Ibu masih membereskan beberapa menu dari meja makan. Dan ayah masih tampak antusias berbincang dengan Jungkook.
"Bagaimana kabar ayahmu Jung?? " Tanya ayah
"Baik prof.. Beliau sudah resmi mengudurkan diri 2 tahun lalu dari Golden Jeon" Jelas Jungkook
"Ahh.. 2 tahun lalu kau kembali ke Korea setelah wisudamu" Tambah ayah
"Nee.. Semenjak kepulanganku ayah memutuskan untuk rehat" Balas Jungkook
"Zafrah ah, dia mahasiswa kebanggaan ayah.. Disela kuliahnya yang padat dia bisa mengontrol perusahaan sebesar Golden Jeon dari sebuah ponsel yang dia miliki" Puji ayah
"Aku tahu dia hebat... Dia sudah cerita" Jawabku
"Makan dahulu sayang.. Bukankah kau selalu bilang jangan menyia-nyiaka makanan didepan kita... Mubadzir" Gertak ibu
"Oohh nee.. Ayo semua silakan makan" Ajak ayah
Kami semua makan dengan tenang seperti biasanya hanya terdengar beberapa kali suara sendok bertemu dengan piring.
Taehyung agaknya merasa jika ibu tak suka dengan Jungkook. Tak hanya itu. Pandangan mata Taehyung berubah sendu dan merasa tak enak
"Aish... Makan malam macam apa ini?? Semua diam tanpa kata.. Benar-benar sepi" Batin Jungkook
Jungkook merasa sangat canggung dengan kebiasaan makan keluargaku. Dia biasa makan dengan mengobrol bersama tapi keluargaku makan seperti sunah nabi tanpa bicara dan tanpa menyisakan makanan.
***
"Dimana paman pindah tugas?? " Tanya Taehyung
"Paman masih mengurus berkas dan mempertimbangkan beberapa tawaran.. Paman ingin sedikit bersantai dulu" Jelas ayah
"Benar paman, sepertinya sudah saatnya si Myungyi itu menggantikan paman sebagai tulang punggung" Seloroh Taehyung
"Ahh tidak juga.. Jika dia terlahir menjadi seorang putra mungkin akan paman amanatkan untuk menjadi tulang punggung tapi karena dia perempuan. Dia harus jadi ratu. Selain itu dia harus banyak belajar ilmu agama agar anaknya bisa menjadi generasi yang taqwa" Jelas ayah
"Agama kalian selalu membuatku tertarik. Setelah 3 tahun berhenti tertarik aku mulia tertarik lagi paman.. Bibi... Jangan marah nee jika aku menelponmu untuk bertanya seperti saat itu" Kata Taehyung
Ku lihat Jungkook hanya diam dan tak menyatakan apapun. Dia hanya mendengarkan pembicaraan ayah dan Taehyung. Karena sudah larut Jungkook dan Taehyung berpamitan pulang.
"Lain kali mampirlah lagi nak" Kata ibu
"Pasti bibi" Jawab Taehyung
Aku mengantar mereka sampai depan mobilnya.
"Sampai Jumpa.. Jangan kapok berkunjung kemari" Kataku
"Ahh tidak.. Masuklah.. Udara semakin dingin.. Aku pamit" Kata Jungkook
Dia membungkuk hormat dan aku membalasnya dengan menyatukan kedua tanganku seperti biasanya..
"Myungyi Ssi... Sampai Jumpa" Pamit Taehyung
"Hati-hati nee... " Pungkas ku sambil melambaikan tangan.
Kulihat Jungkook membalas dengan menganggukan kepalanya. Dan beberapa detik kemudian mobil itu melesat meninggalkan pekarangan rumahku.
***
"Pria Ateis tapi sangat sopan dan menghargai agamamu" Kata ibu saat aku mulai melangkahkan kakiku masuk
Aku bingung mendengar itu semua. Ibuku yang sangat lembut berubah menjadi ketus.
"Apa maksud ibu?? " Tanyaku
"Kau menyukainya bukan?? " Desak ibu
"Ibu... Apa yang ibu pikirkan?? Bukankah kita sudah biasa menghadapi situasi seperti ini?? " Kataku
"Biasa tapi paling tidak mereka yang menjadi temanmu adalah seorang nasrani atau yang lain. Bukan yang sama sekali tak percaya Tuhan" Jelas ibu
"Kami hanya berteman.. Tak lebih... " Balasku
"Belum Zafrah... Bukan tak lebih... Tapi belum lebih... " Imbuh ibu
"Apa yang kau katakan?? Jangan membuat Zafrah terpojok.. Jungkook pria yang sopan dan baik.. Aku sangat mengenalnya" Jelas ayah
"Tapi dia ateis" Kata ibu
"Zafrah, masuklah... Ayah akan bicara dengan ibumu" Kata Ayah
Aku mengangguk dan segera melangkahkan kakiku masuk kamarku. Aku merasa sangat bingung. Belum pernah ibu seketat ini dengan pertemananku. Bahkan ketika di Amerika ibu sangat antusias ketika aku bercerita tentang teman-temanku yang berbeda keyakinan.
***
"Jangan mempersulit keadaan Zafrah dengan sikapmu.. Dunia anak muda disini sangat mengkhawatirkan.. Rawan keputus-asaan dan rawan bunuh diri" Jelas ayah
"Aku hanya mengkhawatirkan putriku. Pria itu sangat sopan dan sangat menghormati Zafrah.. Aku takut Zafrah terperangkap cinta padanya dan mengorbankan agamanya" Jelas ibu
"Heii... Kau lupa.. Putri kita gadis yang cerdas dan pandai menjaga dirinya" Kata ayah
Ibu menghambur kepelukan ayah dan meminta maaf.
"Aku sangat mengenal Jungkook dan keluarganya. Karirku saat ini juga berkat beasiswa dari perusahaan kakek Jungkook dahulu. Dan aku adalah dosen pembimbing Jungkook saat di Havertz dulu.. Jangan khawatir" Jelas ayah
Ibu mengangguk mengerti dan segera menghampiriku kekamar.
"Maafkan ibu sayang.. Ibu mengkhawatirkanmu nak" Kata ibu sambil mengusap suraiku
Aku semakin bingung dengan sifat ibuku saat ini. Apa yang dia khawatikan sangat tak masuk akal. Bahkan aku sendiri tak berfikir sejauh yang ibu fikirkan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Bilang Tuhanmu Aku Mencintaimu
FanfictionKisah seorang gadis Muslim yang memegang teguh agamanya walau gejolak cinta di hatinya tak bisa ditolak