Harusnya Aku

53 4 0
                                    

Seminggu kemudian.

Jauh di seberang pulau. Terlihat seorang pemuda sedang sibuk memperhatikan handphone nya. Ini sudah seminggu lebih tetapi kenapa kabar yang ditunggunya belum datang juga.
Atau mungkin, keputusan mereka tetap sama?

Putra mendesah lelah, tangannya terus memijit keningnya untuk menghilangkan rasa pusing yang menderanya.

Drtttttt

Putra menghempaskan kesal handphone nya. Nama yang tertera disana bukanlah sesuatu yang dia tunggu dan dia harapkan.

Drtttttt

Putra mendengus kasar, tangannya mengepal erat.

" Apalagi?"

Diseberang, perempuan yang menelponnya mulai menangis terisak.

" Nak, kamu pulang yah. Ini udah seminggu, kamu dimana sih nak?"

" Apa sih Bun? Aku udah bilang aku baik-baik aja. Pokoknya aku gak akan balik sampai kabar dari Jakarta datang."

" Tapi bunda gak tenang nak, pulang yah nak. Demi bunda."

Putra terdiam, mendengarkan isakan bundanya yang semakin lama semakin kencang saja. Membuat dirinya sedikit luluh dan mulai merasa bersalah.

" Oke, putra balik kerumah."

Pekikan riang langsung menggema, hentakan kaki yang kencang menandakan bertapa bahagia nya sang bunda.

" Mau bunda masakin apa nak? Atau mau sesuatu?"

Putra tersenyum kecil,
" Enggak usah Bun. Kalau gitu aku tutup dulu yah Bun. Nanti sore aku bakal ke rumah."

" Iyah, Iyah nak. Kamu hati-hati yah."

" Iyah Bun."

Setelah panggilan terputus, putra langsung beranjak dari tempat tidurnya untuk berangkat ke kantor.
Pemuda itu memang sudah seminggu menginap di hotel bintang lima yang cukup dekat dari kantor nya. Meskipun dekat, tidak ada satupun yang berhasil melacak keberadaan nya hingga saat ini. Namun sekarang dia harus sudah pulang karena bunda nya mungkin akan sakit jika dia menolak pulang sekali lagi.

Selesai mengenakan pakaiannya, dia langsung bergegas turun menuju lobi untuk menyerahkan kunci kamar nya. Lalu bergegas ke parkiran menuju mobilnya.

Dalam perjalanannya, putra menatap sendu dunia yang tampak ramai. Orang-orang berlalu-lalang seakan mereka selalu baik-baik saja. Mereka tertawa dan  tersenyum menunjukkan kebahagiaan mereka. Tapi kenapa dirinya tak bisa seperti mereka? Kenapa dirinya tak bisa tertawa dan tersenyum seperti mereka? Kenapa masalah silih berganti menghantam dan menghancurkan dirinya?

Tinnnnnnnn.

Putra tersentak, langsung tersadar dari lamunannya. Ternyata orang-orang sudah menunggu nya untuk maju.

Menyadari kesalahannya, dia langsung menarik gas dan berlalu membawa mobilnya.

Putra mendesah lelah,
" Untung aja gak disamperin polisi."

Belok ke kanan, dan kantor nya pun sudah terlihat. Kantor itu menjulang tinggi dengan jumlah lantai yang mencapai 46 lantai. Putra menatap dalam kantor tersebut, lalu akhirnya beranjak masuk kedalamnya.

Samar-samar ingatan 15 tahun lalu merasuki pikiran nya. Saat itu ada seorang gadis yang meminta sesuatu padanya,

-flashback-

" Kak lihat, gedungnya tinggi banget."

Putra kecil terkekeh geli melihat adik sepupunya yang berbinar memandangi gedung tinggi di sepanjang jalan.

" Ih kakak, kok malah ketawa? Karin mau deh kak punya suami yang punya gedung tinggi kaya gitu."

" Oh yah?"

Karin kecil mengangguk,
" Iyah, Karin juga mau nanti kalau udah nikah tinggal di Singapura. Terus punya gedung tinggi yang banyakkkk"

Putra tersenyum lalu mengacak gemas rambut adik sepupunya.
" Kalau gitu entar kakak bangun gedung yang tinggi buat Karin. Okeh?"

Karin kecil memekik senang, gadis manis itu langsung memeluk erat kakak sepupunya.

" Kalau gitu kakak nikah sama Karin aja yah?"

Putra membulatkan matanya, kemudian tertawa kencang.
" Gak boleh dong. Kan Karin adik sepupu kakak."

Karin memberengut,
" Pokoknya Karin mau nikah sama kakak."

Putra menggeleng saja,
" Terserah lah."

Karin langsung tersenyum lebar. Mata gadis itu berbinar bahagia.

-flashback of-

Putra mengusap air matanya yang menetes. Dia langsung keluar dari lift dan bergegas masuk kedalam ruangan nya.

" Pagi pak."

Putra tersenyum singkat lalu membuka lebar pintu ruangannya. Disana, terdapat meja besar dengan segala perlengkapan mewah dan sebuah batu kaca yang berukir indah namanya.

Putra Abimana

Air matanya seketika meluruh, bibirnya bergetar menandakan bahwa rasa sakit nya sungguh luar biasa.

Pemuda itu menangis sesenggukan, dia menekan dadanya yang terasa amat menyakitkan.

" Kenapa Rin? Kenapa kamu gak bisa nerima aku yang tulus mencintai kamu?"

" Harusnya aku Rin, harusnya aku yang kamu cintai. Bukan Dian,"

" Aku gak bisa lihat kamu bahagia sama lelaki lain Rin."

" Please terima aku."

Putra terus terisak, mengeluarkan semua rasa sesak yang sudah dia tahan selama seminggu ini. Pemuda itu tampak sangat lemah dan tak berdaya.

Drtttt

Putra menghela nafas, mengusap air matanya. Kemudian meraih handphone nya. Tanpa di duga, bibirnya langsung tersenyum lebar dengan binar mata yang berubah cerah.

" Halo Rin."

" Dimana?"

" Aku di kantor, kenapa?"

" Aku cuma mau bilang, kalau aku sama mamah dan papah udah ambil keputusan."

Putra mengangguk, badannya tiba-tiba terasa menegang dengan perasaan takut yang luar biasa.

" Jadi,"

Selesai penjelasan singkat, padat, dan jelas dari gadis di seberang sana, putra langsung membanting handphone nya kasar. Pemuda itu langsung menjerit histeris dan menendangi semua benda didekatnya.

" AAAAAAAAAAA"

" BANGSAT!"

Putra terjatuh di lantai, air matanya meluruh kembali, kali ini lebih deras dengan isakan yang teramat kencang. Tubuh pemuda itu ikut bergetar hebat dengan jantung yang berdetak melemah. Semuanya kacau, semuanya telah hancur. Terngiang kembali di telinga nya penjelasan karin barusan,

" Kami mutusin buat membatalkan perjodohan ini. Maaf put, tapi aku gak bisa nyakitin perasaan kamu terlalu jauh. Semoga kamu selalu bahagia."

" KARINNNNNNNN"

Putra meraung kencang, tangannya memukul dadanya yang amat sangat sesak. Nafasnya tersendat-sendat seperti akan mati. Hatinya berbisik lirih,

" Kamu bener-bener gak punya hati Karin."

Setelahnya dia pun ambruk tak sadarkan diri.





______________
13 Juli 2021

Kasihan putraaa...

Yang mau jadi pengganti nya karin silahkan isi formulir dibawah ini, wkwk


...CINTA SEORANG LELAKI...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang