Sehun kini telah sampai di tempat tinggal sang presiden mahasiswa, tentu saja sangat mewah dan suram. Tidak banyak benda dan sangat tertata rapi. Sehun segera menuju dapur untuk memasak makan malam. Ia yakin Chanyeol tak sempat makan tadi. Ia mengeluarkan belanjaannya dan mengisi lemari pendingin yang kosong melompong, ah tidak––ada air putih dan beberapa minuman keras.
Sehun menghela nafas sedih.
"Apakah ia benar-benar orang kaya? makanan saja tidak punya," cibir Sehun sembari menata beberapa potong daging, sayur, buah, makanan ringan serta beberapa kotak susu. Sudah cukup berbaik hati Sehun membelikan makanan tersebut kepada Chanyeol.
Setelah selesai dengan urusan menatanya, Sehun pun segera memasak makan malam. Bulgogi, japchae dan telur gulung sudah tersaji di atas meja. Sehun juga membuat puding untuk penutup.
Sedangkan di lain tempat, Chanyeol bergegas membereskan meja kantornya, ia memang kerap membantu ayahnya menjalankan perusahaan sembari berkuliah. Ia tersenyum membayangkan Sehun yang akan menyambutnya dengan– ugh! panas mungkin.
"Minggu depan mampirlah untuk makan malam bersama Ibu Chan, ia sangat merindukanmu," ujar Ayahnya saat mereka berada di lift. Chanyeol menganggukkan kepalanya singkat.
"Kau bisa mengajak kekasihmu." sang Ayah menatapnya dengan serius, Chanyeol sedikit mendengus.
"Nanti akan aku pikirkan Ayah, dan stop mencarikanku calon pendamping." lift terbuka dan Chanyeol meninggalkan sang Ayah begitu saja. Sang ayah hanya bisa menghela nafas lelah menghadapi tingkah laku sang anak.
"Sangat nakal."
°°
Chanyeol membuka pintu apartement dengan tidak sabaran, bahkan ia langsung ingin berlari menuju kamar, namun wangi yang berasal dari dapur berhasil membuat perutnya bergemuruh. Chanyeol pun melangkahkan kakinya ke dapur dan terpampanglah Sehun dengan sweater merah muda dan juga celana putih pendek.
"Oh Sunbae sudah pulang, ayo makan terlebih dahulu, Sunbae pasti belum makan malam, aku mendengar suara gemuruh dari dalam sana," ujar Sehun sembari menunjuk perut Chanyeol yang ditutupi oleh kemeja hitam.
"Dasar cerewet." Chanyeol menarik kursi sembari mendengus membuat Sehun terkekeh kecil, ia pun segera mengambilkan Chanyeol nasi beserta lauk pauknya.
"Kau memesan ini?"
"Aku memasaknya Sunbae, maaf telah menggunakan dapurmu dengan lancang, dan aku juga sudah mengisi lemari pendinginmu dengan berbagai macam sayur dan buah, itu sangat baik untuk kesehatan Sunbae, tolong dicatat baik-baik, dan tolong jangan terlalu banyak minum minuman keras karena–"
Ucapan Sehun terhenti saat Chanyeol menjejalkan paksa telur gulung ke dalam mulutnya.
"Kau cerewet seperti Ibuku."
Sehun mendecih, ia pun segera duduk dan ikut menyantap makan malamnya. Chanyeol di seberang sana terus memperhatikannya, membuat Sehun sedikit salah tingkah.
"Apa kau benar-benar seorang perawan?"
"UHUKK UHUKK!"
Sehun berhasil tersedak karena pertanyaan Chanyeol, ia segera menyambar jus jeruknya dan meminumnya dengan brutal.
"Ya! kenapa menanyakan seperti itu saat sedang makan?!" omel Sehun. Chanyeol mengindikkan bahunya acuh.