19. Kemungkinan dan Keraguan

102 27 6
                                    

hi! dont forget to vote and leave a comment :b
follow Instagram @delightmare

A/N: Happy birthday to Park Xiyeon! (in this story she is a face claim of Berlian Shena Aurora, our female lead)

Happy reading <3


Suara pancuran air keran terdengar begitu tenang di kamar mandi yang sepi itu, hanya ada Alyana yang kini tengah mengulurkan kedua tangan di westafel untuk membasuhnya. Gadis itu mematut diri pada cermin di depannya sembari lagi-lagi memoleskan liptint di bibir pucatnya. Ia meringis pelan saat beberapa detik pasca kegiatannya, tiba-tiba saja ia merasakan kram di perut yang sangat luar biasa. Alyana bahkan sampai berjongkok dan berakhir terduduk di lantai sembari memegangi perut dengan wajah meringis kesakitan.

Not now, please.

Alyana segera mengatur napas secara teratur walau kesusahan. Meski bibirnya sudah dipoles dengan liptint, namun siapapun pasti sadar bahwa wajah gadis itu sedang menandakan bahwa ia tidak baik-baik saja. Alyana memejamkan mata rapat selama beberapa detik untuk menahan rasa sakit yang perlahan kembali setelah pergi beberapa saat lalu ketika ia mencoba bangkit. Karena akan sangat merepotkan jika ada yang tahu bahwa dirinya terduduk di lantai toilet dengan wajah meringis kesakitan seperti sekarang.

"Jadi lo nggak ikut?"

"Nggak. Lo tau sendiri bukan bokap gue kayak gimana?"

"Kasihan gue sama lo. Hore-hore di luar, hiksrot-hiksrot di dalam. Kadang gue ingin marah denger orang-orang menilai lo buruk tanpa tau gimana lo sebenarnya."

"Gue udah bilang 'kan buat jangan pernah membahas ini? Lagipula, mau mereka menilai gue seperti-Alyana?" Kalimat gadis itu mengambang di udara saat ia bersama teman-temannya sedang berbincang sembari berjalan menuju kamar mandi dan matanya menemukan seorang gadis dengan rambut panjang terurai tengah terduduk di lantai dekat westafel.

Alyana dengan jelas mengenal suara itu, ia dengan cepat menetralkan ekspresi wajah dan berdiri.

"Kenapa lo duduk di lantai kayak gitu?" Claudia, si tersangka pemilik suara tadi bertanya.

"Gue nggak duduk."

"Terus kalau nggak duduk itu namanya apa? Rol belakang?" Kali ini giliran temannya Claudia yang bertanya, membuat Alyana seketika bingung harus menjawab bagaimana.

Jeda selama beberapa detik, akhirnya Alyana buka suara bersamaan tangannya yang merogoh saku rok untuk mengeluarkan liptint dari sana. "Gue nyari liptint gue yang jatuh."

Claudia manggut-manggut sekilas mendengar itu, nampak tak begitu peduli. Mau gadis itu tiduran di lantai toilet atau kemah di sana, Claudia tidak peduli. Ia hanya merasa senang, karena lagi-lagi bertemu dengan Alyana di kamar mandi yang sepi seperti ini. Gadis itu tersenyum miring, melangkah maju mendekat ke arah Alyana dengan angkuh.

"Oh ya, Alyana, lo udah tau belum kalau akhir tahun nanti ada olimpiade di Jepang?"

Alyana mengerutkan kedua alis. "Jepang?"

"Oops, lo nggak tau ternyata?" Claudia pura-pura terkejut, memandang Alyana dengan wajah prihatin. " Ah ya, gue lupa kalau orang tua lo nggak punya pengaruh yang sebegitu besar untuk SMA Cakrawala. Sayangnya, kita bekerbalikan, karena sekolah ini sangat menghargai keluarga gue."

"Terus mau lo apa?" sahut Alyana malas, walau sebenarnya ia sangat ingin tahu tentang olimpiade yang dibicarakan oleh Claudia.

Sejauh ini ia tak pernah mendapat informasi itu dan sejujurnya olimpiade di luar negeri adalah termasuk salah satu hal yang paling diinginkannya sebelum ia lulus dari sini. Atau ucapan Claudia tadi benar adanya? Setahu Alyana, keluarga Claudia dijunjung tinggi di sekolah ini, kemungkinan besar sangat bisa memengaruhi bahwa sekolah akan memperlakukan Claudia berbeda dengan yang lain, sepertin membocorkan info olimpiade ini contohnya.

Sesuai Titik Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang