JS - CHAPTER 7

10 5 1
                                    

Jangan lupa vote dan komen
>.<

"Lo! Kok udah di sini?" tanya Rendra melihat Ferdian sudah stay depan pintu rumah Fanya.

"Pulang ajalah ayo Fer," ajak Rendra.

"Heeh tunggu, Ferdian udah di sini masuk dulu rumah Fanya," ujar gadis yang melihat temannya baru datang.

Empunya mengangguk setuju, Fanya berseru senang dalam hati.

"Hallo mama," seru Fanya bangkit dari kursi disusul kedua anak dibelakangnya.

"Iya cantiknya mama!" balas mama yang baru datang. "Ehh ada Ferdian," sambil melirik anak yang dipanggil.

"Itu siapa?" tanya mama pada Rendra.

"Calon mantu mama tentunya," celetuk Fanya.

Kedua anak yang berdiri di belakang gadis itu, sontak membesarkan mata. Dalam hati Rendra mengumpat, mengatakan sumpah serapah dan mantra kutuk untuk Fanya, demi upin ipin tumbuh gede dan kak ros nikah sama abang izz, gue gak ekspect lo bacot sejauh itu lampir.

"Kamu jangan gitu, liat mereka sampe gak ngedip!" ujar mama melihat reaksi Ferdian dan Rendra yang sepertinya ketakutan.

Rendra mencibir dari belakang entah apa yang dia ucapkan. Tapi lengan Ferdian bergerak memukul punggung sahabatnya.

"Dia anak baru di sekolah, tante. Ketua basket sekolah kami," jelas Ferdian.

Mama ber-ohh ria dan meninggalkan mereka bertiga melanjutkan kegiatannya.

Ketiganya tidak bersuara apa pun, masing-masing berkutat dengan ponsel kecuali Fanya yang mematung bingung.

"Ekhm," deham Fanya berusaha mencairkan kecanggungan.

Gadis itu menatap Ferdian, anaknya balik menatap dan saling menaikkan alis. Bergantian menatap Rendra dan kembali pada kegiatan masing-masing.

Rendra yang merasa canggung dan bingung menghentikan kegiatannya bermain ponsel, menatap kedua temannya yang ternyata saling menatap.

"mereka ngapain sih angkat-angkat alis kek gitu," batin Rendra melihat tingkah kedua temannya.

Pada akhirnya Rendra ikut menatap mereka berdua dengan bingung.

"Ngapain sih lo pada?" tanya Rendra.

"Hahahaha gak papa, lo sendiri kenapa?" tanya Ferdian di susul kekeh Fanya.

Keduanya tertawa sedang Rendra menggeleng aneh melihat mereka.

"Sebentar yaaa, Fanya mau ganti baju dan bawa sesuatu buat kalian," ujar Fanya dibalas anggukan oleh kedua temannya.

"Lo kenapa sih?" tanya Ferdian saat Fanya sudah pergi.

"Gak tau bingung, rasanya canggung banget bertamu ke rumah cewek kayak gini," ujar Rendra.

"Lo gak pernah main ke rumah cewek emang?" tanya iseng Ferdian.

Empunya hanya mengangguk datar.

"Lo udah berapa tahun tinggal di Malaysia tapi gak pernah main ke rumah cewek? seriously? How has your life been so far?" tanya Ferdian.

Rendra hanya menautkan bahunya, Ferdian merasa aneh dengan temannya ini dia tidak tahu fakta demikian dari Rendra, meski memang kecil pun anak itu kurang pandai bergaul dengan lawan jenis, tapi pikir Ferdian dengan pindahnya dia bisa lebih mudah beradaptasi.

JURUSAN SEBRANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang