Epilog - Prolog

1.1K 70 21
                                    

Byur!

Sehun menghentikan mobilnya mendadak ketika melihat Jongin baru saja melompat dari jembatan yang dia lewati.

Sehun memang ingin menemui Jongin untuk menghiburnya, tapi siapa sangka? Sehun justru menyaksikan Jongin melompat dari jembatan.

Sehun dengan cepat keluar dari mobilnya dan ikut melompat ke sungai menyusul Jongin.

Dengan cepat, Sehun menarik tubuh Jongin yang semakin lama tenggelam ke dasar sungai.

Sehun berterima kasih pada Appanya yang memasukkannya ke dalam les renang.

Dengan seluruh tubuh basah kuyup, keduanya sampai di pinggir sungai. Sehun membaringkan Jongin. Memanggil-manggil nama Jongin berharap Jongin segera sadar.

"Jongin, Jongin!" panggil Sehun menepuk-nepuk pipi Jongin.

"Yak, Kim Jongin!" panggil Sehun lagi.

Sehun merapihkan rambut Jongin yang menutupi wajahnya, "Jongin!!"

Tidak ada respon dari Jongin lagi, membuat Sehun akhirnya menekan dada Jongin berharap air keluar dari tubuh Jongin.

Sehun juga memberi napas buatan melalui mulut Jongin.

Sampai beberapa kali percobaan, Jongin terbatuk dan mengambil napasnya tersengal.

"Nini! Apa yang kau lakukan?! Kenapa kau melom—"

Terdengar isakan dari Jongin yang menatap kosong langit malam di hadapannya.

"Hiks, Sehun.."

Sehun reflek memeluk Jongin yang memanggilnya.

"A-aku disini, Jongin. Ada apa? Kenapa menangis, hm?"

Tubuh Jongin bergetar di dalam pelukan Sehun. Sehun mengusap-usap punggung Jongin. Sehun tidak terlalu suka ketika Jongin menangis. Dia pasti selalu ikut sesak melihatnya.

"S-sehun.. ini salah." ucap Jongin di dalam pelukan Sehun.

Sehun mengelus rambut Jongin yang basah, dan berdehem meminta penjelasan lebih dari Jongin.

"Apa kau melihat wajah Mina saat pernikahanmu tadi?"

Jongin ikut tersenyum membayangkannya, "Dia sangat bahagia sampai semua orang disana ikut tersenyum melihatnya."

Sehun mengingat senyuman Mina saat di depannya, "Hm, aku juga merasakannya." jawab Sehun pelan.

Jongin melepas pelukan Sehun dan mengusap air matanya, "Aku tidak bisa dan tidak boleh mengambil kebahagiaan itu darinya, Sehun. Tidak boleh.."  kata Jongin menggeleng.

Sehun menghela napasnya pelan, "Apa harus bunuh diri? Apa harus benar-benar meninggalkan semuanya?"

"Aku tidak punya siapa-siapa. Aku tidak punya keluarga, aku hanya merepotkan orang-orang di sekitarku dan sekarang, aku harus menjadi orang jahat diantara hubunganmu dengan Mina, lagi.

Aku matipun, hanya segelintir orang yang akan bersedih."

Sehun menatap kosong mata Jongin, "Kau merasa, orang jahat selalu menang, iya kan? Kalau begitu, jadilah jahat."

Jongin mengerutkan alisnya bingung dengan maksud ucapan Sehun.

"Kau bilang kau tidak punya siapa-siapa, kau merasa jahat, kau, bukankah kau merasa paling buruk?

Kebahagiaan selalu lari darimu ketika kau baik. Tidak ada orang yang membalas kebaikanmu. Orang-orang hanya memikirkan bagaimana dirinya, Jongin.

Kau tidak perlu jadi orang baik. Hanya orang jahat yang akhirnya bertahan hidup. Kenapa memikirkan Mina?

Pikirkan dirimu sendiri,"

Jongin hanya diam menanggapi ucapan bodoh Sehun. Ucapan bodoh yang Sehun tidak tau, itu akan menjadi titik balik hidup Jongin.

Juga titik balik kehidupan yang selalu berjalan mudah untuk Oh Sehun.

'

'

Sehun siuman dari pingsannya. Memegang kepalanya yang pusing, "Park Chanyeol sialan." umpatnya.

"Kau sudah bangun? Minum ini." ucap Jongin menyodorkan segelas air putih pada Sehun.

Sehun dengan tenang meminum air yang diberikan Jongin, "Bagaimana dia ada disini? Apa Baekhyun memberitahunya? Sudah aku duga Baekhyun pasti sulit menutup mulut."

"Sudahlah.. Chan hyung meminta maaf karena memukulmu."

Sehun menghela napasnya pelan, "Kau baik-baik saja?" tanya Sehun pada Jongin.

"Ya? Memang aku terlihat kenapa?"

Sehun menggeleng, "Tidak.. aku pikir Chanyeol akan membawamu pergi," ucap Sehun khawatir.

Jongin tersenyum melihat wajah khawatir Sehun. Jongin jadi merasa beruntung karena kembali percaya pada Sehun.

Drrt

Ponsel Sehun berdering, memecah keheningan sesaat keduanya.

"Ya? Aku akan pulang," sahut Sehun pada orang di seberang.

Jongin menatapnya penasaran. Bertanya dengan siapa Sehun menelepon dengan matanya.

"Mina. Aku harus pulang sekarang. Sampai ketemu lagi, Jongin." pamit Sehun segera mengecup bibir Jongin sekilas.

Jongin mengangguk dan membiarkan Sehun pergi. Merasa tenang karena Jongin percaya, Sehun pasti akan kembali lagi.

Sehun melangkah keluar ruangan dengan langkah ringan. Suasana hatinya selalu baik mengingat 2 orang yang dicintainya selalu ada.

Tapi sepertinya Sehun lupa.

Setiap manusia pasti berubah. Perubahan kecil, perubahan besar, berubah karena perasaan, berubah karena keadaan, bermacam alasannya.

Dan 'rasa percaya' kadang tidak cukup dan tidak berpengaruh untuk 'perubahan' itu.

Sepercaya apapun manusia dengan kata 'percaya', semuanya akan berubah setelah dihadapi oleh keadaan yang lebih besar dari rasa percayanya.

Find a Way (2)

"Dia brengsek, kenapa aku tidak boleh brengsek?" -?

"Aku selalu melakukan sex dengan kondom! Bagaimana kau.. bisa hamil?" -Sehun

"Aku hanya bercinta denganmu Sehun! Kau pikir aku apa?!" -Mina

"KIM JONGIN!"

Banyak-banyak Terima Kasih,
Sampai ketemu di kegabutan selanjutnya,
Untrue(?)

Find A Way (🔞)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang