Setra-8

2.2K 184 16
                                    

𝐍𝐚𝐬𝐞𝐭𝐫𝐚 𝐀𝐟𝐚𝐝𝐥𝐲

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚𝐧𝐲𝐚!!


...


Rey menghela napas setelah mendengar penjelasan dari Lofa perihal Setra yang menangis.

"Jadi Setra nangis gara-gara mimpi buruk?" tanya Ibran nimbrung. Lofa mengangguk.

"Dia tadi pengen di usapin tangannya yang abis kena suntik. Nggak taunya baru berapa kali usapan aja dia udah tidur." ucap Lofa.

Rey menyimak penjelasan Lofa barusan, tangannya aktif mengusap kepala keponakan tersayangnya.

Jejak air mata masih tampak di mata anak itu, tidurnya pun sesekali terganggu akibat mimpi yang tak tahu apa isinya.

"Kebiasaan Setra kalo sakit nggak ada Lia emang gini. Tidur aja nggak tenang." ucap Rey.

Tubuh Setra yang masih hangat karena demam kini bertambah karena mimpi buruk yang tadi anak itu alami. Lofa pun ikut menyaksikan tidur adiknya yang tak nyaman itu. Biasanya Lofa tak tahu menahu bagaimana keadaan anak itu ketika sakit. Dia hanya akan ditemani oleh Bundanya di kamar sepanjang waktu hingga sehat lagi.

Belum pernah Lofa melihat langsung seperti ini, dan jujur saja rasanya ia kasihan juga. Tidur saja tidak tenang.

"Biasanya adik ipar peluk adik manis semaleman kan ya? Berhubung adik ipar nggak ada, kamu aja yang peluk bang?"

Lofa yang tadinya asyik menatap wajah pucat Setra langsung membolakan matanya. Remaja itu memberikan tatapan tajam yang mampu membuat orang bergidik ngeri.

"Om aja yang peluk! Kenapa harus Lofa?! Lofa nggak mau meluk dia! Ogah!!"

Rey menghela napas. Keponakannya yang satu ini memang sifat galaknya sangat tak tertolong. Lihat orang sakit dia bukannya iba malah cuek begitu.

"Om juga mau loh. Tapi kan Om ada kerjaan dikit, kalo sambil melukin adik manis mana bisa kerja?" tatapan pria itu di buat semeyakinkan mungkin.

"Ya tapi kan bukan Lofa juga! Ada Ibran, dia aja!" ucap Lofa kekeh menolak.

"Heh, dia itu adek kamu! Jangan galak-galak kenapa sih?"

"Mau om aduin sama Bundamu?! Nanti di cabut uang jajan sama fasilitas pribadi kamu baru nyaho!" ancam Rey. Pria itu menunjukkan nomor Bundanya pada Lofa bermaksud meyakinkan aksi ancamannya itu.

Melihat hal itu tentu saja Lofa gelagapan. Dulu, dia pernah melakukan kesalahan yang sama dan berakhir di hukum dengan satu bulan potong uang jajan. Waktu itu Lofa benar-benar kesal, dan dari situ dia berjanji akan menghidar dari hukuman Ayah dan Bundanya sebaik mungkin.

"Yaudah deh Lofa yang pelukin! Tapi inget, cuma malem ini! Nggak ada besok-besok lagi!"

"Oke deal!"

Rey tersenyum puas. Ancamannya berhasil, dan dengan begitu misi mendekatkan adik-kakak yang tidak akur juga berjalan mulus.

"Yaudah, sekarang kamu bersih-bersih dulu terus ganti bajunya," perintah Rey.

Lofa mendengus kesal, namun tak ayal anak itu tetap menuruti perintah Om nya yang tak berakhlak itu sambil menggumamkan kata-kata yang entah apa itu.

"Dasar jomlo akut! Awas aja, ada kesempatan bakalan gue bales tu tua bangka!" batin Lofa kesal.

.

NASETRA AFADLY [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang