Joanna ingat sekali. Lima tahun lalu, ketika sedang mengunjungi rumah kakek dan neneknya di Solo, dia bertemu Jeffrey yang baru saja lulus SMA. Anak emas yang selalu digadang-gadang oleh banyak orang di desa sebagai anak pintar karena berhasil masuk di Universitas Indonesia melalui jalur undangan.
Joanna yang saat itu masih berusia 15, tentu saja hanya ikut-ikutan saja. Ikut mendengar berbagai pujian mereka dan sesekali menjawab jika ditanya. Karena dulu, dia memang sama sekali tidak memiliki niat untuk kuliah dan hanya ingin membuat butik jika lulus SMK.
Ya, Joanna tidak masuk SMA. Karena dilarang orang tuanya, sebab anak-anak SMA di daerahnya banyak menciptakan anak nakal dan berujung putus sekolah karena hamil di luar nikah.
Hingga mau tidak mau Joanna harus masuk SMK jurusan tata busana karena orang tuanya memiliki banyak kenalan yang bisa mengawasinya kapan saja.
"Sakit tidak? Maaf, ya? Tidak sengaja."
Saat itu, tubuh Joanna sudah penuh lumpur karena baru saja tercebur di salah satu sawah yang akan ditanami berbagai macam sayur.
Namun, Joanna tidak kunjung bersuara dan hanya mengangguk singkat, lalu mengabaikan tangan Jeffrey yang baru saja diulurkan.
"Sombong banget! Anak desa saja belagu!"
Umpat Jeffrey saat itu, kemudian mulai melajukan sepeda gunung yang tadi sempat menabrak gadis kecil itu.
Namun rasa kesal itu hanya terjadi sesaat. Kaerena malamnya, keluarga Joanna mendatangi rumah kakek neneknya untuk melakukan acara masak-masak di sana. Sebab orang tua Jeffrey dan Joanna sudah berteman sejak lama dan baru kali ini sama-sama memiliki kesempatan saling berjumpa.
"Sakit, ya? Maaf, tadi aku tidak sengaja. Kamu, sih! Kalau jalan tidak lihat-lihat!"
"Tidak apa-apa, aku yang salah."
"Ya, sudah. Main, yuk! Aku punya game seru!"
Jeffrey yang saat itu lebih tua dua tahun dari Joanna, tentu saja sangat mudah menarik tangan Joanna menuju gazebo terdekat. Untuk bermain game zuma di iPad yang baru saja diberikan orang tuanya.
Selama dua minggu, mereka selalu bermain bersama. Orang tua mereka juga tidak melarang karena sudah kenal dekat. Kalaupun Jeffrey berani macam-macam, mereka juga tidak keberatan menikahkan anak-anak mereka meskipun keduanya sama-sama masih belia.
"Aku besok kembali ke Jakarta. Aku suka kamu, mau pacaran denganku?"
Joanna yang memang masih polos-polosnya, tentu saja hanya mengangguk singkat karena mengira cinta mereka akan sungguhan terjalin kuat hingga menikah.
Paling tidak hingga sekarang. Ketika Joanna memutuskan untuk memblokir semua akun sosial media Jeffrey Iskandar. Si anak emas yang sering orang tuanya gadang-gadang sebagai menantu idaman.
Tbc...