17-Antagonis

28 0 0
                                    

SELAMAT MEMBACA!
•••

Mungkin berjalan-jalan di sore hari dapat menaikan mood lia yang saat ini buruk. Mood lia memang kadang suka berubah-ubah dalam waktu sekejap. Sekarang dia merasakan badmood padahal tidak tahu karena apa penyebabnya. Aneh.

Hanya ada satu tempat yang terbesit di otaknya. Dengan segera lia menancap gas menuju tempat rahasia nya yang dulu sering kali dikunjunginya setiap sore bersama teman kecil nya, dirga.

Setelah sampai, lia turun dari mobil sport nya. Berjalan masuk lebih dalam kearah pepohonan yang menjulang sangat tinggi. Ya, ini adalah hutan. Lia berjalan semakin masuk, dengan cahaya yang minim. Karena pencahayaan dari matahari tertutup oleh pohon-pohon yang menjulang tinggi, terlebih lagi sekarang sudah sore, Menjelang malam.

Tanpa rasa takut sedikit pun, lia tetap melangkahkan kakinya. Menyibak semak-semak yang lebat dihadapan nya, yang menghadapkan langsung ke danau yang indah. Terdapat satu pohon yang tinggi, terdapat rumah di pohon tersebut. Dengan tanaman liar yang merambat di sekitar tangga menuju rumah pohon tersebut.

Lia melebarkan senyum nya mengingat masa-masa kecil nya bersama dirga. Berjalan perlahan mendekati rumah pohon, dengan girang lia langsung menaiki tangga, agar sampai diatas.

Saat tinggal beberapa anak tangga lagi, tanpa di duga kakinya terpeleset saat menginjak anak tangga karena terlalu bersemangat, dan terdapat lumut di pijakan nya.

"Akh!!" Teriak lia, memejamkan matanya siap menahan kerasnya tanah. Dan remuk nya punggungnya.

Tetapi lia tak kunjung merasa sakit, membuatnya menyerngitkan dahinya dalam mata terpejam.

Tunggu, tunggu. Kok gua gak ngerasa badan gua encok ya?--

JANGAN-JANGAN GUA UDAH DI SURGA? KALO BENER GIMANA NIH ANJIR?!

Lia membuka matanya perlahan, mulai berhalusinasi bahwa dirinya terdapat di surga dan dirinya melihat seperti arwah seseorang yang sudah meninggal sedang menggendongnya .

"SETAN!", Pekik lia terkejut, menutup wajahnya menggunakan tangan nya.

Orang tersebut kaget karena mendengar teriakan tiba-tiba lia. "MANA SETAN, MANA?", Teriak nya ikut heboh. Menurunkan lia dari gendongan nya, lalu memeluk leher lia refleks.

Lia yang mendengar suara familiar orang tersebut jadi heran.

Kok suara setan nya mirip dirga ya?

Lia membuka tangan yang menutup wajahnya. Lalu melihat cowo yang sedang memeluk nya erat, sambil bergumam "Tolong, ada setan!".

Lia yang kesal karena mengetahui setan tersebut adalah sahabat nya langsung memukul bahu dirga keras.

"Elu setan nya, goblok!" Teriak lia kesal.

•••

"Dirga, mau kemana nak?" Tanya seorang wanita paruh baya yang sedang menonton televisi di ruang keluarga.

Dirga bergegas, mengambil jaket serta kunci motor di meja samping mamahnya. "Kerumah pohon, mah" Jawab dirga, mengecup pipi mamahnya singkat.

Sampai saat ini, dirga masih mengharapkan lia kembali. Sungguh dirinya waktu itu khilaf, karena dirga paling tidak suka dengan bullying. Apalagi saat mengetahui bahwa lia lah pelaku nya, membuat dirga marah dan kecewa hingga lepas kendali.

Dirga tidak tahu, kemana lia pergi setelah hari itu. Dia berfikir, mungkin lia kecewa padanya hingga menghindar dari dirga sampai setahun berlalu. Itu membuat dirga sangat menyesal, sekarang dirga harus merasakan rindu, serta kehilangan. Ah, mungkin saat dirinya dulu pergi lia juga merasakan ini.

I'M ANTAGONISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang