"Jihan.."
Rei sebenarnya ragu untuk confess pada teman dekatnya ini. Takut ditolak aja gitu.
"Apa?"
Sebelum berujar lebih, dia mengambil nafas dalam dalam. "Salah gak sih kalo gue suka sama lo?"
"..."
Jihan terdiam mendengar penuturan dari lelaki dihadapannya ini.
"Gue suka sama lo, Jihan."
Rei mencoba menatap tepat manik Jihan. Dia was-was kala gadis ini tersenyum manis padanya.
"Tau kok, udah ketara dari tingkah laku lo."
Jihan menghela nafas panjang. "Tapi Rei..."
"Iya tau, lo pasti bakalan nolak gue kan?? gak papa, udah kebal." potong Rei cepat membuat Jihan menerjab berkali-kali.
Gadis itu menepuk lengan Rei pelan. "Ya pasti gue tolak lah.."
"...."
"Orang lo aja gak nembak gue."
Rei sontak berseru. "Lah ini daritadi gue ngapain??!"
"Lo cuma confess bukan nembak, tolol."
"Oh iya juga."
Jihan mengerling malas. Padahal suasana tadinya sangat serius tapi malah buyar karena ketololan Reishiva.
"Yaudah gue tembak lo sekarang. Lo mau gak jadi pacar gue?"
"Enggak."
Rei menganga begitu Jihan dengan cepat menjawab perkataannya. "K-kenapa?"
"Maunya jadi makmum bukan pacar."
BLUSH!!
"Aish. Jangan gitu lah Han. Gak baik buat jantung gue."
Jihan tertawa cantik melihat tingkah Rei yang salah tingkah. "Apa sih Rei?? ahahaha"
"Tapi, Han..."
"Heum?"
Rei memainkan kukunya sambil menunduk. "Lo kan udah ada cowok, ya kan?"
"Cowok?? belum deh kayanya, siapa emang cowoknya Jihan?"
"Juan, kan?" lirih Rei masih menunduk.
Diam diam Jihan terkekeh geli. Lucu aja gitu lihat Rei salah tingkah gini.
"Juan? oh yang anak ipa dua?" tanya Jihan dan diangguki oleh si oknum.
Dari tadi Rei tidak berani menatap manik milik si gadis.
"Juan Cakrawala itu sepupu, anak dari adik bunda, tante Minah."
Atensi Rei langsung beralih pada Jihan. "Beneran?" Jihan mengangguk tegas.
"Alhamdulillah yaallah, akhirnya cewek gue belum punya cowok!!"
Jihan melotot tapi akhirnya tertawa juga. "Ada ada aja.."
"Mulai sekarang cowoknya Jihan cuma Reishiva aja, ya?"
"G-gimana?"
"Mau jadi cewek Rei ya? harus mau!! dan pasti mau kan??"
Lagi-lagi Jihan tertawa. Dia mengangguk pelan. "Iyaa mau kok."
Rei mengepalkan tangannya keatas. Juga berloncat girang.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow
Fanfictionpelangi yang terbit dengan jelas, seperti kamu. © 2021, planetjendral