Matahari telah meningggi membagikan sinar teriknya pada bumi , membuat tubuh al basah dengan keringatnya sendiri yang tidak henti hentinya menetes .suasana di lapangan tempat al dihukum sepi ,hanya ia sendiri yang dihukum berjemur di bawah teriknya matahari."Aish panas banget sih , kapan bel nya sih bisa gosong gue disini , mana kaki udah pegel lagi,fix gue udah mirip banget sama ikan asin dijemur terus " .
Begitulah dumelan al selama ia berdiri di lapangan sudah hampir tiga jam lamanya .
Al melihat jam tangannya lalu berhitung mundur .
"3"
"2"
"1"
Ting...nong..ning...nong...saaatnya jam istirahat.
"Akhirnya bel juga huuufft"
Al menarik nafas lega dan berlari menuju kantin.
Di kantin dengan Suasana ramai, siswa dan siswi yang mengobrol, bercanda, sambil memakan makananya , tapi keadaan kantin yang ramai tidak dihiraukan oleh al di tetap memakan bakso dan ditemani oleh es jeruk dengan lahap dan tenang , sebelum ada yang menepuk bahunya tiba tiba dan mengagetkan al sampai bakso yang ia makan terjun bebas jatuh ke lantai kantin.
"Hukk .....hukk..."Al meminum es jeruknya.
"Siapa sih ganggu orang aja untung gue nggak keselek cobak kalo gue keselek terus mati gimana, masa al yang tamvan tiada yang mengalahkan ini mati karena keselek bakso sih nggak elit banget"oceh Al.
"Lebay lo Al,yah klo mati gampang tinggal di kubur , ribet amat sih loe."
"Ye al jangan mati dlu ogeb inget dosa lu numpuk bambang,ntar klo loe mati siapa dong yang nemenin gue nabung dosa, huhuhu".ala ala nangis palsu.
Ternyata pelaku yang menepuk bahu Al hingga nyaris membuat al keselek adalah sahabatnya Evan Alexander dan orang yang mendramatiskannya adalah Dio Pratama yang kini ikut makan di satu meja yang sama dengan al.
"Oh ya Al tadi gue nggak liat loe di kelas loe ke mn ." Tanya dio.
"Kyk nggak tau si Al ajah loe yo ,paling di dijemur ama bu sindi karena telat,kan udah sering si al telat dijemur mulu lama lama lu jadi kerupuk juga al."jawab evan
"Bener Al." Tanya dio memastikan
"Hm".jwab al dgn deheman singkat.
"Oakh ya Al , ntar malem lo jadi dateng nggak taruhanya gede loh Al ,lawanya si ciko tuh,gimana Al lo terima nggak."tanya evan
"Tenang aja gue pasti dateng kok,ngomong ngomong tu guru yang sering ngehukum gue bisa lo pecat van,ini sekolah kan punya lo" tanya Al sambil menyuap bakso ke dalam mulutnya.
"Y tidak bisa bambang , emang menurut loe ngapain bu sindi di pecat kan bu sindi emang bener lo telat jdi wajar lah klo di hukum , lagian klo gue sih bisa ajah mecat bu sindi tpi atas dasar apa ,ntar klo gue asal mecat orang guru guru yg lain protes gimana ,yakh walaupun guru nggak tau klo sebenarnnya gue yg punya ini sekolahan."
"Si evan bener tu Al ,lo banyakin sabar aja al."ucap dio sambil melanjutkan memakan cemilanya
Mendengar jawaban dari kedua temannya membuat wajah Al berubah menjadi masam.
Mereka pun melanjutkan acara makan mereka dengan tenang .
Suara bising di Arena balapan pada malam yang hening memecah kesunyian malam .
Brummmm....
Brummm....
Brummm...
KAMU SEDANG MEMBACA
Alfirsa(Sedang Revisi)
Teen FictionKisah seorang anak berandalan yang tidak mengenal kasih sayang ,kehangatan sebuah keluarga,dan tidak tau aturan bagaimana jika dia dipertemukan dengan keluarganya dan diperkenalkan dengan semua yang tidak pernah di dapatkan dulu seperti kasih sayang...