Jangan lupa vote dan komen
>.<
HATI itu memang gak bisa dipaksa, gak bisa di iya-iya untuk nurut dan gak bisa lunak gitu aja tanpa ada hal yang bikin terkesan. Saat ini Fanya merasakan itu dia tidak tahu bagaimana hatinya tampak lemah, menyukai seseorang adalah hal yang tidak direncanakan Fanya sebelumnya, terlebih seseorang yang disukai sepertinya tidak menyukai balik."Sebetulnya bukan perasaannya yang rumit. Tapi orang-orang didalamnya yang selalu meributkan hal sepele akan perasaan," gumam Fanya.
Fanya menghentikan lengannya menggigit ujung pulpen, pikirnya tertuju pada Rendra.
Bagaimana bisa? Dia?
"Kok bisa gue suka sama anak baru itu?" tanya Fanya ada dirinya.
Kepalanya terus bertanya-tanya bagaimana dia bisa menyukai anak baru yang bahkan tidak dia kenal. Yang Fanya tahu hanya Rendra adalah anak dingin menyebalkan dan tidak berhati lembut.
Jika dibandingkan dengan Ferdian mereka bagai pantai dan gunung, Ferdian adalah pantai hangat yang berisikan suasana ceria didalamnya siapapun yang berbicara dengannya merasa nyaman. Sedangkan Rendra seperti gunung tinggi yang dingin, dia sulit didapati meski memberi ketenangan bagi yang melihat, terlebih wajah tampannya yang seolah tenang namun siapa yang tahu.
"Kok gue malah banding-bandingin mereka sih, apa hubungannya juga sama Ferdian," gumam Fanya kesekian kali.
dreettt, dreettt, dreettt
WhatsApp : Ketos
Ketos : Besok temenin gue olahraga pagi yuk
Refanya L.A : Sama siapa?
Ketos : Lo ajak Anaya aja, gue ajak Rendra
Refanya L.A : Rendra? Okei 😍
Ketos : Mata lo! Gue awasi awas aja.
Refanya L.A : Posesif banget lo, kek suami aje!
Ketos : Ammiinn, jodoh siapa tau yekan.
WhatsApp close
"Ngeri sama tingkah Ferdian! Btw. Gak sabar banget besok ketemu Fatih," ujar Fanya tak sabar menunggu besok.
Lengannya kembali berjalan di atas benda pipih tersebut. Mungkin mengabari Anaya.
WhatsApp : Ketos
Gak usah berharap lebih. Mending simpan harapan lo itu buat orang yang selalu ada nemenin lo!
WhatsApp close
Fanya mengerutkan keningnya, Ferdian benar-benar tidak bisa di bawa kerja sama.
Tuk, tuk, tuk
"Fanya, makan malam dulu nak," ajak mama.
Gadis itu membuka pintu kamar dan turun menuju meja makan.
"Wah harum banget," puji Fanya.
"Kapan sih mama kamu masak gak harum?" tanya papa.
Keduanya tersenyum kemudian suasana meja makan hening, hanya dentingan sendok meramaikan.
"Besok Fanya izin olahraga sama teman-teman ya mama, papa," izin Fanya.
"Boleh sayang," balas mama.
Lekas makan dan berbincang dengan kedua orangtuanya Fanya kembali ke kamar untuk istirahat.

KAMU SEDANG MEMBACA
JURUSAN SEBRANG
FanfictionJANGAN LUPA SUPPORT 😉 ___________________________ "Kenalin, Refanya Lita Ardany, orang-orang manggil gue Fanya, anak keren dan cakep se-sekolah. Dikenal sebagai siswi manis, kritis, puitis! Sini tangan lo!" "Sorry, gue gak bawa hand sanitizer! Rend...