1.

6.5K 424 28
                                    

Di dunia ini ada gender dan sub-gender. Gender terdiri dari pria dan wanita. Sedangkan sub-gender ada 3, yaitu Alpha, Beta dan Omega.

Alpha mempunyai kedudukan paling tinggi dan ditakuti. Mereka juga mempunyai kemampuan untuk membuat omega jantan mengandung. Sedangkan omega selalu menjadi yang terbawah dan yang paling direndahkan. Bahkan di mata orang-orang omega ada hanya untuk memuaskan nafsu para Alpha.

Nishinoya menggigit bibirnya geram. Siapa yang pertama kali membeda-bedakan gender seperti itu? Ia ingin sekali memukul orang tersebut. Memang apa salahnya menjadi seorang omega? Omega juga manusia.

Ia sangat ingat bagaimana tatapan orang-orang ketika mengetahui bahwa dirinya adalah omega jantan. Tatapan jijik, kasihan dan sebagainya dilemparkan padanya. Bahkan bisik-bisik tidak mengenakan sering ia dengar.

"Eh? Dia lelaki tetapi bisa mengandung? Menjijikan."

Itu adalah kalimat yang sering ia dengar. Karena itulah ia pergi dari kampung halamannya dan tinggal di Tokyo bersama teman Betanya, Yaku Morisuke. Mereka sudah saling mengenal cukup lama.

Ia dan Yaku mulai berteman ketika mereka duduk di bangku SMA. Mereka tidak sengaja bertemu ketika Nishinoya sedang bertengkar dengan seorang Alpha yang hampir memperkosanya.

Untuk ukuran seorang Omega, Nishinoya termasuk kuat. Ia bahkan bisa membanting seorang Alpha. Tetapi beda ceritanya jika ia sedang heat. Selama hidupnya ia belum pernah merasakan heat. Entahlah ia juga tidak terlalu peduli.

"Yuu, minggu depan aku ada pertandingan di Miyagi," Ucap Yaku yang sedang mengeringkan rambutnya.

Yaku adalah seorang atlet voli. Ia bermain dalam suatu tim yang isinya adalah orang-orang luar biasa. Tentu saja ada beberapa Alpha di sana.

"Oke, selamat berjuang," Ucap Nishinoya tanpa mengalihkan pandangannya dari monitor.

"Istirahatlah dari pekerjaanmu itu. Pulang dan jenguklah keluargamu! Kau ini mau jadi anak durhaka, ya?" Yaku mode cerewet mulai muncul.

Nishinoya bekerja dari rumah. Setiap hari ia berkutat di depan komputernya. Lagipula tidak ada pekerjaan di luar sana yang cocok untuk seorang omega. Bisa-bisa ia dilahap oleh seorang Alpha bahkan sebelum gaji pertamanya turun.

"Kau benar. Aku akan pulang ke Miyagi besok lusa."

Yaku tersenyum senang. Ia tidak menyangka anak keras kepala ini akan menuruti perkataannya.

"Mungkin aku juga akan menonton pertandinganmu," ucap Nishinoya.

"Lewat layar tv kan?"

Nishinoya tersenyum aneh. Yaku menggelengkan kepalanya dengan cepat. Ia meraih kedua pundak lelaki yang sudah bangkit dari kursi kerjanya.

"Jangan, di sana itu banyak Alpha."

"Mereka tidak akan tahu kalau aku omega jika aku memakai scent blocker," Nishinoya menenangkan Yaku. "Aku belum pernah menonton pertandinganmu secara langsung."

Kekhwatiran Yaku menghilang. Senyuman mulai muncul di wajahnya. Ia lupa kalau Nishinoya adalah omega paling kuat yang pernah ia temui.

"Hm, aku juga ingin melihat Yuu kecilku ini menyemangatiku secara langsung."

***

Nishinoya duduk di kursi suporter sambil membawa spanduk dengan wajah Yaku. Ya, sudah seminggu sejak pembicaraannya dengan temannya itu. Kini ia sedang menonton pertandingan temannya.

Seperti yang ia perkirakan, di sini banyak sekali Alpha. Kepalanya pusing sekali karena mencium bau banyak Alpha. Untung saja ia memakai scent blocker, jadi para Alpha itu tidak akan menyerangnya.

"MORISUKE SEMANGAAATTTTTTT!!!"

Ia menikmati pertandingannya. Rasanya lebih mengasikkan daripada melihatnya lewat layar Televisi.

"AAAA MIYA ATSUMUU!!!"

Nishinoya menyadari bahwa pemain bernama Miya Atsumu itu mempunyai banyak penggemar wanita. Semua wanita yang ada di kursi penonton adalah penggemarnya. Lelaki itu melakukan selebrasi seperti mengedipkan matanya atau memberikan flying kiss pada penggemarnya setiap ia mencetak angka.

"Euh, menggelikan sekali," ucap Nishinoya tidak sadar.

"Miya Atsumu itu? Ah, benar! Ia sangat menyebalkan. Banyak sekali wanita yang tergila-gila padanya. Aku iri sekali!" Orang di sampingnya tiba-tiba menimpali.

"Seperti yang diharapkan dari seorang Alpha," timpal orang lainnya.

Mood Nishinoya berubah menjadi buruk. Kenapa mereka ini malah memuji si Miya Atsumu itu? Bukannya dia itu lawan dari tim yang sedang mereka dukung?

Pertandingan selesai dengan kemenangan oleh tim Miya Atsumu. Nishinoya bisa melihat ekspresi kecewa dari wajah temannya. Yah mau bagaimana lagi, tim lawan memang bermain dengan sangat baik pada hari ini.

"Morisuke!" Teriak Nishinoya yang sudah menunggu di luar.

Yaku langsung berlali ketika melihat temannya itu. Ia langsung memeluknya dengan erat. Memeluk temannya itu sudah seperti obat yang dapat menenangkannya.

"Permainan yang bagus. Lain kali kalian pasti bisa menang!"

"Oh, Yaku? Siapa dia? Kekasihmu?"

Seseorang mengganggu momen manis mereka. Yaku langsung memberikan pandangan tidak suka pada orang itu.

"Temanku."

Miya Atsumu, orang yang mengganggu momen mereka memandang Nishinoya dari atas ke bawah. Lelaki kecil itu hanya menaikan sebelah alisnya.

"Wah, kau mempunyai teman yang lucu ya Yaku," Atsumu mengacak-ngacak rambut Nishinoya.

Sial! Rambutnya yang sudah ditata dengan sebaik mungkin jadi rusak. Dasar Alpha kurang ajar! Nishinoya memaki Atsumu dalam hati.

"Jangan sok akrab," ucap Nishinoya sambil menyingkirkan tangan Atsumu dari kepalanya.

Atsumu hanya tertawa. Entah kenapa ia semakin ingin menggoda teman dari lawannya ini.

"Kita pergi dulu ya, Miya."

Yaku langsung menarik tangan Nishinoya dan pergi dari tempat itu. Entah kenapa kepala dan badan Nishinoya terasa panas setelah itu.

***

Nishinoya merasa bosan diam seharian di rumahnya. Keluarganya sama sekali tidak membiarkannya melakukan apapun. Yang ia lakukan selama di Miyagi hanyalah tidur, makan dan buang air. Dan waktu liburnya masih ada dua hari lagi. Sayang jika ia langsung pulang ke Tokyo.

"Aku akan bermain ke tempat Morisuke," Nishinoya langsung menyambar jaketnya.

Ia mengingat-ngingat hotel mana yang temannya itu tempati selama di Miyagi. Ia tidak memberi tahu temannya tentang kedatangannya. Mungkin Yaku akan terkejut ketika Nishinoya ada di depan pintu kamarnya.

"Eugh," kepala Nishinoya tiba-tiba berdenyut.

Ia sudah beradi di lobi hotel. Ini akan menjadi sia-sia jika ia kembali ke rumahnya. Ia akan tetap datang ke kamar Yaku dan ikut tidur di sana untuk menghilangkan sakit kepalanya. Yap! Niatnya sudah bulat.

Baru saja ia akan menekan tombol lift tapi badannya terasa panas sekali. Dadanya juga terasa sesak. Ia sudah tidak mempunyai kekuatan lagi untuk berdiri. Matanya sudah hampir menutup. Yang terakhir ia ingat adalah sayup-sayup suara lelaki. Semoga saja itu suara Yaku.

Bersambung.

Aku bikin fic baru padahal ff hanahaki tsukinoya ku sama sekali belum dilanjut :)

Hidup Dengan Alpha || ATSUNOYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang