25

410 33 0
                                    

'Peran ku telah selesai, selamat berbahagia tanpa kehadiran ku. Ketika kamu memutuskan untuk pergi, apa pernah terlintas di pikiran mu kalau aku berarti? Kepergianmu dengan alasan yg tidak masuk akal, akan aku percayai walau dalam kepura-puraan'

Yg baca tapi gk vote/komen tega hahahah☺️

Selamat membaca, semoga kalian enjoy bacanya. Jangan lupa tinggalkan jejak 🖤

Ketika baru saja ingin berangkat kerja, mobil yang ia kenali berhenti tepat di depan halaman rumah. Senja tidak dapat menyembunyikan senyumannya, jika boleh jujur dirinya merindukan pria triplek itu.

Perempuan itu segera berjalan menghampiri mobil milih Arga "Selamat pagi" sapa Arga.

"Pagi juga kak"

"Arkana ada?" tanya Arga.

Senja menggelengkan kepalanya "Kak Arkana udah berangkat dari tadi"

"Ada perlu?" kali ini Senja yang bertanya.

"Tadinya saya mau pamitan sama Arkana" jawab Arga.

"Biasanya juga langsung jemput aku gitu aja tanpa pamitan sama kakak ku" gumam Senja.

"Saya masih mendengar suara kamu Senja, ayo masuk nanti kita telat" Arga membuka kan pintu untuk Senja.

Selama di perjalanan tidak ada yang bicara, mereka sama-sama fokus. Arga fokus menyetir sedangkan Senja fokus memandang jalanan pagi yang ramai.

Mobil yang dikendarai oleh Arga tidak langsung menuju A'bakery, melainkan ke arah jalan lain lalu berhenti tepat di depan gerobak bubur ayam.

"Saya belum sarapan, ayo temani saya sarapan" ajak Arga, kemudian mereka berdua keluar dari dalam mobil lalu berjalan menuju gerobak bubur ayam tersebut.

"Bubur ayam satu tanpa bawang goreng, kamu Senja?" tanya Arga.

"Aku? gak usah pake seledri tapi bawang goreng nya banyakin ya bang"

Mereka berdua memilih duduk di salah satu kursi yang sudah di sediakan "Tumben belum sarapan?" tanya Senja.

"Kebetulan saya ingin makan bubur ayam disini, makanya tidak sarapan di rumah" jawab Arga. Dan datanglah pesanan mereka.

Setelah menyelesaikan sarapan dan membayar, mereka berdua kembali ke mobil namun sebelum Arga melajukan mobil nya pria itu mengucapkan kalimat yang membuat Senja tertegun.

"Kalau saya bilang, saya rindu apa kamu akan percaya?" tanya Arga dengan mata yang tak luput memandang perempuan yang duduk di hadapannya.

'Saya rindu kamu cahaya, kamu adalah luka yang saya rindukan' batin Arga.

Yang ditanya mengangguk "Aku percaya dan rindu itu menyakitkan kak" jawab Senja.

Andai Senja tau, rindu yang di maksud Arga bukan lah merindukan dirinya namun perempuan di masalalu pria itu

***

Abiyakta memutuskan untuk kembali pulang ke rumah setelah beberapa hari pergi dari sana untung menenangkan pikiran, alasan utama dirinya kembali kerumah karena nasihat dari Senja. Perempuan itu membuat Abiyakta tersadar jika dirinya tidak boleh egois, harus bersikap dewasa dalam menyelesaikan masalah, pergi bukan pilihan menyelesaikan masalah.

Sesampainya di rumah, ia bingung mengapa banyak orang di rumah orangtuanya, bahkan ada kursi yang sedang disusun rapih seperti akan ada acara lamaran. Abiyakta berjalan tergesa-gesa menghampiri Ola yang sedang berbicara pada seseorang.

Senj(A)rga [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang