JS - CHAPTER 3

27 23 2
                                    

Jangan lupa vote dan komen
>.<


HARI kedua anak baru di sekolah, Fanya tak lelah berkata bahwa dia pangerannya.

"Lo mau kemanaaaa?" tanya Anaya.

"Ketemu pangeran Fatih!"

Seru gadis itu dengan cengir manis khasnya.

"Fatih siapa keris patih kali?" canda Anaya diakhiri tawa.

"Rendra maksudnya, Nay!" ketus Fanya.

Sorot mata satu kelas tertuju padanya, menatap heran dengan ucapan Fanya.

"Emang dia mau sama lo?" tanya Anaya.

"SAKEETTT HATI KITA WOI!" sosor Fadil, anak bangku sebelah.

"Jelaslah, idaman gue tuh!" sambung Dara.

"Disaat cewek dan cowok kece bersatu, patahlah hati seluruh sekolah!" teriak Danu.

Anaya menepuk jidat, mengapa semua temannya tidak waras.

Rendra, pria itu baru dua hari beradaptasi tapi namanya sudah terkenal dipenjuru sekolah.

Fanya tak menghiraukan perkataan mereka. Hanya saja matanya sedikit membelalak melihat wajah Amalia yang menatap sinis padanya.

"Dahlah, tuan putri mau ketemu pangeran Fatih dulu!" ucapnya sengaja.

"Namanya Rendra, bukan Fatih!" komentar Anaya.

"Rendra Fatih Arsyadi, gue udah tau nama lengkapnya. Gue manggil dia Pangeran Fatih, suka-suka wleee!" centil Fanya keluar kelas.

"Iye-iye! Suka-suka ratu sekolah aje! Asalkan engkau senang baby!" ungkap Danu.

Fanya memberi jempol setuju pada anak yang duduk belakang bangkunya itu.

Dug dug dug!

Ketukan keras sepatu Fanya menjadi daya tarik anak-anak yang nongkrong disekitar tempat yang ia lewati.

Kantin.

"Fatih!" teriak Fanya percaya diri.

Anak tinggi yang merasa nama tengahnya terpanggil menoleh, mendapati gadis imut dengan rambut tergerai. Mata dinginnya menyorot dalam, bingung bagaimana bisa orang luar yang bahkan tidak dia kenali memanggil nama panggilannya di rumah.

Nafasnya menghela kasar.

"Fatih, Fanya manggil kamu loh," ujar Fanya tepat didepan anak yang ditujunya.

"Nama gue Rendra," ketus Rendra.

"Akhirnya Rendra ngomong sama Fanya, tapi Fanya suka manggil Fatih. Biar panggilan kita sama-sama dari F," jelas Fanya.

"Besok gue syukuran di rumah, lo datang ya Fer."

Titah Rendra pada seseorang yang berdiri di sampingnya, Ferdian, cowok tak kalah keren sekaligus menduduki jabatan ketua OSIS.

"Mau apa lo?" tanya Ferdian.

"Syukuran bubur merah putih buat ganti nama!"

Fanya terdiam mendengar ucapan Rendra. Bibir kecilnya sedikit maju menampakkan kekesalan dia nge-jokes maksudnya apa gimana? pikir Fanya.

Beda halnya dengan rekan kerjanya di OSIS, Ferdian malah terkekeh mendengar jawaban Rendra.

"Fatih mau beli apa? Biar Fanya yang bayarin," percaya diri Fanya.

"Gue masih mampu bayar," balas anak itu.

"Mending buat gue ajalah sini," sosor Ferdian.

"Bayar aja sendiri, lo juga mampu kan?" tanya Fanya songong.

JURUSAN SEBRANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang