One-Shoot Story Wattpad
*****
Sebulan berlalu dan akhirnya pria yang diberikan mandat untuk menjadi imamku itu mengucap qobul didepan ayahku. Akhirnya kami resmi menjadi sepasang suami istri.
"Selamat untuk kalian berdua.. Jalani rumah tangga kalian dengan baik. Dan saling menjagalah satu sama lain" Pesan ayahku
Resepsi digelar sederhana dan tentunya sesuai syariat agamaku. Jungkook berkali-kali terlihat sibuk menjamu koleganya dan beberapa teman dekatnya.
Dia sudah pandai menjaga diri saat ini. Dia sedikit mundur saat kolega wanitanya mendekat, dia mulai terbiasa dengan syariat agama yang baru saja dia peluk.
****
Aku tengah duduk di meja rias kamarku. Kami sengaja tinggal dirumahku karena lingkunganku lebih pas bagi Jungkook yang masih tahap belajar agama.
Aku melepas segala printilan di kepalaku yang dipasang untuk acara resepsi itu.
"Mau kubantu?? " Tanyanya
"Jika kau tak keberatan" Jawabku
"Tentu saja tidak... " Kata Jungkook beranjak membantuku melepas berlapis-lapis jilbab yang dibalutkan di kepalaku.
"Aish... Banyak sekali jarumnya.. Apa ini tak menyakitimu?? " Tanya Jungkook
"Aigoo.. Tentu saja tidak.. " Balasku.
Semua sudah terlepas, tinggal sebuah kain penutup kepala terakhir yang masih melekat. Aku membukanya dan rambut berwarna silverku mulai terurai.
"Aish... Rambutmu berwarna silver?? " Tanya Jungkook kaget.
"Nee... Aku sering mengganti warna rambutku.. Waeyo?? " Jelasku
"Ani.. Lagipula itu tak terlihat" Kekeh Jungkook
Jungkook kagum dengan kulit putih bersih ku. Sekarang dia bisa melihat semua permukaan kulit yang selalu kututup dengan baju panjang dan jilbab.
"Kau cantik sayang" Bisiknya
"Aish... " Jawabku
"Ambil wudhu dan kita sholat dulu... " Kataku
"Baiklah... Ayoo... " Kata Jungkook
Ini adalah kali pertama aku menjadi makmum untuknya. Dan berapa kagetnya aku Jungkook bisa dengan fasih membaca setiap bacaan shalatnya. Dia sangat bersungguh-sungguh dalam belajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bilang Tuhanmu Aku Mencintaimu
FanfictionKisah seorang gadis Muslim yang memegang teguh agamanya walau gejolak cinta di hatinya tak bisa ditolak