★⌒Fourteen

22 7 12
                                    

Arjuna tiba dirumahnya dan langsung melangkah ke kamarnya, tubuhnya masih penuh dengan peluhnya, fikirannya masih penuh dengan kejadian yang terjadi pada Bimo, dadanya terasa sesak, bahkan rasanya cambukan itu juga sampai ketulang - tulangnya, entah mengapa dia merasakannya, mungkin karena dia menyaksikannya tadi. Arjuna menjatuhkan tubuhnya dilantai kamarnya dan menyenderkan kepalanya pada kasurnya, rasanya kepalanya ingin pecah memikirkan bagaimana keadaan Bimo sekarang

Disisi lain, Niken pun sedang memikirkan keadaan Bimo, dia sudah menghubungi Bimo berkali - kali namun Bimo tak mengangkat telpon darinya, ia pun mencoba menghubungi Rendra

"Rendra"

"Iya kenapa Ken?"

"Ren, lo bisa gak kerumah Bimo, lo cek keadaan Bimo"

"Bentar, ada apa Ken?"

"Tadi Bimo sama Arjuna berantem Ren, gua coba nelpon Bimo berkali - kali tapi gak diangkat"

"Udah lu tenang ya, gua coba nyuruh Ardika buat ke rumah Bimo, mungkin Bimo lagi mandi jadi gak dengar ada telpon"

"Gak mungkin banget mandi sampai satu jam lebih Ren"

"Udah tenang dulu ya Ken, gua kabarin lagi nanti"

Setelah mematikan telponnya, Rendra mencoba menghubungi Bimo, benar saja telponnya ta diangkat, Rendra pun cepat - cepat menghubungi Ardika

"Ardika lu di rumah Bimo gak?"

"Gak Bang, lagi dirumah temen SMP, kenapa emang?"

"Sekarang lu kerumah Bimo ya, cek Bimo ada dirumah enggak"

"Lah kenapa Bang?"

"Gak tahu gua, Niken bilang dia tadi berantem sama Arjuna, Niken gak bisa hubungin Bimo, gua coba sekali juga gak diangkat"

"Yaudah iya Gua gerak kesana lagsung Bang"

"Kabarin Dik"


••••

Tak ada kabar hingga keesokan harinya

"Gimana? Kalian ada yang kerumah Bimo gak?"
Tanya Niken yang baru datang

"Bimo dirumah kok, Ardika semalam kerumahnnya, handphone nya ditinggal di kamar, dia lagi di ruang tamu, gitu kata Ardika"

"Aneh banget, masa iya dia gak ngehubungin gua balik setelah itu"

"Paling juga bentar lagi nongol batang idungnya"

"Iyasih" Ujar Niken sambil mengarah ke bangkunya namun dia ditabrak oleh Raya

"Pakek mata dong lo" Bentak Raya

"Apasih, lu yang nabrak Ray"

"Lo! Pakek mata lo makanya" Raya segera duduk di kursinya

"Gua pindah ke belakang aja deh" Ujar Niken yang duduk di sebelah kursi Arjuna

"Ganjen banget lo! Bilang aja mau caper sama Arjuna mulu, merasa punya kesempatan kan lo sekarang, gara - gara Gua sama Arjuna udah putus"

"Ya ampun udah deh Ray, mau gimana pun Gua lebih dekat sama Arjuna"

"Halah dasar ganjen emang lo"

Arjuna baru tiba dikelas, dia mengurut leher belakangnya karena merasa gugup sekali, mungkin saja temannya sudah tau tentang Bimo, dia melihat Niken yang duduk di sampingnya, lalu ia berusaha tersenyum

Look At Me Jun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang