Setra-3

2.8K 251 13
                                    

𝐍𝐚𝐬𝐞𝐭𝐫𝐚 𝐀𝐟𝐚𝐝𝐥𝐲

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚𝐧𝐲𝐚!!

...


Setra memanyunkan bibirnya ketika melihat kakaknya baru pulang ketika malam tiba. Mata dengan tatapan tajam yang dibuat-buat itu menatap sang kakak yang tampak begitu lusuh.

"Kayak gembel aja." Pikirnya.

Tatapan Setra terus mengikuti kemana abangnya bergerak. Anak itu serius tentang marah sekarang ini.

"Abang!" panggilnya dengan suara keras.

Lofa yang memang baru selesai menaruh sepatu di rak langsung menoleh dengan tatapan tajamnya. Kesal sekali ia diteriaki bocah itu.

"Udah malem. Jangan teriak lo bocah!" Tegurnya dengan wajah kesal.

Setra yang memang sudah kesal sedari tadi melempar bantal sofa tanpa takut. Ini ia lakukan demi cacing di perutnya.

"Bunda bilang disuruh jagain adeknya loh. Kenapa malah pulang malem sih? Kan gue laper, mana nggak bisa masak lagi!" anak itu berucap dengan nada kesal di setiap katanya. Lofa hanya menatap malas anak itu, sebelum ditinggal pergi, Ayah-Bundanya tak ada tuh larangan pulang malam. Lagian juga dia habis latihan, bukan habis keluyuran tak jelas.

"Punya otak pake kali, lo bisa gofud atau nyari tutorial masak. Jangan drama deh!"

Mendengar itu Setra jadi bertambah kesal.

"Duitnya nggak ada abang! Kan jatah bulanan gue belom lo kasih." Serunya dengan rengekan.

Lofa terdiam sejenak. Seingatnya ia sudah memberikan jatah bulanan titipan Bundanya kemarin. Apa dia lupa ya?

Pemuda itu menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. Ia mengaku salah, tapi dalam hati tentu saja ia tak terima bersalah.

"Kenapa sih jadi anak manja banget? Lo tuh udah gede masak nggak bisa! Apa-apa lo nyusahin gue aja." marah Lofa.

Setra menatap tak terima.

"Kok jadi malah abang yang marah?!" Seru Setra. Kan kebalik yang salah siapa, yang marahnya jadi siapa?

Setra yang dasarnya sering cengeng pun mencebik kesal. Anak itu melempar bungkus susu bubuk yang mungkin ada sekitar 5 lebih ke lantai. Dia berlari ke lantai dua tempat kamarnya berada kemudian masuk dan membanting pintu hingga membuat Lofa terlonjak.

Pemuda itu menatap tak percaya dengan kelakuan Setra ini. Sudah lama sekali ia tak melihat marahnya anak itu, biasanya jika marah, Bundanya akan menenangkan. Tapi sekarang kan Bundanya tak ada, jadinya begitu deh.

Dengan malas Lofa yang sebenarnya sedang lelah, memungut sampah susu bubuk yang dilempar Setra. Pemuda itu menggelengkan kepalanya ketika tahu jumlah pasti bungkus susu yang berserakan itu.

"Beneran kelaperan tuh bocah, nyemilin susu bubuk sampe abis 8 bungkus gini apa nggak diabetes entar?" gumam Lofa sambil geleng-geleng kepala.

Untuk saat ini Lofa akan ke kamar dulu untuk membersihkan diri. Ia akan masak ketika dirinya sudah mandi nanti, anak itu juga akan luluh dengan makanan kok. Jadi, tenang saja.

"Huft, dasar bocah nyusahin! Kalo bisa di jual gue jual dah, daripada nyusahin gini."

.

.

Setelah acara drama ngambeknya Setra, kini dua orang kakak beradik itu tengah makan di meja makan dengan tenang.

Keduanya seolah sedang dalam atmosfir masing-masing. Tak ada pembicaraan berarti diantara keduanya, bahkan ketika makan bersama sekalipun.

NASETRA AFADLY [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang