07. pacaran

256 56 0
                                    

Usai menutup tutup pomednya Rei kembali menelisik penampilannya, karena sekarang malam minggu artinya dia mau apelin Jihan.

Dilihat siap, dia mengambil tas selempang, kunci motor dan helm full face kemudian beranjak turun ke bawah.

"Lapor bapak kementrian keluarga, saya mau ijin pamit buat ngapel."

Jaya mengangkat alisnya sebelah. "Ngapel siapa kamu?"

Rei terdiam sekejab. Ia belum memberi tau kalau dirinya sudah sah jadian dengan Jihan yang notabenya teman dari tk.

"Anu ituu---- si Jihan."

"Jihan? Jihan Amalina? anaknya Edward?"

"Iya, kok papa tau nama uncle Edward sih?"

Tidak penting sekali pertanyaan anak ini, Jaya menghiraukan saja sembari melirik arlojinya. "Udah sholat isya?"

"Wesh! jangan ditanya bah, Reishiva kan anaknya sholeh dan tidak sombong, udah dari tadi pa..." kesal si anak diakhirannya.

"Amiin, yaudah sana pergi aja. Jangan kemaleman pulangnya."

Rei langsung tancap gas ke rumah Jihan setelah mendapat ijin dari tuan Lakeswara terhormat.

"Babay momma assalamualaikum!" seru Jihan setelah naik ke jok belakang motor ninja hitam itu.

Di depan pintu Nessie selaku ibu kandung Jihan membalas seruan pamit dari anaknya. "Hati-hati!"

Di jalanan yang sangat ramai, kedua insang itu saling membuka topik pembicaraan. Tenang nggak pada bolot kok.

"Mau coba di angkringan, Rei."

Maklum, anak tunggal perempuan di keluarga Edward selalu dilarang untuk tidak makan di pinggiran jalan.

Rei sedikit menoleh ke belakang, "jangan lah, lo nggak boleh makan di jalanan gini."

"Eungg..." Jihan merengut kecil, "mauuuu sekaliii ajaaa ya?? pweaseee..."

"Huh, oke you win. Kita makan di angkringan, tapi untuk yang pertama sama terakhir." putus Rei sedikit tak tega.

"Yeay! thank chuu!"

Dari balik helmnya Rei terkekeh sinis, "cih, lucu banget." desisnya sesekali melirik wajah cantik sang pacar dari spion.

Jihan yang sadar tengah ditatap lantas menjulurkan lidah kearah kaca spion yang mana membuat keduanya tergelak tawa.

"Rei, boleh nggak panggilnya aku kamu aja?"

"Nggak, nanti lo kecanduan, gue yang repot."

"Ish! nyebelin!"

Sudut bibir Rei terangkat samar, tangan kanannya beralih mengusap lengan mulus yang melingkar di perutnya.

"Kamu tau nggak sih, kemarin ada anak cowok yang nyepam gitu.." ujar Jihan mulai sesi curhat.

Karena sekarang lampu berubah merah jadi masih ada banyak waktu untuk curhat santai. Masih dengan Rei yang mengusapi kedua tangan pacarnya dari depan sana.

"Nyepam gimana?"

Jihan merengut tipis. "Ya gitu lah, intinya dia ada bilang mau deketin aku sampai luluh buat dijadiin pacarnya."

"Huh? bilang gitu dia?"

"Iya! tapi aku bilang pake ngegas dong kalo aku udah ada cowok, mana ganteng lagi, nggak bisa bikin aku berpaling ke orang lain."

Rei ingin sekali menggigit jari lentik itu, untuk melampiaskan salah tingkahnya, tapi susah, kehalau helm.

"Yaudah, biarin, biar besok gue aja yang ajak berantem itu cowok."

RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang