping Lalisa.

"Aku boleh bercerita padamu?" Tanya Rosie.

"Silahkan saja."

"Apa kau tau, dulu aku juga dijodohkan dengan Jimmy, sama seperti mu dan Vee. Awalnya aku menolak karena aku mencintai orang lain, waktu demi waktu aku menjalani pernikahan tanpa cinta bersama Jimmy. Tapi dia selalu memperlakukan ku dengan baik, dia perhatian dan menyayangi ku. Sampai akhirnya aku jatuh cinta padanya, dan menyadari kalau dia adalah yang terbaik yang dikirim tuhan untuk menjagaku."

"Kau juga begitu, kan? Lihat, kalian baru saja menikah dan kau sudah hamil. Cinta diantara kalian begitu kuat, aku sangat iri. Aku yakin, anakmu akan seperti ayahnya, baik dan perhatian," ucap Rosie tersenyum.

Lalisa hanya diam terpaku. Semua yang Rosie katakan tentang nya itu salah besar. Saat ini dia merasa dilema, apakah dia harus mengatakan isi hatinya pada Rosie?

"Kau sangat mencintai nya, ya?" Tanya Lalisa.

Rosie mengangguk. "Sangat. Dan aku sangat berterimakasih pada Tuhan karena mengirim Jimmy untukku."

Rosie menoleh menatap Lalisa yang terdiam. Seperti ada yang dia pikirkan.

"Apa kau memiliki masalah? Kau bisa menceritakan nya padaku, aku janji tidak akan mengatakan nya pada siapapun," ucap Rosie.

Lalisa berbalik menghadap Rosie. "Aku juga sama seperti mu. Mencintai orang lain disaat aku sudah dijodohkan. Bedanya kau tidak melakukan kesalahan, tapi aku melakukan nya. Aku membuat kedua orang tua ku malu dan kecewa. Anak yang aku kandung ini bukanlah anak, Vee," ucap Lalisa. Rosie membulatkan matanya sedikit terkejut. Ia pikir... Ah sudahlah.

"Anak ini adalah anak kekasihku. Aku pikir karena mengandung anak orang lain, Vee akan membatalkan perjodohan, dan aku bisa menikah dengan orang yang aku cintai. Namun aku salah, orang yang aku cintai pergi keluar negri. Aku tidak tau harus melakukan apa. Keesokkan harinya, Vee datang bersama orang tuanya untuk mempercepat pernikahan kami."

"Aku marah, kesal, dan aku membenci nya. Beberapa hari yang lalu orang yang aku cintai kembali, aku merasa dilema. Aku dilema harus kembali padanya atau menetap pada, Vee."

"Vee pria yang baik, bukankah dia pantas mendapatkan perempuan yang lebih baik? Perempuan yang benar-benar mencintai nya."

Rosie diam mendengarkan apa yang Lalisa katakan.

"Waktu kita bertemu dirumah sakit, sebenarnya aku menemui 'dia'. Katakan padaku, apa yang harus aku lakukan?"

Rosie menghela nafasnya pelan. "Tetaplah bersama, Vee. Karena dia mencintaimu dengan tulus, siapapun bisa melihat itu dari pandangan Vee menatapmu."

"Kalau memang benar kekasih mu mencintaimu dengan tulus, dia tidak akan pergi apapun alasan nya. Dia akan menentang segala nya untuk bersama mu. Tapi dia tidak melakukan nya, kan?"

"Coba kau lihat Vee dari sudut pandang yang berbeda. Dia selalu bersama mu apapun yang terjadi, dia siap menjadi ayah dari anak mu dan bertanggung jawab. Bahkan dia sudah menyelamatkan nama baik mu dan keluarga mu. Lisa, aku mengatakan ini karena aku menganggap mu sebagai teman ku."

Lalisa terdiam. Dia menggali memori nya mengingat apa saja yang sudah dilakukan Vee untuknya. Kalau dia pikir kembali, Vee jauh lebih baik dibanding Jeyka.

"Kau harus memahami ini. Jangan menyia-nyiakan orang yang tulus mencintai mu, demi orang yang tidak peduli padamu," ujar Rosie.

Rosie menarik tangan Lalisa dan menggenggamnya. "Lalisa, Tuhan memberikan apa yang kau butuhkan, bukan apa yang kau inginkan," ucapnya.

"Tuhan tau mana yang terbaik untukmu, dan Vee adalah yang terbaik. Jangan sia-sia kan dia. Kau harusnya bersyukur karena Vee hadir dalam hidupmu, yang rela melakukan apapun demi dirimu," ucap Rosie.

Tes. Air mata Lalisa menetes mendengar apa yang Rosie ucapkan. Ia mendudukkan dirinya dengan bantuan Rosie. Sedetik kemudian, dia memeluk erat tubuh Rosie menyalurkan kesedihan nya.

"Aku bersalah padanya. Kenapa aku bodoh sekali? Aku sudah menyia-nyiakan orang yang tulus mencintai ku. Aku orang yang tidak tau diri," ucap Lalisa terisak menangis.

Dirinya merasa bersalah dengan Vee atas semua yang dia lakukan. Apalagi kejadian kemarin, dimana dia memaki Vee dengan kalimat sarkas.

Rosie merenggangkan pelukannya. "Sudah, jangan menangis lagi," ucap nya sambil menghapus air mata Lalisa.

"Vee akan menghabisi ku kalau dia tau kau menangis seperti, ini. Kau masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki kesalahan mu. Vee pria yang baik dan berhati lembut, aku yakin dia akan membuat sangat bahagia," ucap Rosie.

Lalisa mengangguk. "Terimakasih, aku tidak tau kalau kau tidak ada. Mungkin aku akan melakukan kesalahan yang lebih jauh lagi."

"Kau adalah temanku, tidak mungkin aku membiarkan teman ku melakukan kesalahan," ucap Rosie tersenyum manis.







🌺🌺🌺

DON'T PLAGIARISME!!!

2021 JUNI 20

ONCE AGAIN [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang