Coming Home

45 6 0
                                    

Siangnya, Karin dan kedua orangtuanya pun berangkat untuk pulang kerumah mereka.
Sepeninggalan Dian, ketiga nya hanya diam tak banyak bicara. Masing-masing sibuk mengerjakan berbagai hal yang tak penting demi mengusir perasaan tak enak yang menyesakkan dada.

" Ada yang mau dibeli lagi gak? Habis belokan gak bisa lagi yah."

Karin dan Alisa menggeleng,

Delon meringis melihat respon keduanya, dia mengusap dadanya menghilangkan rasa kesalnya.

Hingga akhirnya, sampai lah mereka di rumah megah yang berhalaman luas penuh dengan bunga yang menyejukkan mata.

Ketiga nya tetap diam lalu berjalan beriringan menuju pintu rumah mewah itu.

" DORRRRRRR"

" Astaghfirullah, Kakak sama Abang ngapain sih?"

Alisa berteriak kencang memaki kedua anaknya, Delon tak tinggal diam langsung meraih keduanya dan menarik kencang telinga mereka. Sementara Karin diam dengan wajah datarnya.

" Ahhh papah sakit, duh lepasin pah."
Calista merengek dengan kaki yang dihentakkan, mata perempuan berusia 26 tahun itu sudah berkaca-kaca menahan sakit.

" Rasain, coba aja papah punya penyakit jantung? Gimana hah? Mau papah mati?"

Baim bergerak gelisah menahan tangan papanya,
" Udah yah pah, please. Astaga ini sakit banget pah, itu si kakak udah nangis loh pah."

Delon mendengus lalu melepaskan jeweran nya.

" Kalian ngapain coba kejutin kita gitu?"

Calista mengusap telinga nya pelan,
" Kan mau kasih kejutan mah."

Alisa menatap jengah wajah keduanya,
" Lain kali gak boleh diulangi."

Baim dan calista mengangguk, mereka lalu bergerak kompak memeluk Karin yang sedari tadi hanya diam membisu.

Gadis itu tersentak, wajah datarnya berganti menjadi sendu dengan mata berkaca-kaca.

" Welcome home adek sayang."

" Selamat datang adek Abang yang paling cantik."

Calista melepas pelukannya, dia tersenyum lebar lalu mengusap rambut adiknya.
" Mulai sekarang, kakak bakal sering datang kerumah. Kakak bakal datang Jumat terus balik Minggu, gitu seterusnya. Kakak bakal telpon kamu terus tiap hari, tiap 3 jam sekali. Okeh sayang?"

Karin diam tak menyahut,

Kini baim yang mengelus rambut Karin,
" Kalau Abang, Abang janji bakal datang tiap hari Sabtu. Jadi kita bertiga bisa habisin waktu bareng-bareng. Abang janji setiap gajian bakal kirim uang banyak sama adek. Abang janji bakal beliin hadiah tiap bulan buat adek."

Karin menundukkan kepalanya, tak menyahut ataupun menatap Abang dan kakaknya yang setia menunggu sautannya.

Delon berdehem,
" Dek? Kakak sama Abang di diemin aja?"

Karin menggeleng pelan, membuat semuanya mengernyit bingung.

" Sayang kok diam aja? Kakak sama Abang nungguin loh." Tegur alisa.

Hening beberapa menit, hingga Baim akhirnya memutuskan untuk berlalu pergi dengan perasaan kecewanya. Lalu tak lama,

" Abang."

Baim berbalik, matanya yang berembun akhirnya meluruhkan air mata juga. Karin sekarang memeluk dirinya erat dengan tangis pecah menyayat hati. Karin melepaskan pelukannya sebentar lalu menjulurkan tangannya ke arah Calista yang terdiam,

...CINTA SEORANG LELAKI...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang