Jangan lupa vote dan komen
>.<
DI KLINIK, Ferdian agak terkejut melihat kondisi Anaya yang pucat, tiba-tiba pingsan dan tidak bertenaga."Lo kalo sakit, gak usah maksain ikut, Nay."
Gadis yang terbaring dengan infusan menggeleng tidak tahu.
"Lo gimana sih kalo udah kerasa gak enak badan dari rumah diem aja. Bikin orang khawatir aja," ujar Ferdian.
"Gue dari rumah gak papa Fer," ucap Anaya lemas.
"Awas aja kedepannya kek gini, nyusahin lo kek si Fanya aja!" keluh Ferdian.
"Yee, si Fanya mah emang anaknya aja lemah, tapi pola makan gak sadar diri. Lah gue? Baru kali ini," balas Anaya.
Hening sekejap. Keduanya berasumsi dengan pikiran masing-masing, entah habis topik pembicaraan.
"Ehh si Fanya gimana?" tanya Anaya.
Di ruang Anaya keduanya berpikir keras. Tiba-tiba tawa keduanya lepas begitu saja.
"Lo tahu apa yang ada dipikiran gue?" tanya Anaya dengan tawa.
Ferdian kembali menetralkan dirinya dan mengangguk.
"Gue gak kebayang gimana pusingnya Rendra ngadepin Fanya yang bacot, dan gue gak kebayang gimana Fanya sama reaksi Rendra," kekeh Anaya.
"Hahaha bener banget, si Rendra pasti kesal," ujar Ferdian.
"Tapi cocok juga sih mereka," tiba-tiba Anaya.
DEG
Ferdian terdiam seketika, menyadari hal itu Anaya menatap dalam wajah temannya.
"Lo suka Fanya ya?" tanya to the point.
Ferdian menatap balik Anaya, menggeleng.
"Jangan bohong," ujar Anaya.
"Kata siapa lo ngawur aja," elak Ferdian.
"Sayangnya mata lo gak bisa bohong haha," gelak Anaya pada Ferdian yang menutupi raut wajahnya.
Empunya membuang muka.
"Fanya itu teman gue dari SMP memang dari dulu kita deket, udah gue anggap dia sahabat. Mana mungkin gue suka sama dia," ucap Ferdian.
Entah jujur atau tidak, pasalnya Anaya tidak merasakan kebenaran dalam kalimat Ferdian. Dia hanya mengiyakan tanpa menerima hal tersebut benar.
"Berarti bener kan kata gue kalo mereka cocok?" tanya Anaya.
"Semua cewek kenapa ribet banget ya? Suka banget ngasih pertanyaan gak penting," keluh Ferdian membuat Anaya terkekeh.
Keduanya memutuskan diam, bergelut dengan ponsel masing-masing.
Sedangkan di lapangan, Fanya dan Rendra sudah disuguhi ketidakbetahan untuk menunggu lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
JURUSAN SEBRANG
FanfictionJANGAN LUPA SUPPORT 😉 ___________________________ "Kenalin, Refanya Lita Ardany, orang-orang manggil gue Fanya, anak keren dan cakep se-sekolah. Dikenal sebagai siswi manis, kritis, puitis! Sini tangan lo!" "Sorry, gue gak bawa hand sanitizer! Rend...