Muara

51 5 1
                                    

Dear diary
Kau adalah puisi hati
Dikala rindu tak bertepi
Kuingin kau ada, Saat ku membuka mata.
Hingga ku menutup nya kembali.

Ting.

Dian mengalihkan atensi nya ke arah handphone nya yang terbaring di tempat tidur.

Dian Menggeram, selalu saja begini. Saat dia sedang puitis-puitisnya selalu saja ada yang menggangu.

Drtttttt
Drtttttt
Drtttttt

Dian melongos kesal. Siapa sih yang menelpon jam setengah 11 malam?

Drtttttt
Drtttttt
Drtttttt

" Iyah sabar anjir! Nelpon Mulu kaya gue punya utang aja."

" Halo, Siapa sih ini? Gak tau apa kalau ini tuh udah malem. Besok aja nagih hutang nya!"

" DIANNNNN!"

Dian mengelus telinga nya kesal.
" Ya ampun Rin, jangan teriak-teriak gitu ah. Udah malem sayang. Nanti didatangin si manis loh."

Karin mengernyit,
" Si manis siapa? Emang ada yang manis selain aku?"

Dian mengumpat dalam hati, PD sekali gadis ini.

" Si manis itu mbak Kunti."

Karin melotot kesal.
" Kamu ngerasa Kunti lebih manis dari aku? Mata kamu udah rusak yah?"

Dian menggeleng,
" Udahlah, apaan nelpon-nelpon? Kenapa belum tidur? Tadi jam 9 baru aja nelpon, sekarang nelpon lagi. Kenapa sih?"

Karin terkekeh,
" Kangennn."

Dian mendecih,
" Bacot! Udah ah mau apa? Martabak apa sosis gulung?"

Karin tersenyum kecil,
" Aku gak bisa tidur."

Dian membaringkan tubuhnya,
" Kenapa? Mau aku dongengin?"

Karin menggeleng,
" Kebiasaan tidur bareng jadi susah tidur kalau sendiri."

" Males ah, percuma tidur bareng tapi gak ngapa-ngapain."

Karin memekik,
" Kamu yah! Bilangin papah nih."

Dian terkekeh,
" Jadi kamu mau aku kesana apa gimana?"

Wajah Karin memanas.
" Ehm gak tau."

Dian terkekeh,
" Kalau boleh masuk biar aku berangkat. Entar aku udah datang malah gak boleh masuk kan sama aja."

" Enggak tau. Papah sama mamah udah tidur sih."

Dian tersenyum,
" Yaudah aku datang aja deh. Kayaknya kamu gak bakal tidur kalau gak sama aku. Emang pesona aku tuh kuat banget yah, sampek kangen begini kamunya."

Karin menggeram,
" Udah deh gak usah jadi."

Dian terkekeh,
" Iyah Iyah sayangku. Aku peka kok kalau kamu malu. Yaudah tutup dulu yah, aku mau pake baju dulu."

Karin langsung menutup panggilan. Gadis itu berguling-guling dan memekik kesenangan.

" Bucin banget sih Rin, dasar Dian virus."

***

Dian sampai tepat pukul 12 malam. Memang terlihat kurang ajar karena bertamu malam-malam. Tapi, demi pujaan hati Dian rela melakukan segalanya.

" Halo."

" Bukain pintu nya dong sayangku."

Karin mendecih,
" Kirain gak jadi dateng. Bentar yah."

Dian tersenyum riang. Jadi terpikir bagaimana jika mereka menikah nanti? Saat dirinya baru pulang dari kantor dan disambut hangat didepan pintu. Ahh pasti menyenangkan.

" Mas gojek yah?"

Dian mengumpat, lihat lah. Baru saja berkhayal yang manis-manis. Objek yang dikhayalkan malah seperti ini.

" Angel yah?"

Karin melotot kesal.

" Angeli siapa? Selingkuhan?"

Dian terkekeh geli,
" Bukan. Istri kedua."

" Oh iya, mbak nya pesen hati pake cinta kan yah?"

Karin menggeram kesal, tangannya maju memukul kesal bahu Dian.

" Udah ayo masuk. Entar ketahuan tetangga. Disangka rumah bordil lagi," Karin menyeringai dengan mata mengedip menggoda.

Dian mengumpat,
" Beneran angel ini."

Karin melongos tak perduli. Gadis itu beranjak meninggalkan Dian di depan pintu.

" Woy Rin,"

" Ini kenapa kosong banget rumahnya? Pada kemana semua?"

Karin mengangguk,
" Yah kosong, kan aku udah bilang mamah sama papah udah tidur, lagian abang sama kakak lagi pergi. Jadi yah begini."

" Yah mending lah, aku gak ada sama sekali."

" Emang Tante sama om kemana?"

" Ke Bandung mereka. Biasalah, bisnis."

Karin mengangguk.
Gadis itu membuka pintu kamarnya lebar. Saat akan masuk tangannya dicekal hingga dia akan terjungkal.

" Apa sih? Kalau aku kenapa-napa gimana?"

" Kita beneran tidur bareng?"

Karin mengernyit bingung,
" Emang kenapa? Kan udah biasa."

" Iyah biasanya dalam keadaan terjepit. Nah ini kasurnya lebar plus empuk gitu. Entar aku khilaf loh."

Karin tersenyum menggoda,
" Yah gak papa, biar kita langsung dinikahin."

Dian mengumpat kasar,
" Nanti dikhilafin beneran malah nangis."

Karin terkekeh,
" Udah ayo masuk. Aku udah ngantuk."

Dian menggeleng, sebelum masuk dia berdoa lebih dahulu agar otak nya tetap dalam keadaan waras. Bisa dihajar habis-habisan dia jika benar-benar khilaf nantinya.

" Ih ngapain bengong sih? Sini cepetan masuk. Jangan lupa kunci pintunya. Biar gak ada yang ganggu."

" Anjir, udah ah Rin. Jangan gitu. Khilaf gue entar."

Karin tertawa riang,
" Enggak kok. Udah sini."

Dian melangkah masuk, entah kenapa tiba-tiba jantungnya jadi berdetak tak karuan.

" Ayo sini peluk."

Dian menarik nafasnya dalam-dalam, lalu mengembuskan nya.

" Ayo otakku kembali lah jernih."

Karin terkekeh,
" Kamu udah tegang? Astaga baru digoda sedikit."

Dian mengumpat lagi,
" Udah deh Rin, jangan ngomong sembarangan lagi."

" Iyah, Iyah. Udah sini."

Dian berbaring dengan tegang. Otak nya belum bisa jernih juga.

" Good night my love."

Cup.

Dan hasilnya, Dian benar-benar tak tidur sampai pagi.






****
27 Juni 2021

Gak jelas yah?


...CINTA SEORANG LELAKI...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang