Preview Chapter Sebelumnya :
“Tolong katakan pada kakek, jangan meyetujui kontrak apapun. Terutama jika itu menyangku perusahaan milik mendiang abeojiku-“
“Wae?”Chapter 10
Enjoy!
.
.
.
.
.
.
Warning typo dan ada kata kasar, bijak dalam membaca ya?
------------------------------------------------------------
“Huh? Ah, keunyang-“
“Sekarang kau tertarik untuk terjun ke dunia bisnis?”
‘Tidak, aku hanya tidak ingin perusahaan itu jatuh ke tangan yang salah,’ batin Seokjin.
“Tidak, hanya saja aku ingin kakek atau paman saja yang kelola-“
“Hm, baiklah akan ku coba beritahu kakek. Tapi jika alasannya hanya itu, kau tahu sendiri kakek bagaimana-“
Seokjin terlihat berpikir, “Katakan aku akan mulai mengelolanya,”
“Whoa, kau ini benar-benar aneh ya. Beberapa detik yang lalu kau bilang tidak sekarang bilang iya.”
“A-aku mulai berpikir bahwa perusahaan itu suatu hari akan jatuh ke tanganku, jadi ya mungkin sekarang sudah saatnya aku belajar mengelolanya-“
Namjoon tak bersuara.
“Namjoon?”
“Ya, ya akan ku sampaikan.”
“Oke, thanks.”
Pip.
Sambungan diputus Seokjin. Ia menghela napas lelah. Semoga langkah yang ia ambil sudah tepat.
Tring!
Sebuah pesan masuk. Dari Ken.
‘Seokjin, aku sudah mencoba meretasnya. Dan ada sedikit keanehan disini, mobil itu ditanggal yang kau cari pergi mendapat tugas mengantar barang ke Incheon, tapi anehnya mobil itu tidak pernah sampai kesana dan malah pergi ke arah lain. Tepatnya bukit hotel Aera setelah itu mobil kembali ke Seoul di malam yang sama dan keesokan harinya sudah berakhir ditempat penghancur mobil. Aku akan kirim datanya berupa file jika itu yang kau mau,’
Setelah mendapat datanya Seokjin tak lupa mengucapkan terimakasih pada Ken.
Masih ada yang mengikutinya, Seokjin pura-pura pergi ke rumah Yoongi yang kebetulan anak itu ada sedang bersama Jimin.
Saat melihat Jimin, tiba-tiba saja ia teringat akan Taehyung atau V si malaikat pencabut nyawa.
“Yoongi, aku bisa meminjam laptop dan mungkin flashdiskmu?”
“Tentu, pakai saja. Aku dan Jimin ada di studio jika kau mencari, oke?”
Seokjin mengangguk sebelum akhirnya kembali fokus tujuannya datang kemari.Ia mencopy kembali semua data dari Ken dan video yang penting ke dalam flashdisk Yoongi.
Setelah selesai ia menyimpan flashdisk itu dengan secarik note.
‘Yoongi, jika kau menemukan note ini. Tolong bantu aku segera berikan flashdisk ini kepada seorang detektif yang membantu kasus penculikan dekat dengan apartmentku dulu,’
Seokjin lantas pergi dari rumah Yoongi tanpa berpamitan dulu.
Sebelum pulang, ia menyempatkan diri untuk mengunjungi rumah penyimpanan abu milik kedua orang tua dan kakak laki-lakinya.
“Abeoji, eomma, hyung, setelah ini kalian akan beristirahat dengan tenang, kan?” lirih Seokjin.Setelah itu ia juga menyempatkan diri ke tempat penyimpanan abu milik Kim Taehyung.
--------------------------------------------------------------
Seokjin tiba di apartmentnya, ia mendapati bibi Kang duduk di meja makan ditemani Taehyung yang hanya diam memperhatikan.
Melihat Seokjin yang sudah tiba, bibi Kang segera bangkit dan menyambutnya tanpa menghiraukan Taehyung yang sedari tadi duduk dihadapannya.
“Maafkan aku, sepertinya urusanku sedikit lebih lama dari yang seharusnya-“
“Gwaenchana, ayo kita makan malam, kau pasti sudah lapar.” Ajak bibi Kang.
Seokjin duduk tepat disebelah Taehyung.
“Kau sudah memberikan bukti itu ke polisi?” tanya Taehyung.
Seokjin menggeleng sambil menyuapkan makanan ke mulutnya.
“Besok,”
Taehyung menoleh pada Seokjin yang sedang asyik memakan masakan ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Wish [Completed]
FanfictionHalo, aku Seokjin. Kim Seokjin. Manusia biasa dan (catat) aku tampan. Hidupku normal dan menyenangkan. Semuanya berjalan normal, sampai aku bertemu dengan seseorang yang mengaku sebagai malaikat pencabut nyawa. Konyolnya, dia bilang karena ada kesal...