follow Instagram @delightmare
Happy reading <3
Suatu malam, di saat kebanyakan orang sibuk dengan alam mimpinya, di saat semua orang melepas lelah akan jahatnya dunia, di saat semua orang melepas rindu dengan orang-orang yang disayangnya. Ada seorang gadis yang menatap kosong langit Jakarta, berharap langit-langit itu mengerti akan tatapannya saat itu.
Shena kangen sama Mama.
Shena ingin memeluk Mama.
Shena ingin menatap langit malam lagi bersama Mama.
Jakarta, bisakah kamu sampaikan salam rindu Shena kepada sang ibunda?
Dulu sewaktu Mama ada, beliaulah yang menemani Shena menikmati indahnya langit pada malam hari. Karena kata Shena, walaupun Jakarta kota yang sibuk, tak bisa dipungkiri bahwa langit malamnya begitu cantik, apalagi jika dilihat dari balkon rumahnya. Terkadang juga selain menikmati angin malam dan langit di balkon, Mama mengajaknya berbincang. Biasanya seputar Jakarta, atau memberinya wejangan tentang pelajaran hidup. Yang disertai senyuman cantik khas milik Mama.
Shena rindu dengan lengkungan tipis itu.
Wahai Jakarta, kota yang tak pernah tidur. Kota yang lebih memilih menikmati kelamnya langit malam hingga terbitnya sang surya di esok hari.
Jakarta, tak pernahkah kamu merindukan seseorang? Yang selalu membuatmu ingin segera tertidur karena tak sabar untuk bertemu dengannya di alam mimpi?
Karena jujur, Shena biasanya harus memaksakan diri tidur lebih awal karena ia ingin sekali bertemu sang ibunda di alam mimpi.
Katakanlah Shena anak yang manja, ia tak peduli. Karena selama hidupnya, hanya Mama yang paling mengerti dirinya. Walau ayahnya selalu baik padanya, akan tetapi pikiran ibulah yang paling mengerti anak gadisnya.
Shena banyak bercerita pada Mama. Meski ceritanya hanya seputar nilai sejarahnya yang tak pernah bagus, tentang dirinya yang pernah jadi bahan pembicaraan di sekolah, atau seputar masalah hatinya pada Shaga yang bila dikatakan sedikit rumit.
Seperti ketika Shena yang saat itu diberi ejekan oleh temannya karena ketahuan naksir Shaga yang jelas-jelas saat itu status Shaga sudah berpacaran dengan Alyana. Mereka mengecap Shena buruk karena menyukai pacar orang lain. Padahal, dalam lubuk hatinya sendiri ia tak pernah berniatan lebih pada Shaga, karena ia sendiri pun sadar diri akan posisinya.
Kala itu jawaban sang ibunda mengajarkan Shena satu hal.
“Mereka yang mengejek kamu itu nggak pernah tau rasanya jadi kamu, Shena. Tau apa poin pentingnya? Mereka sama saja menunjukkan diri mereka kalau mereka itu bodoh, Kamu tau kenapa?” Mama menghentikan ucapannya untuk bertanya pada Shena yang saat itu menggelengkan kepalanya tak tahu.
“Itu karena mereka tidak tau apa yang sebenarnya terjadi. Yang tau tentang dirimu, ya diri kamu sendiri, bukan mereka. Mereka itu cuma mengatakan apa yang ingin mereka katakan.”
Setelah itu dilanjut dengan cerita Mama yang katanya pernah dituduh menyontek saat ujian, padahal saat itu mamanya sedang surat-suratan dengan ayahnya. Shena tertawa mendengarnya.
“Lucu saja, Shen, melihat orang yang mengejek kita tanpa tau kenyataannya. Mereka bener-bener kelihatan kayak orang bodoh yang nggak tau apa-apa.” Mama masih tertawa, mungkin membayangkan wajah temannya yang dahulu menuduhnya.
Tak lama setelah tawa Mama mereda, ia menangkup wajah Shena agar tertoleh penuh ke arahnya. “Jadi, Mama mau kalau Shena dapat ejekan di lain hari lagi, jangan sakit hati. Karena apa poin pentingnya?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Sesuai Titik
Teen FictionDalam hidup, cuma satu yang kita punya, yaitu keberanian. Kalau kita tidak punya itu, lantas apa harga hidup ini? - Pramoedya Ananta Toer. ****** "Pernah denger nggak? Kalau terkadang, dalam mencintai, berp...