Chapter 1

3.8K 64 1
                                    


_Hal yang paling menyedihkan didunia ini adalah ketika tidak ada satu orangpun yang menginginkanmu termasuk keluargamu._

_Rhena_

Kelas Rhena dan Meisya baru saja berakhir dan masih ada satu kelas lagi yang harus mereka hadiri dan baru setelahnya jam pulang tiba, Meisya memasukkan semua buku-bukunya kedalam tas bersiap untuk kekafetaria kampus karena perutnya sudah mulai keroncongan.

"Mei boleh pesankan aku dulu? Aku ingin pergi ketoilet sebentar." Rhena langsung pergi sambil membawa tasnya menuju toilet tanpa mendengarkan persetujuan dari sahabatnya.

Meisya bangkit seraya memasang earphone dikedua telinganya kemudian berjalan keluar kelas, dia tidak sepenuhnya tuli karena dia hanya menyetel setengah dari volume aslinya.

Saat jalan tidak sengaja ada yang menumpahkan spageti keatas sepatunya yang baru ia beli minggu lalu sehingga kotor dan berbau. "Ma-maaf Meisya, a-aku tidak sengaja k-karena tersandung ta-tadi." Seorang gadis berkacamata cukup tebal meminta maaf seraya terbata pada Meisya karena takut.

"Apa dengan permintaan maafmu itu sepatuku akan kembali bersih? Ck menyebalkan membuat bad mood saja." Ucap Meisya dengan nada datarnya yang sedikit marah.

Dengan sigap gadis berkacamata tebal itupun bangkit dan mengambil tisu untuk mengelap dan membersihkan spageti yang tumpah keatas sepatunya. "Sudahlah minggir!." Tukas Meisya dengan kesal lalu mengambil sesuatu dari sakunya dan memberikannya pada gadis itu.

"Belilah lagi dan sisanya kau tabung." Bisik Meisya yang sedikit menunduk kemudian kembali bangkit lalu berjalan kearah mejanya.

Semua itu tak luput dari pandangan orang-orang yang berada dikafetaria, sebagian ada yang mencap Meisya sebagai nenek sihir dan sebagian juga ada yang mencapnya sebagai malaikat tak bersayap.

Pada dasarnya semua perbuatan itu tergantung pada siapa orang yang menilaimu, jika seseorang itu hanya melihatmu dengan apa yang terlihat diluar dan tak mencari tahu yang sebenarnya maka kau akan terlihat buruk bagi mereka.

Tapi jika orang itu melihatmu dari sudut pandang yang berbeda maka penilaian mereka juga akan berbeda. " Bawakan aku sepatu baru!." Perintah Meisya pada salah satu bodyguardnya lewat telepon kemudian memesan beberapa makanan.

Meisya tak peduli dengan tatapan orang-orang terhadapnya saat ini atau bahkan sangkaan mereka padanya mau itu baik ataupun buruk, tapi yang pasti ia paling tak suka diganggu oleh siapapun.

"Meisya apa yang terjadi? Semua orang memperhatikanmu sejak apa kau berulah lagi?." Tanya Rhena yang baru saja kembali dari toilet dan melihat ada yang aneh dengan suasana kafetaria kampus.

Seorang bodyguard datang dan membawa paperbag berwarna hitam untuk Meisya. "Ini sepatu anda nona." Ucap bodyguard itu dengan bahasa Indonesia lalu mengambil sepatu kotornya untuk dibawa pergi.

"Bisakah kau diam? cerewet sekali." Geram Meisya pada sahabatnya yang banyak bertanya padahal sudah melihat dengan matanya yang masih sehat.

Rhena langsung diam saat dimarahi oleh Meisya yang sepertinya sedang tidak dalam mood baik, karena biasanya secerewet apapun Rhena sangat kecil kemungkinan Meisya memarahinya dengab bahasa negara mereka.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MISI PENGGANTI ✂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang