Prolog

6.3K 361 12
                                    

𝐍𝐚𝐬𝐞𝐭𝐫𝐚 𝐀𝐟𝐚𝐝𝐥𝐲

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚𝐧𝐲𝐚!!


...

"Mulai sekarang, Setra tinggalnya sama abang dulu. Ayah sama Bunda harus ngurus pekerjaan yang ada di luar kota, dan itu bakal lama. Daripada kamu sendiri di rumah nggak ada yang ngawasin, mending tinggal sama Abang aja biar Ayah sama Bunda tenang." 

Ucapan wanita cantik yang menyebut dirinya Bunda itu membuat anak yang dipanggil Setra menatap tak percaya. Matanya membulat seolah ingin keluar dari tempatnya. 

Dia? Tinggal dengan abangnya?! Big No! 

"Aku kan bisa tinggal sendiri Bun! Lagian juga udah gede kok, ngapain tinggal sama Abang? Abang tuh serem! Lagipula dia juga ngekos, nggak baik loh ganggu orang yang lagi ngekos." protes Setra pada Bundanya. Sang Abang yang sekarang duduk di sebelah adik menyebalkannya itu menatap tajam Setra. 

"Kamu baru 15 tahun aja sok-sok an bilang udah gede. Lagian segalak-galaknya abang kamu mana ada dia gigit?" Deni sang ayah terkekeh mengejek si bungsu membuat anak itu mendengus kesal. 

"Ayah nggak tau sih dia pernah kok! Dia tuh suka gigit tau kayak doggy!" setra sedikit berbisik dengan kata terakhirnya. 

"Hus! Jangan gitu sama abangnya!" tegur Lia. 

"Pokoknya Ayah Bunda nggak mau tau! Kamu harus tinggal sama abang. Kalo nggak tinggal sama abang, nanti Bunda masukin ke pesantren milik uwa kamu, mau?" ancam Lia. Wajah Setra langsung memelas mendengar itu.

"Yah Bunda.. Jadi nggak bisa nego nih?" 

Deni tersenyum sembari mengusap sayang rambut bungsunya. "Enggak ya sayang. Nggak bisa di nego!" ucap Deni. 

Setra berdecak kesal. "Ish, yaudah deh.." katanya. 

Mau tak mau Setra pun mengangguk setuju dengan keputusan Ayah Bundanya. Anak itu melirik ke sebelah tempat sang Abang duduk, bukannya mendapatkan senyuman dia malah dihadiahi tatapan tajam yang membuat Setra menunduk pasrah. 

"Yaudah, mulai hari ini Ayah Bunda titip Setra sama kamu. Jangan lupa kabarin kalau ada apa-apa ya? Kita percaya kok sama kamu Bang. Pasti kamu bisa jagain adeknya." Sang Abang tak menjawab, sebagai gantinya ia hanya mengangguk mengiyakan permintaan Ayah Bundanya. Lagipula percuma menolak, toh akan di paksa juga. Jadi mending pasrah saja kan biar cepet. 

"Kalo gitu Ayah Bunda pergi dulu ya? Bye anak-anak~" 

Setra cemberut melihat kepergian Ayah Bundanya di depan rumah. Anak itu melambaikan tangan dengan lesu sembari menatap kepergian taksi yang membawa serta kedua orang tuanya. 

"Bye-bye Ayah.. Bunda.." ucapnya lesu. 



Perkenalkan, namanya Nasetra Afadly. Dia adalah anak bungsu dari pasangan bahagia Deni Arfian dan Lia Nagita. Setra adalah nama panggilannya, anak itu lahir dengan satu kakak kandung yang bernama Lofaro Agradyan. 

Hubungan kedua kakak beradik itu tak baik, dan tak terlalu buruk juga. Sejak kecil, Lofa tak pernah menginginkan adanya seorang adik dalam hidupnya. Gara-garanya ia pernah di takut-takuti oleh saudaranya, katanya punya adik itu tak enak dan menyusahkan. Kelahiran Setra saat itu tak membuat Lofa membencinya, namun Lofa juga tak menyukainya. Singkatnya sih Lofa tak tahu apakah ia menyayangi atau malah membenci anak itu. Yang jelas, sikap Lofa yang dingin membuat siapapun berasumsi jika Lofa membenci Setra, padahal Lofa sendiri tak tahu bagaimana perasaan aslinya pada sang adik.

Saat ini Setra sedang menonton televisi di ruang tamu rumahnya. Lofa yang baru datang dari lantai dua mendengus sebal melihat kelakuan anak itu. 

“Baru juga ditinggal udah males-malesan,” pikirnya. Padahal Ayah Bundanya berpesan sebelum mereka pergi kalau keduanya harus membeli beberapa persediaan makanan dan kebutuhan untuk keduanya. 

"Heh bocah! Ayah Bunda titip pesen buat belanja! Lo jangan malah males-malesan, ayo ikut!" seru Lofa sembari menatap tajam sang adik. 

Setra yang merasa ditegur langsung bangun dengan wajah kesal. "Ganggu lo bang! Orang lagi nonton juga!" protes Setra misuh. Lofa yang mendengar itu menatap tajam sang adik. 

"Ngeselin lo ya! Ntar Ayah Bunda kirim duit nggak gue bagi lo curut!" ancam Lofa. 

"Ih kok gitu!" Setra memekik kesal. 

"Ya makanya ikut! Bantuin gue belanja!" tegas Lofa. 

Setra yang sebenarnya sangat tak suka pada cuaca panas seperti ini mendengus kesal. Tapi mau melawan juga ia tak bisa, ini abangnya loh mana berani dia. Dan pada akhirnya Setra pun memaksakan diri untuk beranjak dan membanting remot TV ke sofa. 

Lofa yang melihat Setra membanting remot tv dengan bibir yang komat-kamit menggelengkan kepalanya. Remaja yang lebih tua itu  berjalan santai mengekori Setra yang sudah lebih dulu melangkah keluar. Sedikit banyaknya Lofa merasa sedikit ragu dengan keputusan kedua orang tuanya agar mereka tinggal bersama. Namun tentu saja Lofa hanya bisa pasrah dengan keputusan itu karena jujur saja ia tak bisa menolak apapun permintaan dari kedua orang tuanya. 

"Dasar bocah manja!"

"Baru aja suruh belanja udah misuh-misuh, gimana kalo misal disuruh bela negara kayak pahlawan zaman dulu? Mati duluan kali yang ada tu anak." nyinyir Lofa sembari menatap punggung Setra yang sudah menghilang dibalik pintu depan. 


-

𝐊𝐚𝐩𝐚𝐧-𝐤𝐚𝐩𝐚𝐧 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐲𝐚.

𝐒𝐞𝐞 𝐲𝐨𝐮 𝐧𝐞𝐱𝐭 𝐭𝐢𝐦𝐞!!

NASETRA AFADLY [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang