Bab 4

678 33 1
                                    

Pagi pun tiba sinar matahari memasuki celah jendela kamar anaya.

“naya kamu udah bangun belum” teriak ica

“udah bunda…” teriak anaya dari dalam kamar

“cepetan nanti kamu di tinggalin sama bus loh” teriak ica

“iyah bunda” teriak anaya

Sedangkan bagas hanya menggelengkan kepala, melihat dua wanitanya teriak-triakan seperti di hutan.

Anaya turun menuju meja makan.

“selamat pagi ayah bunda”  sapa anaya

“pagi sayang” kata bagas dan ica

Seperti biasa anaya hanya minum susu.

“nay rotinya dimakan dong” kata bunda

“naya udah telat bunda” ucap anaya

“yaudah makan rotinya sambil jalan ke halte aja” kata bunda

Akhirnya anaya membawa roti itu menuju halte bus, tiba-tiba ada motor yang melaju kecang melewati genangan air tepat disamping anaya.

Genangan air itu pun mengenai rok anaya.

“ih… nyebelin banget sih…” teriak anaya

“itu kaya motor yang tadi malem nyerempet naya, jangan-jangan dia lagi mata-matain naya” ucap anaya yang sedikit takut

Bus pun datang, anaya langsung menaiki bus.

Sesampai-nya di sekolah anaya memasuki kelas dengan bibir  manyun.

“pagi-pagi udah manyun aja lu” kata dara

“kenapa nay?” Tanya aleta

“rok naya kotor gara-gara preman motor” jelas anaya

“yaudah bersihin aja di kamar mandi, biar ga terlalu kotor” kata bela

“kita anterin” ucap aleta

Senyum pun terbit di bibir anaya, Mereka menuju kamar mandi untuk membantu anaya membersihkan tanah yang menempel di roknya.

Setelah selesai mereka menuju kelas kembali.

^^^

Sedangkan dikelas 12 mipa 1 sedang tidak ada guru.

“tumben baru dateng” kata dapi

“biasanya dateng melebihi jam anak osis” ucap elang

“anak buah vano ngejar gua”  kata alteza datar

“terus gimana?” Tanya danil

“Ribut” ucap alteza datar

“mereka berapa orang?” Tanya elang

“lima” ucap alteza

“sialan axton” kata dapi

“lengan lu kenapa berdarah?” Tanya elang

“mereka bawa senjata” jelas alteza datar

“kurang ajar vano, kita serang nanti pas pulang sekolah” kata elang emosi

Dapi dan danil pun mengangguk dengan semangat.

“pak purwo dateng weyy” teriak ketua kelas

“yailah ,mabok fisika dah gua” kata danil

“anjim emang” ucap dapi

Semua anak kelas alteza pun merasakan bencana di saat jam pelajaran fisika.

ALNAYA (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang