Andai saja,aku selalu menghubungimu dan mengingirim ucapan selamat malam.
Andai saja,
Aku mengisi waktu kosongku bersamamu.
Andai saja,
Aku tau hal ini akan terjadi.
Aku tidak akan membiarkan diriku melakukan hal bodoh itu. Tapi sepertinya aku memang tidak ditakdirkan untuk bersamamu kembali.
Setelah kau berteriak dihadapan ku dengan air mata membasahi pipimu dan keluar dari rumahku tanpa berbalik malam itu, aku akhirnya tau kalau aku baru saja kehilangan mu.
Aku tau kau sudah muak dengan kelakuan selama ini.
"Yoowyoww Jisoo!" Seulgi berseru dan langsung meletakkan lengannya diatas bahu gadis yang baru saja menutup loker. Dengan kedua alis terangkat, ia menatap sahabatnya menghela napas gusar. "Ada apa bung? Kau nampak buruk pagi ini" Seulgi cengengesan.
Jisoo tertawa garing. "Kelihatan banget ya?" Ucap Jisoo dan mulai berjalan meninggalkan loker.
Seulgi menjatuhkan tangannya dari bahu Jisoo untuk melihat raut wajah sahabatnya. "Ya, kau terlihat lebih buruk dari kemarin. Jangan bilang kau rela begadang karna push rank semalam, astaga Jisoo kita punya ulangan harian biologi hari ini. Dasar maniak game" Seulgi terkekeh di akhir katanya namun saat melihat raut wajah sahabatnya hancur ia segera berhenti.
"A-aku putus dengan Jennie"
"Oh kau putu- APA?!!!" Seulgi berteriak tanpa sadar membuat beberapa murid yang berjalan dikoridor menoleh kearahnya sebentar.
"Kau baru saja mempermalukan dirimu sendiri Seul" Jisoo terkekeh pelan melihat beberapa murid yang melewatinya melirik Seulgi kemudian saling berbisik.
"Masa bodoh dengan mereka. Aku tanya sekarang apa kau benar-benar putus ?"
"Ya..." Jisoo mendesah. "Ini salahku, aku selalu mengabaikannya beberapa minggu ini karna permainan sialan itu"
"Kau akhirnya mendapatkan jera" Bukannya mengasihani sahabatnya, Seulgi malah tertawa ringan. Ingat betul sikap acuh Jisoo jika sudah dihadapan layar komputer. Gadis itu benar-benar mengabaikan orang disekitar jika sudah main game.
Jisoo berhenti melangkah lalu menghadap sepenuhnya kearah Seulgi . "Apa yang harus aku lakukan Seul? Jennie terlihat sangat marah dan pagi ini dia tidak menjawab panggilan telponku"
Seulgi menatap Jisoo dengan geli. "Seribu persen aku yakin sebentar lagi Jennie akan datang padamu. Aku tau betul bagaimana gadis itu, kau tenang saja" Seulgi menepuk pundak Jisoo. "Ayoo kita masuk kelas sebentar lagi bel"
"Ku harap apa yang kau katakan benar..."
Seulgi tersenyum. "Jennie sangat mencintaimu Jis, kau tidak repot-repot meminta maaf. Belajar dari masalah yang lalu, dia benar-benar datang kepadamu meminta maaf bahkan menangis saat itu. Sudahlah kita harus pergi sekarang" Seulgi kembali merangkul pundak Jisoo sebelum akhirnya keduanya berjalan bersama.
--
Tiga hari kemudian....
"Jisoo...Jiosss..maksudku Jisoooo Ya Tuhan ada kabar buruk" Heboh Seulgi saat masuk kedalam kelas dan dengan buru-buru duduk dikursi disamping Jisoo yang tengah bermain handphone. Saat itu sudah masuk jam istirahat sehingga hanya mereka berdua penghuni kelas.
"Apaan sih Seul!" Tanpa menoleh Jisoo bicara.
"Aku melihat Jennie berjalan kearah perpustakan bersama murid baru itu" Ucap Seulgi dan tatapannya berubah jadi prihatin saat melihat mata sahabatnya mulai berkaca-kaca. "Jis sebaiknya kau harus bicara dengan Jennie"
KAMU SEDANG MEMBACA
JENCHULICHAENG SHORT STORY
RomanceKumpulan cerita pendek! One shoot - Two shoot ~jenlisa ~chaesoo ~chaelisa ~lisoo ~chaennie ~jensoo Mature content: GxG - G!P 18+💦💦 * update kalau ada inspirasi :D