4

5.8K 842 119
                                    

ㅤㅤㅤDi pagi hari yang cerah ini, Ratu dan Raja Eginhard sedang menikmati teh hangat ditemani kicauan burung-burung, hijaunya taman Kerajaan, dan bunga-bunga indah yang bermekaran.

Ratu cantik itu menghirup aroma yang menguar dari tehnya sembari menyesapnya dengan anggun. “Yang mulia, ku pikir.. Jeno nampak tak menyukai pernikahan ini”

“Peraturan tetaplah peraturan, tidak ada yang bisa membantahnya” ucap sang Raja Lee Donghae dengan santai tapi tak meninggalkan ketegasannya dalam setiap kalimat yang dilontarkan.

“Kau sudah mendapatkan takhta, apalagi yang kau inginkan? Tolong biarkan Jeno berbahagia dengan pilihannya”

“Tiffany” nada yang tersirat mengatakan ketidaknyamanannya atas ucapan sang Ratu. “ku peringatkan untuk tidak merusak pagi hariku dengan omong kosong”

“Ia tidak mencintai Siyeon yang mulia, aku ibunya, aku tau apa yang putraku rasakan”

“aku memintanya memilih antara Siyeon dan Heejin, tapi ia tetap membisu. Apa salahnya dengan mengambil keputusan?”

“mungkin bukan mereka berdua yang Jeno cintai”

“Cinta atau tidak, aku tidak peduli. Jeno akan tetap menikah! Jangan bahas ini lagi”

Kau selalu seperti ini yang mulia, tak bisa melepaskan masa lalu. Putraku juga ingin bahagia...


ㅤㅤㅤTak terasa hari semakin sore, langit tak secerah pagi tadi. Terlihat Renjun sedang melompat-lompat kecil untuk menarik satu dahan agar bisa mengambil buah mangga dari pohonnya. Dahan itu terlalu tinggi, ya meskipun Renjun pandai dalam bela diri dan seorang lelaki tubuhnya sangat mungil dan menggemaskan.

“Uh.. Kenapa susah sekali” ia mengusap keringat di keningnya. Kembali ia melompat mencoba menggapai dahan pohon mangga itu.

“Renjun.. ”

Tiba-tiba namanya terpanggil dan ia segera menoleh melihat siapa yang menyerukan namanya. Jaemin berlari kecil menghampiri Renjun sembari tersenyum lebar. “Heh pendek, kau sedang apa?” ucap Jaemin sembari mengusak rambut Renjun.

Renjun menendang kaki Jaemin cukup keras sampai membuat Jaemin meringis akibat tendangannya. “Kau bilang apa? Pendek!?” Jaemin malah terkekeh melihat wajah Renjun yang kesal. “apa salahnya kau kan memang pendek wlee” ucapnya sembari menjulurkan lidah.

“NA JAEMIN!! KAU MEMBUATKU KESAL, KEMARI KAU JANGAN LARI!! AKAN KU JADIKAN KAU KELINCI PERCOBAAN” yang diteriaki namanya malah berlari kabur, dan Renjun berusaha mengejarnya. Jaemin tertawa bahagia karena melihat wajah kesal Renjun.

Setelah lelah berlarian akhirnya Jaemin menyerah, ia segera berlutut dengan nafas yang tersenggal dan masih dengan tawanya “baiklah.. Baiklah.. Jangan memukulku, aku akan membantumu mengambil mangga itu bagaimana?”

Renjun yang melipat tangannya di depan dada, “katakan dulu, 'yang mulia Renjun.. Aku ingin membantu mu mengambil mangga' cepat katakan! ”

“Yang mulia Renjun.. Aku ingin membantu mu mengambil mangga”

Renjun tersenyum manis lalu melompat kecil kegirangan “baiklah pengawal Jaemin.. Ambilkan aku mangga itu hehehe” Renjun mencubit pipi Jaemin pelan. Jaemin menatap Renjun dalam, ia tersenyum kecil melihat indahnya senyuman Renjun.

Teruslah tersenyum seperti itu Renjun.. Jangan pernah menangis, dan jangan terluka, aku mohon.

“Jaeminn~ ayoo” Renjun menarik tangan Jaemin sembari merengek. “Jangan terus menatapku.. Ambilkan mangganya~~”. Jaemin tersadar dari lamunannya. Ia mengikuti Renjun mendekat ke pohon mangga.

Another LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang