minsu yang sebelumnya sudah dikirimi jisu pesan mengenai petunjuk arahnya pergi akhirnya berhasil menemukan jaeyun. sebelumnya minsu juga sudah menceritakan kepada yang lain tentang jaeyun yang ia tahu dari ben.
ditemani donggeon, minsu membawa jaeyun masuk ke mobilnya untuk kembali pulang. jaeyun sendiri hanya diam dengan tatapan kosongnya.
mereka memilih untuk berkumpul di rumah jeyou yang kebetulan memang selalu sepi. untuk woonggi dan jerome cukup mengerikan kembali ke basecamp. bahkan saat minsu kembali membawa jaeyun, woonggi sampai bersembunyi di balik jerome.
“lee jaeyun lo terburuk dari yang buruk” ucap jeyou menghakiminya terlebih dahulu.
“gue rasa lebih baik kita selesain ini besok pagi, gimanapun kalian perlu istirahat” kata donggeon.
“—ga” tolak jaeyun cepat.
“gue mau ini diselesain sekarang juga, selanjutnya gue bakal ngasih tau tentang kyungho.”
“bagus kalo gitu, gue pengen cepet-cepet ngabisin orang kaya lo” sahut jeyou masih penuh amarah.
kemudian semuanya berkumpul di ruang tamu mendengarkan semua alasan atas apa yang terjadi dengan mereka.
“pertama gue emang udah rencanain ini, gue ngancem bang chihoon nyuruh dia buat ngajak kalian bolos, kecuali kyungho dan ngajak kalian duluan buat main mafia game. sebelumnya gue ngerencanain buat ngajak kalian jalan-jalan dan ga ngebalesin dendam itu disini, tapi feeling gue ga enak sama minsu makanya gue ganti jadi main mafia game.”
“gue ga tau gimana bang chihoon ngomong sama bang chanhyuk sampe dia sama sekali ga marah tentang ajakan bolos.”
“dan yang perlu kalian tau, semua kebaikan gue sama kalian itu palsu, gue ngitungnya sebagai hutang yang harus kalian bayar” kata jaeyun yang langsung membangkitkan amarah jeyou lagi.
“bodoh!” umpat jeyou.
“seharusnya lo ga perlu lakuin itu kalo lo ngitungnya sebagai hutang” kali ini si pemuda oh yang bersuara.
“apa itu artinya gue harus nolak kalian?” balas jaeyun menatap lawan bicaranya nanar.
“bukannya kalian udah tau penyakit gue yang ga bisa nolak permintaan orang?” lanjut jaeyun lagi.
“t-tapi kita ga pernah bener-bener manfaatin itu kok” sanggah wonggi takut-takut.
“oh ya? sama sekali ga pernah terbesit di pikiran kalian? ‘lee jaeyun 'kan baik pasti dia mau bantuin gue’? really?” tanya jaeyun sarkas membuat woonggi semakin takut.
percayalah siapa sangka lee jaeyun akan menjadi sangat menyeramkan seperti ini.
“gue ga pernah bisa bilang ‘engga’ ke orang-orang, gue iyain semua permintaannya. apa kalian pikir gue ga cape?”
“gue pikir setidaknya gue bisa jadi orang baik, tapi orang baik mana yang ngasih hasil tugas yang dikerjain buat temennya yang kelupaan bawa tugas itu, kalian pikir gue bisa nolak?” tanya jaeyun pada mereka semua tapi tatapannya hanya terfokus pada jeyou.
“engga, itu udah penyakit gue. mengiyakan saat mereka nyuruh gue buat rapihin kursi sisa acara yang posisinya udah jam sebelas malam lewat” kali ini jaeyun beralih menatap donggeon.
“gue juga cape, tapi gue juga ga tau caranya berenti, gue ga tau caranya untuk minta timbal balik dari kalian. akhirnya gue menghitungnya sebagai hutang yang harus dibayar” final jaeyun wajahnya telah dibanjiri air mata.
“maka dari itu gue juga minta maaf sama lo” ucap chan.
“permintaan maaf yang terlambat?”
“setidaknya dia minta maaf, permintaan maaf lo sendiri dengan apa yang terjadi sama jisu dan kyungho mana?” sambar jeyou membela chan.
“gue bilang terlambat, karena keduanya pasti udah mati” balas jaeyun.
“lee jaeyun!”
satu pukulan dari donggeon mendarat di pipi kanan jaeyun.
“gue minta maaf juga” ucap chihoon dengan kepala yang ditundukkan, chihoon sebagai yang tertua dan yang menuruti permintaan jaeyun benar-benar merasa amat sangat buruk.
“kenapa lama banget bang? gue dari tadi nunggu permintaan maaf lo” ujar jaeyun.
“lo ga waras!” seru minsu dan kali ini mendaratkan pukulan pada pipi kiri.
“bukannya satu-satunya yang harus lo salahin disini itu bang chihoon? seharusnya dia ga perlu takut dengan ancaman gue” lanjut jaeyun membuat minsu benar-benar semakin marah.
“kalian ga akan terluka, jisu dan kyungho masih ada sama kita sekarang dan gue ga perlu jadi orang jahat?”
“gue minta maaf, gue bener-bener minta maaf” ucap chihoon semakin merasa buruk sampai buliran bening lolos dari matanya.
“engga bang chihoon, disini kita semua emang salah tapi dia tetep jadi yang paling terburuk bener kata bang jeyou” kata jerome menunjuk jaeyun.
“kalian kalo udah selesai bisa langsung bawa dia kunciin di kamar ga?” ujar woonggi takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
true mafia | TO1 ✔
Fanficdua mafia, satu dokter, satu polisi dan satu pembunuh yang sebenarnya. ©2O21, purpelink.