Bumi dan Bulan
Gadis itu mengusap alis pria yang tertidur di pangkuan nya, kemudian mengusap mata lalu ke pipi, "Mas Bumi, kalau suatu saat aku pergi, secepat nya cari pengganti ku ya" pinta Bulan dengan senyum tipis yang terukir di wajah pucat gadis itu.
Pria bernama Bumi itu pun bangkit dari tidurnya, "Kamu ngomong apa sih? gak usah ngawur, emang nya kamu mau kemana?" jawab Bumi dengan ketakutan yang coba pria itu tutupi, dan ada sedikit kemarahan di balik ucapan itu, ia tidak suka ketika Bulan berucap hal menuju perpisahan.
Senyum di wajah Bulan tak memudar, senyuman yang Bumi harapkan tidak akan hilang, untuk kali ini saja jangan dulu, ia belum siap jika tidak melihat senyum itu walau sehari saja.
"Ke suatu tempat yang tidak bisa kamu datangi" balas Bulan, kali ini senyuman itu hilang di gantikan dengan tatapan sendu gadis itu.
***
"Iya dia lebih baik dari kamu, tapi dia bukan kamu, bukan kamu, yang saya sayangi" Bulan tersenyum tipis mendengar itu.
Ucapan dari Bulan menusuk hatinya seperti di tusuk ribuan jarum. "Berhenti lah berpura-pura menyayangi ku Bumi, jika benar kamu menyayangi ku namun itu percuma, jika yang kamu cintai itu Bintang"
***
"Kamu tau hal yang gak bisa di beli sama kita? Waktu!!!. Tulusnya seseorang bisa di lihat dari waktu yang dia luangkan bukan materi yang dia berikan. Aku gak butuh perhiasan yang kamu kasih ke aku atau pun tas branded yang kamu kasih ini, tas ini lebih cocok kamu berikan pada Bintang" ucap Bulan.
***
Bulan menyuruh Alsaki mencium keningnya tepat ketika pintu Jingga florist terbuka, Alsaki langsung mendapatkan pukulan dari sang kakak, pria itu sudah berjanji mau se-marah apapun Bumi, ia tidak akan melawan.
Bulan hanya ingin Bumi membenci dirinya, hingga pria itu tidak sadar jika suatu saat ia pergi dari pria yang dirinya cintai, "Apa yang saya pikirkan tidak benar-benar terjadi kan Bulan?" tanya Bumi.
Jangan lupa baca ya, vote dan komen nya juga🤍🤍🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Senj(A)rga [Ending]
Чиклит*MEMBUAT BAPER DAN EMOSI!!!!! "Maaf" "Maaf?" "Maaf, aku gak bisa, sekali lagi aku minta maaf" setelah itu Senja berlalu pergi dari hadapan Arga, Senja pun tidak tahu mengapa dirinya menolak lamaran dari Arga, tapi bukankah memang seharusnya seperti...